BAGIAN 6

1.4K 58 1
                                    

Seorang laki-laki berpakaian compang-camping muncul dari balik rimbunan semak. Di pinggangnya tergantung sebuah guci arak. Juga tangannya yang tak lepas mencekik leher sebuah guci lagi. Sebentar- sebentar dituangnya cairan arak ke mulutnya.
"Huh! Habis!" dengusnya sambil menggoyang-goyang guci arak yang telah kosong.
"Setan Arak," gumam Sanggamayit.
'Tanpa diundang kau pun muncul juga di sini."
"Hik hik hik...," Setan Arak tertawa  mengikik seraya menoleh ke arah Sanggamayit.
Setan Jerangkong dan Iblis Mata Satu melompat bersamaan, lalu berdiri di samping kanan dan kiri Sanggamayit. Di tangan mereka masih tergenggam senjata. Sementara Rangga menatap tajam pada Setan Arak. Dia teringat laki-laki tua yang sekarat di rumah Kepala Desa Ganggang yang mengatakan kalau Setan Arak lah yang menculik Ratih. Tapi di mana Ratih sekarang berada? Dan kini, Setan Arak hanya sendirian saja.
"Kau punya urusan dengan mereka, anak muda?" tanya Setan Arak seraya menoleh pada Rangga.
"Aku juga punya urusan denganmu, Setan Arak," sahut Rangga dingjn.
"He he he..., kita baru kali ini bertemu. Tidakkah kau salah ucap?"
"Di mana Ratih kau sembunyikan?" tanya Rangga spontan.
"Gadis cantik itu? Ada! Dia baik- baik saja. Kau kekasihnya?"
Merah padam wajah Rangga melihat tingkah Setan Arak yang seperti tak berdosa saja.
"Kalau iya, kau mau apa? Tunjukkan, di mana Ratih kau sembunyikan?!"
"Sabar, anak muda. Aku justru ke sini  ingin mencarimu. Gadismu itu tidak kurang suatu apa-pun. Hanya dia perlu sedikit istirahat untuk memulihkan...."
"Setan! Kau apakan dia?!" geram
Rangga memutus kalimat Setan Arak.
"He he he...," Setan Arak hanya
tertawa saja.
"Bedebah! Kau harus bayar mahal atas perbuatanmu!" geram Rangga makin memuncak kemarahannya.
Seketika itu juga Pendekar Rajawali Sakti melompat sambil mengirimkan jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali” ke arah Setan Arak. Namun belum sempat Pendekar Rajawali Sakti menjatuhkan tangan, tiba-tiba terdengar teriakan keras mencegah.
"Kakang, jangan...!"
Rangga langsung menoleh. Tampak Ratih berlari keluar dari semak-semak tempat Setan Arak tadi muncul. Ratih segera menghampiri Rangga. Tentu saja Pendekar Rajawali Sakti ini menjadi bingung melihat keadaan Ratih yang seperti tidak terjadi apa-apa atas dirinya.
"Ratih, kau tidak apa-apa?" tanya
Rangga.
"Tidak, Kakang. Kakek Setan Arak telah menolongku," sahut Ratih.
Rangga menatap Setan Arak yang masih terkekeh. Kakinya terayun mendekati dua anak muda itu. Bola mata Rangga memandang Ratih dan Setan Arak bergantian. Dia masih kurang percaya kalau laki-laki berpakaian compang-camping ini telah menyelamatkan Ratih. Terngiang kembali kata-kata lemah dari laki-laki tua yang sekarat di pojok rumah Ki Jagabaya. Apakah telinganya yang kurang beres pada saat itu? Atau laki-laki tua itu yang salah lihat? Pikiran Rangga terus berputar.
"Seharusnya aku memang tidak pergi," pelan suara Rangga seperti menyesal.
"Mereka datang ketika Kakang
belum lama pergi," sahut Ratih. "Mereka? Mereka siapa?" desak
Rangga.
Ratih menatap Tiga Setan Neraka. Rangga cepat mengerti bahwa tiga orang itulah yang membantai keluarga gadis cantik ini. Geraham Pendekar Rajawali Sakti bergemelutuk seketika. Benar- benar keji, membantai habis satu keluarga. Bahkan kini mereka menyebar fitnah!
"Maafkan kekhilafanku," ujar
Rangga menatap Setan Arak
"He he he...," Setan Arak hanya terkekeh saja.
Rangga melangkah menghampiri Tiga Setan Neraka yang masih diam di tempat. Namun baru saja melangkah dua tindak, tangan Setan Arak merentang menghalangi.
"Kau tidak bisa melawan mereka
dengan tangan kosong," kata Setan
Arak.
Rangga menurunkan tangan Setan Arak dengan lembut sambil tersenyum tipis. Sama sekali dia tidak bermaksud meremehkan peringatan laki-laki kumal itu. Ucapannya memang benar, tanpa senjata rasanya sulit mengalahkan mereka bertiga.  Tapi Rangga masih yakin dan ingin mencoba lagi dengan jurus-jurus andalannya.
Langkah kakinya terayun kembali menghampiri Tiga Setan Neraka yang telah bersiaga penuh. Semua percakapan tadi telah mereka dengar dengan jelas. Tidak dapat dipungkiri  kalau Tiga Setan Nerakalah yang membantai hampir seluruh keluarga  Ki Jagabaya dan pekerja-pekerja di rumah itu. Hanya Ratih yang selamat  karena ditolong oleh Setan Arak.
Sanggamayit memanfaatkan
kemunculan Setan Arak dengan meletakkan guci arak di lantai. Hal ini dimaksudkan untuk mengelabui agar semua orang menyangka kalau perbuatan itu dilakukan oleh Setan   Arak. Ternyata rencana jahatnya itu tidak berumur panjang. Maka kini Tiga Setan Neraka harus menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.

4. Pendekar Rajawali Sakti : Kitab Tapak GeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang