Murid Baru

237 10 0
                                    

Sebuah masa di mana orang mencari jati diri.

Remaja, itu yang ku maksud.

Pada masa ini pikiran kita akan mulai memikirkan tentang untuk apa kita hidup, tujuan kita bernafas, atau mengapa kita di ciptakan di dunia ini.

Ya mungkin, karena aku juga baru memasuki masa remaja itu.

Beberapa dari orang bilang bahwa masa remaja yang sebenarnya dimulai saat kau masuk ke SMA.

Aku tidak tahu yang di maksud 'yang sebenarnya' itu. Memangnya ini akan berbeda sekali dengan kehidupanku yang sebelumnya ya? Aku hanya membayangkan bahwa kehidupan SMA itu akan penuh dengan beban pikiran.

Kau tahu bukan? Di SMP saja yang namanya tugas, ulangan, target nilai adalah sesuatu yang sangat membebankan pada kehidupan masa remaja kita. Aku tidak bisa membayangkan betapa repotnya kehidupan SMA-ku yang akan kujalani ini.

Ya walau, asalkan ada dia mungkin aku akan terus semangat dalam menjalani proses melewati masa remajaku ini.

Apakah kalian punya seseorang yang kalian jadikan penyemangat? Penyemangat bukan hanya orang yang kau sukai sebenarnya. Banyak orang yang punya sesuatu untuk di jadikan penyemangat berbeda-beda.

Tapi sayangnya aku tidak perduli dengan itu. Yang kuperdulikan adalah senyuman manis Hanabi. Haha..

--

Berbagai persiapan telah ku siapkan sebelumnya. Belajar bersama Hanabi, melihat materi di internet, dan menerima segenap ilmu dari Kak Sakura-ku yang imut.

Imut di sini dalam artian manis.

Meskipun lebih manis Hanabi. Haha..

Tapi sepertinya persiapan yang kulakukan itu sia-sia. Berbagai soal telah kupelajari, tapi tidak ada satupun yang kupelajari muncul di kertas yang ku pegang saat ini.

Ini pelajaran matematika, padahal baru semalam aku mempelajarinya.

"Aku harus bagaimana."

Tenang Naruto, berpikirlah. Cari peluang yang bisa kau gunakan.

Peluang? Hm, di lembar soalku ini hanya ada soal pilihan ganda saja.

Oke ini kesempatan menggunakan kekuatan keberuntunganku.

--

Dan betapa beruntungnya aku, aku lulus tes. Setelah di tes materi pertama aku menggunakan kekuatanku, materi selanjutnya ternyata mudah semua.

Maaf aku sombong, Haha.

"Halo, Naruto."

"Ah, Hanabi."

Kini aku sedang duduk di bangku taman yang dulu aku kira lapangan sepak bola, luas sekali di sini.

Dan seakan seseorang ingin menunjukan bahwa kisah ini adalah kisah aku dan Hanabi, tiba-tiba Hanabi mendatangiku.

Memanggilku dan tersenyum manis.

Ah, maksudku senyuman yang manis sekali.

Dia lalu mengambil tempat di sampingku.

"Aku lulus tes, Naruto."

Kembali dia tersenyum, tapi kali ini senyumannya memperlihatkan sedikit giginya Hanabi yang putih. Senyuman ceria yang tersirat rasa bangga di sana.

"Selamat kalau begitu."

Aku pun membalas senyumannya. Walau aku tidak tahu apakah senyumanku itu sebanding dengannya, karena kemanisan Hanabi tidak ada yang menandingi. Haha...

MalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang