5. Kejutan biasa saja.

60 9 11
                                    


Biasanya kalau mama malas masak macam-macam itu Yara selalu ambil jalan pintas a.k.a beli mie instan. Kebetulan di gang paling depan komplek itu ada grosiran barang harian. Jadi ya tinggal jalan saja gitu.

Simpel.

Seperti sore ini. Mama gak masak, buat Yara harus rela korbankan lima ribu rupiahnya untuk beli sebungkus mie instan kari ayam spesial, sisanya buat beli telur, karna kalau makan mie tanpa telur itu gak lengkap, seperti aku tanpa kamu.








Haha.

Ngetik apa gue barusan?😒

















Ukay kalem gengs, kembali ke Yara👌

Hari-hari sebelumnya ya biasa saja kalau ke grosiran. Tapi sebulan belakangan bawaannya malas gitu, soalnya selalu ada Yoongi disana.

Bukan di grosiranya. Tapi di Fitnes yang letaknya tepat di sebelah grosir dong😭

Gimana coba, jam kerja ataupun enggak, mereka bisa ketemu kapan saja. Ibarat kata nih ya, 👇 (harus disusun perbaris, biar berasa puitisnya)

Lagit malam dengan bulan.
Kumakan manisan namanya gulali.
Yara pusing sampai mau pingsan.
Ketemu Yoongi berkali-kali.

YA GITULAH POKOKNYA.

Intinya, di sebelah ruko grosir langganan Yara, terbangun ruko baru. Dengan huruf kapital bercetak tebal bertuliskan Fitness Anugrah, yang usut punya usut adalah milik Yoongi Prayoga.

Gosipnya dapat dari Taehyung, ofc👌

Bukan gosip sih, fakta lebih tepatnya.

Eh, dek Yara tumben?”

Bang Jinan yang nyeletuk. Anaknya pakde Supri si pemilik grosiran. Sambil masukin mie instan Yara ke dalam plastik Jinan senyum-senyum sendiri.

“Iya bang, lagi pengen mie.”

Jinan cengengesan sambil kasihin kembalian lima ratus perak. “Sering-sering kesini lah dek, kabar baik?”

Yara yang dapat service begitu ramahnya langsung balas senyum pakai senyuman termanis.

“Baik dong bang! Abang gimana itu muka makin glowing aja.”

“Oh jelas, kan mau wisuda. Skin care—an lah dek.”

Akrab betul. Yara senang lah punya temen bentuknya seperti ini. Ya habisnya Jinan ganteng. Manis juga, kalah lah yang namanya Yoongi.

Sindir terosssss👌

“Makasih bang. Ini gak ada di bonusin apa gitu bang?”

“Belanja goceng minta bonus, jadi istri Abang aja dulu lah?”

“Yaelah bang, wisuda baru besok aja gegayaan mau lamar anak orang.”

Jinan ketawa.

Bentukannya begini nih.

Bentukannya begini nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh maap salah file.

Begini yang benarnya. Serius!

Ganteng? GANTENG DONG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ganteng? GANTENG DONG!

Ganteng mana sama Yoongi? Sindir terossss👌

Ya sudahlah tampak samping saja ya, kalau tampak depan nanti suka. Terus list bias bertambah, kan repot kalau mereka comeback. Duit aman?

Hehe,.

Detik berikutnya Yara putar arah gengs, geli juga di gombalin terus. Untung ganteng.

Sialnya saat baru saja sampai teras ruko, sudah ada Yoongi disana. Gelagatnya sih seperti ingin beli sesuatu.

Yara sudah membatin panik duluan, padahal Yoongi santai saja.

Sapa kagak nih? Yaelah cobaan hidup gak kelar-kelar.

Memilih berlaku sopan sebagai anak gadis didikan terbaik dari mamanya, Yara senyum manis, lantas menyapa formal seperti biasanya.

“Sore pak.”

Yoongi diam saja. Matanya perhatikan kantong plastik belanjaan Yara. Tangan tersimpan dalam saku celana Gucci keluaran terbaru, sedangkan kaki menapak angkuh di balut sandal Gucci pula.

“Sore.” bibirnya senyum tipis sekali. Terkesan gak ikhlas. Tapi Yara sudah biasa, sudah terlatih patah hati.


















Ngetik apa gue barusan?😒

Kalau responnya seperti itu berarti Yara aman. Ketimbang gak di jawab sama sekali. Apalagi kalau Ingat perkara blokir nomor tempo hari.

Yara boleh bernapas lega lah ya.
Jadi dia putuskan untuk lanjutkan langkah menuju rumah Taehyung, berniat Jambak rambutnya hingga rontok. Lalu dibawa ke dukun untuk bahan santet:)

Boleh juga idenya.

“Yara, bisa bicara sebentar?”

Yoongi putar badan menghadap Yara sepenuhnya, tatapannya yang memang sudah serius jadi semakin serius. Bau-baunya sih mau bahas soal kerjaan.

“Disini pak?”

“Gak mungkin di rumah saya, kejauhan.”

Penyesalan itu timbul secara perlahan, nyesal sekali sudah bertanya. Juteknya kambuh si bapak teh.

“Jadi gini, bulan depan kamu saya pindahkan ke cabang kota, mau?”

Ingin tertawa saja rasanya. Disini saja sudah sulit apalagi di cabang kota yang semakin sibuk saja kerjaannya. Yang Yara tau, cabang kota itu lebih besar lagi dari toko yang sekarang Yara olah.

Teringat akan ucapan bapak bos yang terhormat saat breafing tempo hari. Masih menusuk di relung jiwa teman-teman. Yara sakit hati, jadi dengan segenap kesakitan yang terkumpul mengundang dendam. Yara putuskan untuk menjawab tanpa rasa segan sama sekali.

“Wah, sayang sekali ya pak. Bulan depan saya mau undurkan diri.”

Setelah mengucapkan kata keramat itu, lidah Yara menjadi keram. Jadi dia kulum kuat-kuat seperti mengemut permen. Gak bohong! Sakit beneran!

Semakin sakit saja saat Yoongi hanya diam, Yarapun begitu. Tiba-tiba angin dingin bertiup lembut. Dedaunan kering jatuh menghantam tanah. Dan benar-benar hening.



















































BARUSAN GUE BUNUH DIRI GAK SIH?! —Tiara Andini yang mulai sadar:)

Sorry, Sir!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang