Sebelumnya saya minta maaf kalau posting ceritanya agak lama dari biasanya, karena sedang banyak kendala juga di mundane. Seperti biasa jangan lupa voment yaaa.. untuk sider juga selamat datang. Selamat membacaaaa
---
Mereka berjalan berdampingan dengan Jimin yang menggendong Jungmin, Jungkook yang membawa tas belanjaan dan Jongin yang menggandeng tangan mungil Minguk –anak Jongin dan Luhan- menuju kawasan apartemen milik mereka. Jongin tak lain adalah tetangga satu apartemen Jungkook dan Jimin yang hanya berbeda satu lantai dengan mereka. Kebetulan bertemu di kedai saat Minguk merengek ingin corndog, jadinya mereka bertemu di pintu masuk kedai.
"Bagaimana kabar Luhan-ge?" tanya Jimin sekedar basa-basi untuk memecah suasana sepi diantara mereka.
"Ah Luhan baik-baik saja, dia agak sibuk akhir-akhir ini. Jadinya akulah yang merawat Minguk.." jawabnya santai, mengabaikan tatapan sinis Jungkook yang terasa menusuk saat Jongin mencoba tersenyum untuk Jimin.
"Hm, ya aku lupa kalau Luhan-ge sedang di Shanghai sekarang.."
Setelah itu, suasana menjadi sepi kembali dan terkesan canggung, apalagi dengan Jungkook yang terus menatap Jongin dengan tatapan menyipitnya.
"Appa, Minguk ingin digendong" ucap Minguk yang sedari tadi ingin digendong seperti Jungmin. Jungmin yang berada di gendongan Jimin hanya menatap Minguk yang berada di bawahnya dengan tatapan lugunya. Sesekali anak berumur tujuh bulan itu tertawa tanpa suara saat Minguk menatapnya balik.
"Oke, Appa gendong ya. Tapi jangan rewel!"
Minguk mengangguk dan merentangkan tangannya pertanda ingin digendong. Setelah berada di dekapan Jongin, Minguk memandang Jungmin dengan tatapan yang sangat dalam seolah tengah melakukan komunikasi antar bayi dengan bocah tujuh bulan itu. Minguk mengulurkan tangannya untuk menyentuh kepala Jungmin.
Jika dilihat dekat, Minguk dan Jongin sama sekali tidak mirip apalagi dengan wajah Luhan. Yah, tentu saja, Minguk adalah anak angkat pasangan Jongin dan Luhan. Melihat kenyataan bahwa Luhan tidak bisa melahirkan karena gendernya dan lagi Luhan tidak diberkati karunia untuk menjadi salah satu pemuda yang dapat menjalani male pregnancy. Minguk mereka adopsi sejak masih berumur satu bulan dari sebuah rumah sakit di Shanghai. Orang tua Minguk yang tidak mampu, meninggalkan bayi mungil itu di rumah sakit sendirian. Hidup memang pelik tapi begitulah kenyataan yang selalu jauh dari ekspetasi manusia.
"Namanya siapa, Ahjumma?" tanya bocah berumur tiga tahun itu sambil mengusap sayang rambut Jungmin. Jungmin menikmati sentuhan itu dan mulai tertawa lucu.
"Ah-ahjumma? Siapa yang kau panggil Ahjumma, Mingukkie?"
"Tentu saja, Jimin ahjumma..." jika ini dalam anime yang biasa ditonton Jungkook, persimpangan empat sudah muncul di kepala Jimin sambil berkedut-kedut tanda anak ayam ini kesal dengan panggilan baru yang diberikan oleh Minguk. Gendernya merasa terlecehkan.
"Ppttttfff...Hahaha kau dipanggil Ahjumma, Hahahaha..." Jungkook yang tidak tahu situasi malah menertawakan anak ayam jadi-jadian itu.
PLAK...
Jangan tanya apa yang terjadi, pasti Jungkook menjadi korban penganiayaan Jimin untuk entah keberapa kalinya. Jimin tersenyum kepada Minguk sambil mengusap sayang rambut hitam legam anak berumur tiga tahun itu, "Mingukkie, panggil Jimin itu Ahjussi bukan Ahjumma, arraseo?"
Minguk bingung, kenapa wanita ini –dalam pandangan Minguk- mengaku-ngaku sebagai lelaki, jelas saja wajahnya tidak sesuai dengan panggilan yang diminta oleh Ahjumma itu. Minguk memiringkan kepalanya lucu dan dengan polosnya menjawab, "Kenapa? Jimin Ahjumma kan perempuan. Kenapa harus dipanggil Ahjussi? Apa Jimin Ahjumma punya dua kelamin?"
Sungguh Jungkook tak tahan untuk tidak tertawa, tapi namja sialan itu masih tahu tempat dan posisinya sebagai korban penganiayaan lagi jika Jimin kembali marah. Jungkook berusaha menutup mulutnya dengan tangan sekuat mungkin. Minguk benar-benar daebak, apa yang dia tahu tentang kelamin ganda, sepertinya Minguk banyak menonton televisi yang belum sepantasnya untuk ditonton oleh bocah ingusan seumurannya. Salahkan Jongin...silahkan salahkan Jongin.
"A-a-aniyo, aku itu namja, Mingukkie. Ini buktinya.." jawab Jimin tak terima dengan memberi bukti jika dia benar-benar namja dengan meletakan dua telapak tangan mungil Minguk di depan dadanya –lebih tepatnya di depan manboobs-nya hanya saja tertutup baju- yang datar. "Lihat, datar kan? Tidak ada tempat minum susu.."
Jimin? Penjelasan macam apa itu? Seolah mengerti akhirnya Minguk mengangguk cepat dan tersenyum lebar seolah mengerti apa maksud Jimin tadi. Jimin yang melihat reaksi Minguk mulai sumringah, "Ahhh Minguk tahu, Jimin Ahjumma itu berdada rata ne?"
Jongin sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab dan memiliki pendidikan tinggi dibuat ternganga lebar atas pernyataan Minguk yang asal ceplos itu. Betapa polosnya makhluk gumpalan daging menggemaskan ini hingga Jungkook tidak tahan untuk benar-benar tertawa.
"HUAHAHAHAHAHAHAHAAH..." Tawanya benar-benar menggelegar, mengundang tatapan prihatin dari pengguna jalan dan pejalan kaki siang itu. Jongin hanya bisa menghela napas, berpikir bagaimaa menyelesaikan kasus sepele ini. Sedangkan Jimin, hmm...namja bermata imut kelewatan itu sepertinya telah menyerah untuk memberikan penjelasan pada Minguk yang mungkin tidak ada habisnya. Dengan kesal Jimin berjalan mendahului mereka, menggendong Jungmin dengan gerakan rajukannya yang malah mengundang kegemasan tersendiri oleh Jungkook.
Jongin menyusul Jimin, "Maafkan Minguk, Jimin. Dia masih kecil. Yah, belum mengertilah. He..he..hehe.."
"Hm..!"
"Sepertinya dia marah..." gumam Jongin pelan.
"Sudah biarkan saja, nanti juga kembali seperti semula.." sahut Jungkook santai telah selesai dengan acara tertawa terpingkal-pingkalnya dan menyusul Jongin sambil membawa belanjaan yang banyaknya minta ampun itu. "Huh kau memang cocok menjadi perempuan, belajaan segini banyaknya sudah seperti window shopping para gadis-gadis labil. Menyebalkan.." dengus namja berkulit kelewat putih itu, meratapi nasibnya.
"Appa, Minguk salah ya?"
"No, No Baby.."
---
pendek amat ya wkwk?
minggu ini sepertinya akan menjadi minggu duka untuk Sulli. Rest in Peace Choi Jinri (Sulli), awal Sulli pas masih di f(x), saya juga suka liatin mv nya mulai dari Chu, Lachata, NU ABO dan sampe mv dia terakhir dengan f(x), Red Light. Semoga dia tenang di alam sana dan gak harus menerima cyber bullying lagi. Guys cyber bullying itu lebih kejam dari fitnah. Kalau kata orang dulu fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, tapi kalau sekarang Cyber Bullying atau Direct Bullying itu lebih kejam daripada fitnah. Jaman sekarang pisau gak bisa bunuh orang, cuma jempol saat mengetik hate comments yang bisa.
So guys, jangan sekali-kali cyber bullying ya. Semoga keluarga dan teman-teman Sulli yang ditinggalkan tabah menghadapi kepergian Sulli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Take Care of Me | JIKOOK FF 🔞
FanfictionJimin dan Jungkook Bercerita tentang Jimin dan Jungkook yang telah menjadi teman sejak balita, mereka jadi FWB sampai akhirnya merawat bayi bersama. KENAPA BISA??? Penasaran bagaimana kehidupan mereka setelah itu??? Highest Ranking #22 in Jikook [28...