🌷اسلام عليكم ورحمه الله🌷
Ya Allah jagalah cintaku kepadanya, agar aku tak mencintainya lebih dari mencintai-Mu
-Ainun Azhka Hafizhah-
***
Sesampainya di sana mereka terdiam sesaat hingga Athar memulai pembicaraan nya "Nun Kakak mau ngasih tau sesuatu ke Ainun. Ini adalah waktu yang tepat untuk memberi tahu kamu." Ucapnya dengan nada tenang menatap ke arah pohon mangga yang sudah tua.
Ainun nampak gelisah. Ia takut ada hal yang tak diinginkan akan terjadi. Dalam hati ia berdoa semoga tidak terjadi apa apa.
"Setelah lulus Kakak mau lanjutin sekolah ke Spanyol. Keluarga kakak akan pindah ke sana dalam waktu yang cukup lama." Lanjutnya serius tak mengalihkan pandangan nya.
Bagaikan tersambar petir Ainun merasakan sesak di dadanya. Ia harus tahan agar tak menangis dan terlihat cengeng di depan Athar.
"Ka-kalau begitu ka-kakak mulai siap-siap da-dari sekarang. Ka-kakak jangan lupa oleh-oleh buat Ainun." Suaranya bergetar menahan tangis. Ia menyelipkan candaan agar Athar tak curiga.
Belum sempat Athar menjawab suara Bu Dzakirah memanggil membuat keduanya mengalihkan pandangan "Eh ada apa ini?" Tanya Bu Dzakirah kepada kedua nya.
"Gak ada apa-apa kok Ma. Kita cuman ngobrol sebentar emangnya ada apa Mama manggil Athar?." Sahut Athar mendahulukan Ainun yang hendak berbicara.
"Oh iya Mama sampai lupa alasan mama manggil kamu. Mama mau balik soalnya ini sudah malam." Kata Bu Dzakirah. Setelah tau maksud dari Mama nya Athar pun mulai meninggalkan halaman belakang yang masih terdapat Mama nya dengaan Ainun.
Bu Dzakirah yang melihat sikap Athar hanya menggelengkan kepala. "Ainun Mama pulang dulu ya." Kata Bu Dzakirah sambil memeluk Ainun. Hangat yang dirasakan oleh Ainun tapi ini masih belum cukup menghangatkan hati nya yang beku seketika.
"Iya Ma hati-hati di jalan." Jawab Ainun keduanya pun melepaskan pelukannya.
Tinggalah Ainun sendiri di halaman belakang rumahnya dengan hatinya yang hancur dan sakit.
Bu Dzakirah menyusul anaknya dan suaminya yang telah siap di mobil. Ia pun membuka mobil depan dan duduk bersebelahan dengan suaminya.
Athar duduk di belakang mobil kedua dengan kesendirian begitu pula dengan hatinya. Ia jelas tau jika Ainun menahan tangis dan hancur tapi ini demi kebaikannya sebelum dia mengetahui nya dari orang lain.
***
Dilain tempat
Ainun menangis sejadi-jadinya di dalam kamar meluapkan rasa sesak didadanya yang sedaritadi ia tahan.
Setelah kejadian di halaman belakang. Ia langsung menuju kamarnya untuk menumpahkan segala rasa resah.Meski sekuat apapun Ainun menahan tangisnya jika ia masih perempuan yang tergolong labil pasti akan ada kekhilafan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 tetapi Ainun masih tiada henti menangis. Ia harus kuat tidak boleh menangis hanya karena hal yang tak halal baginya. Ia pun menyudahi tangisnya dengan mengambil wudhu untuk menenangkan diri.
Dengan tangan yang membawa Al-Quran di peluknya ia memulai membaca nya dengan cara ini ia bisa melupakan hal yang terjadi beberapa menit yang lalu. Ia sudah salah menangisi ciptaannya dan membuat sang pencipta cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah
Novela JuvenilDi mulai dari pertemuan dua insan hingga menceritakan segala kisah di dalam keduanya. "Saya akan berusaha untuk mendampingi mu dan menuntunmu ke jalan-Nya, hingga kita akan bertemu kembali di Surga-Nya." -Afran Athar Gibran- "Saya percaya pada All...