10. Sembilu lalu

17 0 0
                                    


Apa - apa yang hilang, sebenarnya tidak pernah benar - benar kita miliki, kita terlalu sibuk merasa, dan lupa menjadi perasa

- Tuan Rakit -

_____________________________________

09 Maret 2015

Rifan masih fokus pada jalan dan tidak berniat menoleh kiri - kanan, gadis manis disamping nya masih mengoceh penuh kebahagiaan, dan Rifan mendengarkan tanpa perasaan

"fan, aku seneng banget bisa terus sama kamu sampai di fase ini, ya meskipun kita beda kampus, se - enggak nya kita nggak beda perasaan kan ?" tanya nya dengan tulus

dan Rifan ? begitulah, masih sama ketus, dia ingin menjelaskan dengan halus, apa - apa yang seharusnya tidak diharapkan gadis itu lebih jauh, tetapi khawatir kata - kata nya akan terdengar menyakitkan

"nikmati aja fase - fase yang membuat kamu merasa bahagia sa" ucap Rifan dengan banyak pertimbangan, dengan harapan si gadis mengerti apa yang dimaksud oleh Rifan

"Disini, cuma aku yang berbahagia fan ?" suara gadis itu lain kali ini, mulai dalam dan pelan

Mobil yang dibawa oleh rifan terus melaju dengan tenang, hingga pertanyaan yang baru hadir itu membuat nya menghentikan mobil itu

"sa, kalau kamu bahagia, aku juga bahagia" Rifan coba menjernihkan suasana, tetapi justru itu semakin menodai perasaan nya

si gadis menarik tangan Rifan, dan menggenggam jemari nya dengan lembut, memperhatikan sebuah cincin putih yang melingkar cantik di jari manis Rifan

"Makasih, kita akan sama - sama berbahagia kan fan ?" tanya nya lagi dengan penuh pengharapan

Rifan benar - benar ingin mengungkapkan bagaimana perasaan yang dimiliki Rifan terhadapnya, namun tidak tega melukai gadis lembut ini

"Iya sa, pasti" Rifan menjawab dengan konsekuensi yang tidak pernah ia fikirkan sebelumnya

______________________________________

Dara harus berurusan dengan Rifan kali ini, semua bukti dan rekaman CCTV telah disiapkan oleh Andi, jika bukan karena ia seorang wanita, mungkin Rifan sudah akan memukuli nya sejak di kampus tadi

Rifan sudah duduk dengan keadaan gelisah di kafe North, tempat nongkrong kekinian bagi para anak muda menghabiskan kegabutan mereka, namun kali ini lain, Rifan justru ingin menghabisi dara dan kekesalan nya

Dara muncul, dengan raut wajah sombong bercampur takut, seperti sudah bisa menebak apa yang akan Rifan katakan

"Tumben lo ngajak gue nongkrong, ada apa fan ? lo mulai tertarik sama gue ?" tanya dara tanpa rasa bersalah dan kepercayaan diri yang sudah mencapai luar angkasa

"to the point, Lo mau semua nya berakhir di kantor polisi, atau kita selesaikan disini ?" tanya Rifan ketus dan tajam

"Maksud lo apa ? gue nggak ngerti" dara masih mengelak

Rifan melihat handphone nya, mencari sesuatu yang ingin ia tunjukkan kepada dara, sebuah video yang menunjukkan perbincangan dara dengan lelaki bajingan yang memukuli tatya sebelum ini

"Lo liat, dan jelasin" Rifan menunjukkan

Wajah dara berubah pucat, "Emang kenapa kalau gue ngobrol sama orang ini ? Lo nggak punya hak ngatur gue mau berhubungan sama siapa pun" dara masih sombong

"Kalaupun gue punya hak, gue gak akan mau gunain hak gue itu ke lo, dan gue nggak perduli" Rifan ketus
"dia, orang yang mukulin tatya kemarin, lo yang nyuruh dia kan ?" Rifan langsung bertanya

Tuan RakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang