Bagian 15

36.8K 1.7K 33
                                    

Typo bertebaran

Happy reading gaes

________________________

"Kita akan pergi kemana Ma?" tanya Raffa begitu mereka memasuki sebuah mobil yang dikirim oleh Dava untuk menjemput mereka.

Mobil itu datang menjemput tepat ketika mereka selesai berkemas. Tak banyak barang yang Alea bawa. Lagipula semua properti di rumah itu punya sang pemilik rumah. Jadi Alea hanya membawa dua buah koper berisi pakaiannya dan Raffa.

Alea merangkul pundak Raffa sembari menyandarkan kepala anak itu di dadanya. Lalu mengecup puncak kepala sang putra dengan perasaan gundah gulana.

"Sayang, mulai sekarang Raffa dan mama akan tinggal dirumah om Dava." Alea memejamkan matanya hanya untuk meredakan hatinya yang mendadak terasa nyeri ketika mengatakan kalimat itu.

Raffa mendongak menatap wajah mamanya dengan bingung, ketakutan juga tak luput terlihat di kedua netra coklatnya.

"Om Dava yang galak itu ya Ma?"

Alea tersenyum lembut. "Om Dava itu aslinya baik sayang, dia hanya lagi marah sama mama." Lalu mengangkat dagu Raffa dan memberikan kecupan singkat di pipi kanannya.

"Memang mama nakal ya makanya om Dava marah sama mama?" tanya Raffa dengan puppy eyes-nya.

Mendengar pertanyaan polos anaknya malah menghadirkan senyuman di wajahnya yang muram. Kemudian Alea mengangguk perlahan, mengiyakan ucapan sang putra.

"Kalau begitu mulai sekarang mama jangan nakal lagi biar om Dava nggak marah lagi sama mama."

Alea kembali mengangguk dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Raffa juga janji akan jadi anak baik biar om Dava sayang sama Raffa."

Sejurus kemudian Alea meraih anaknya kedalam pelukan, ia menggigit kuat bibirnya agar tak ada isakan yang lolos dari bibirnya. Sungguh rasanya seperti ribuan belati menghunus hatinya bersamaan saat mendengar kepolosan dan ketulusan anaknya. Ia sadar telah melakukan hal yang salah dengan memisahkan Raffa dari Dava. Tapi saat itu bahkan ia tidak memiliki pilihan lain selain membawa dan menyembunyikan Raffa dari semua orang, termasuk dari Dava dan Julia.

Tanpa terasa mobil yang mereka naiki telah memasuki sebuah komplek mewah, Alea mengetahuinya karena komplek itu berada di wilayah yang tak jauh dari rumah kontrakannya. Pelipis Alea berkerut, ia mengira Dava akan membawa mereka ke rumah lama mereka yang ada di ibu kota. Alea tidak menyangka bahwa tinggal bersama pria itu berarti tinggal dikota yang sama dengannya tinggal sekarang ini. Alea merasa dibodohi. Tapi bukankah itu salah Alea sendiri yang tidak bertanya lebih dulu kepada pria itu.

Alea kembali memejamkan matanya, merasa bahwa kesempatannya untuk bertemu dengan Julia dan anaknya kembali hilang.

"Kita sudah sampai Nona."

Tak lama, supir yang sepanjang perjalanan hanya berdiam diri akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat Alea harus membuka kedua matanya. Tak menunggu lama pandangannya langsung disuguhkan oleh penampakan sebuah rumah mewah nan megah dari balik kaca pintu di sebelahnya.

Si supir yang keluar lebih dulu langsung membukakan pintu disebelah tempat Alea duduk.

Sementara itu Alea masih terpaku dikursinya. Menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan. Setelah melakukan ritual untuk menenangkan diri tersebut, Alea mengajak Raffa untuk keluar dari mobil.

Para pelayan yang sejak tadi telah berjejer rapih didepan teras rumah, sesegera mungkin menyongsong kedatangan mereka dengan ramah.

"Selamat datang Nona Alea dan Tuan muda Raffa."

Love From The Past (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang