Yara bersumpah bahwa dia akan kabur, dia bahkan sudah atur semuanya. Dari mulai pakai flatshoes supaya larinya gampang, dan pakai celana panjang di balik gaun panjangnya.
Semua sudah siap.
Yara juga bawa uang lebih, siapa tau tempatnya jauh dan butuh ongkos ekstra untuk bayar abang Gojek.
Dan memang benar tempatnya jauh.
“Bang, tangannya...”
Aneh ya kalau panggil Abang?
Itu hasil perdebatan panjang selama perjalanan, Yoongi gak mau di panggil bapak dengan alasan dia bukan lagi Bos Yara. Dan minta di panggil Abang karna umur yang gak jauh beda.
Cuma tujuh tahun.
Iya, tujuh tahun.
Ukay, Yara gak masalah sama sekali. Yang jadi masalah adalah tangannya yang terus di pegang Yoongi.
Di tarik sepanjang jalan. Bukan di gandeng. Tapi di tarik.
GIMANA MAU KABUR, COBA?
“Kenapa? Gedung ini besar, nanti kamu nyasar.”
Ya tapi kan gue mau kabur, ngke!
“Tangan gue keringetan bang.”
Yoongi berhenti, otomatis Yara juga berhenti. Gugup setengah mati saat Yoongi tatap dia dengan agak... Marah?
“Ngomong apa, tadi?”
“Tangan gue keringetan.”
“Ulang?"
Eh buset, ini berhenti di depan lift yang bisa terbuka kapan saja, Mau ajak debat atau gimana, deh?
“Tangan gue keringetan, bang! Lepasin dulu!”
Yoongi hela napas sebelum lepaskan tangan Yara. Habis itu dia tekan tombol naik pada lift.
“Gak ada kata Lo—Gue disini, ubah pakai Aku—Kamu.”
Setelah itu Yoongi masukan tangannya ke saku, ambil sapu tangan lalu taruh itu di telapak tangan Yara sebelum dia genggam kembali.
ANJAYYYYYYYYYYYY!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Sir!
Teen FictionIni jadinya kalau terlambat masuk kerja dan gak mau lihat Jam. "Gak usah lihat jam, nanti panik!" Boleh deh, siap-siap di panggil sama bos besar aja deh kalau gitu, ya? . . . [26sep-On going!]