6. Jangka Teduh

25 1 0
                                    

Selalu ada pertemuan hening
kalah riuh dan gaduh menyelinap kukuh dan gemuruh

- Tuan Rakit -

Hari berat berhasil membuat rindu tatya kembali sekarat, rindu mama dan rumah, rindu kasur juga kamar nya

"Ma.... sedang apa ?" tanya tatya memulai bincang dengan jarak yang renggang

"Ngobrol sama kakak nih di telepon" ucap nya riang kepada tatya, putri bungsu nya yang harus tumbuh dewasa

"Sudah makan ?" Tanya tatya lagi dengan bendungan rindu yang hampir banjir

"Sudah, tya ?" jawab dan tanya mama mulai singkat

"Sudah ma, mama sehat kan ?" Tanya nya lagi menghidupkan kesan riang

"Alhamdulillah, Tya juga kan ?" Tanya mama dengan lembut

"Iyaa ma" seakan kelembutan mama mendamaikan rindu nya

"Gimana OSPEK nya ? lancar nak ?" tanya mama dibelahan bumi lain yang ingin memastikan putri nya itu baik - baik saja

"Alhamdulillah, lancar ma" Tatya tidak ingin membagikan perasaan dan insiden buruk yang dilalui beberapa hari lalu, tentang jatuh dan yang lain nya cukup dia dan waktu saja yang tau, jangan mama.

"Sudah sholat belum ?" tanya mama lagi

"Sudah ma, tinggal tidur aja" Jawab tatya ringan

"Ya sudah, istirahat. Jaga kesehatan, yang semangat kuliah nya ya, kalau perlu apa - apa langsung telepon, kalau kenapa - napa juga, ingat ya ty" mama berbicara panjang penuh perhatian yang justru membuat air mata tatya jatuh diujung penantian

"Iyaa ma, mama juga" nafas nya sedikit tertahan

Ada begitu banyak rindu dan resah yang sering ia peran sendiri, tidak mau berbagi, dengan mama atau sahabat.
Untuk nya, mama harusnya dikuatkan bukan lagi menguatkan.

______________________________________

25 Juli 2015, hari kepergian papa, hari dimana dunia kami tidak lagi dilengkapi oleh nya, hari dimana mama menangis dengan hebat nya, sedang aku meringkuk ketakutan sebab kehilangan ayah untuk selama - lama nya.

Semua pandangan ku gelap, kurangkul dua adik ku yang hidung dan mata nya memerah sebab tangis.

Rumah kami ramai dengan orang - orang yang datang berkabung, dengan suara surah Yasin yang kian dengung, juga nasihat - nasihat dari keluarga dan kerabat untuk tetap kuat.

Mama berhenti dari tangis nya, lalu menemui ku dan adik - adik, menyuruh kami mengambil wudhu untuk ikut mensholatkan papa, aku diam saja, kedua adik ku berlalu, mama memeluk ku

"Ty, hidup di dunia ada jangka waktu nya, semua yang kita rasakan juga ada jangka waktu nya, Waktu tidak salah, takdir juga tidak salah, kita yang salah karena tidak pernah mempersiapkan diri untuk semua hal itu" ucap mama sambil menahan tangis

"Ayo wudhu ma" kuraih tangan mama

______________________________________

Sambungan telepon itu sudah terputus namun rindu tatya belum hangus. Mama adalah tulang punggung keluarga, yang harus berjuang sekuat tenaga untuk menyekolahkan anak - anak nya

Tatya sendiri faham betul bagaimana beratnya menjadi mama, seorang guru sekolah dasar yang ingin anak - anak nya tumbuh menjadi orang besar

Mama tidak selalu menunjukkan kasih sayang secara gamblang, dia membuktikan nya dengan terus membuat kami merasa memiliki orang tua yang lengkap tanpa ada yang hilang, tanpa ada yang kurang.

Dan, sekarang giliran Tatya untuk berjuang di rantau orang, untuk menyelesaikan amanah yang telah Allah dan mama percayakan. Untuk membalas letih nya mama, meskipun mungkin tak akan bisa.

Dia hanya ingin mama nya bangga, pernah memiliki seorang putri sederhana yang ingin melengkungkan senyum indah, yang tidak ingin banyak merepotkan, meskipun kenyataan nya begitu, yang tidak ingin mama merasa sedih

"Tatya sayang mama" ucapnya setelah sambungan telepon itu berakhir

********

Tatya meletakkan handphone nya tepat di samping kasur, hingga sebuah pesan whatssApp dari nomor tak bernama memaksa nya meraih telepon itu kembali, dengan mata mengantuk

Assalamu'alaikum
Hai ty
ini gue kak Rifan
panggil aja Rifan kalo Lo mau
Good night ya
Enggak usah di bales
save aja nomor gue

Spontan tatya membelalakkan mata nya membaca pesan itu, pesan yang tidak pernah terfikir oakan memasuki beranda whatsApp nya

"Serius kak Rifan ? dia dapet nomor aku dari mana ? ini beneran kak Rifan ?" Tatya bertanya sendiri, dengan nurani nya barang kali

Tidak percaya bahwa Rifan akan mengirimi nya pesan, dan aneh nya tidak minta dibalas

"Dia nge - chat tapi enggak minta balesan, cuman nyuruh aku nge - save kontak doang ?" Dia bertanya sendirian lagi, kali ini dengan pola fikirnya

"Biarin ah, masa bodoh" tatya meletakkan handphone nya kembali

Tetap saja taktik "masa bodoh" nya tidak berjalan mulus, fikiran nya masih terus bertanya - tanya, masih terus menulusur kenapa Rifan mengirimi nya pesan

Tatya tidak terkesan tentu, kecuali jika ifa yang mendapat pesan itu pasti ia sudah menjadi tidak karuan.

Ia memilih untuk memutus pertanyaan - pertanyaan itu dan tidur sebab besok pagi harus ke kampus.

tetap saja, perasaan deg - deg an nya hanya ia tutupi dan tidak hiraukan

"Dasar aku" gumam nya lalu tidur

Dengan harapan akan bermimpi sudah berhasil membahagiakan mama dan melihat senyum papa di surga

Dengan harapan akan ada sebuah perasaan yang menyapu keresahan

______________________________________

Jangan lupa vomment ya guys
yuk saling dukung ❤️💌




Dengan cinta
Author yang suka molor

see you next page :)

Tuan RakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang