Jal-Jaljayo

4.7K 514 15
                                    


"Jadi kita benar-benar harus merawat bayi ini?"

"Tentu saja, dia keponakanku, tidak mungkin aku menelantarkannya. Dia anakku juga sekarang"

"Aku tak menyangka kau akan menjadi seorang ayah secepat ini, eh bukan ayah tapi ibu.."

"Yak kau sialan Jeon Jungkook...eh tunggu... ternyata namanya Park Jungmin dan umurnya tujuh bulan. Aish Jihyun noona memberikan data lengkap anak ini seperti ingin menitipkan bayi di panti asuhan saja. Dasar sinting..."

"Mulai sekarang kau yang akan merawatnya, aku tidak ikut-ikutan.." ujar Jungkook datar lalu beranjak pergi ke kamarnya hendak membersihkan diri dan tidur. Kamar Jimin dan Jungkook sebenarnya terpisah oleh dinding, mereka masih menolak untuk tidur bersama karena Jungkook masih tidak terima dengan sifat jorok Jimin yang suka mengobrak-abrik kamarnya dengan berbagai macam sampah yang paling Jungkook benci. Namja bergigi kelinci ini sangat mencintai kebersihan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat namja bersih di dirinya. Berlebihan sekali, sekedar informasi, Jimin sangat senang menumpuk cucian kotor di kamarnya. Sebagian besar adalah boxer berpola kartun dan itu membuat Jungkook agak geli dengan tingkah namja anak ayam itu.

Jimin yang melihat Jungkook mulai beranjak menarik tangannya sedikit kasar agar namja itu tetap berada di tempat. "Wae?"

"Jungkook...bbuing bbuing...bantu aku merawat Jungmin yaaaa...bbuing bbuing.." yah, inilah yang tidak disukai oleh Jungkook dari Jimin, selalu melancarkan aegyo untuk memenuhi keinginannya. Terkadang Jungkook benci dengan dirinya sendiri karena terlalu lemah akan aegyo namja berbibir keterlaluan seksi itu tapi dengan cepat pula Jungkook bisa menangkisnya dengan memasang wajah poker face-nya padahal di dalam hatinya kini selalu terasa berbunga-bunga disertai nafsu membara yang sulit untuk ditolak. Nafsu akan memakan Jimin saat itu juga.

Jungkook mendecih, "Eiisshh..aegyomu menjijikan, Jim. Shireo, aku belum siap menjadi ayah.."

'Kalau Jimin yang jadinya ibunya sih aku siap-siap aja hahaha'

"Ayolaaahh...bantu ak- eh apa ini?"

Jimin menemukan sepucuk surat lain di dalam amplop itu dan membacanya,

"Jungkook, bantu Jimin untuk merawat my honey bunny sweety baby, okay. Jika tidak, aku akan memberitahukan yang sebenarnya kepada 'dia'.... Rahasia terbesarmu ada padaku kekekeke..."

Kalimat-kalimat yang tertera dalam surat itu membuat sebagian otak Jimin error, apa maksud dari surat yang ditujukan untuk Jungkook itu. Siapakah 'dia' itu, Jimin mulai bingung, "Maksudnya apa, Jungkook?"

'Mati aku' tentu saja Jungkook langsung sadar apa maksud dari surat itu. Tidak ingin Jimin lebih banyak bertanya, jadinya Jungkook langsung mengelak, "A-aniyo, haha...Ba-baiklah, aku akan bantu kau merawat benda ini.."

"Dia bayiiii..."

Jungmin yang berada di gendongan Jimin sedikit tergelak karena tingkah dua orang dewasa di depannya itu. Menampilkan mata besar yang mirip sekali dengan Jinhyun dan senyuman lebar tanpa gigi miliknya. Hati Jimin menghangat karena tingkah lucu sang bayi, mendekapnya lebih erat dan mengelus punggungnya sayang.

"Jungmin-ah, kau tidak akan meninggalkan aku seperti ibumu kan?" bisik Jimin pelan di telinga bayi mungil itu. Jungmin membuka mulutnya membentuk senyuman lebar, seakan memberikan petunjuk jika dia tidak akan meninggalkan Jimin.

Tangan bayi mungil itu menggapai-gapai wajah Jimin dengan semangat, membuka menutup telapak tangan mungilnya seakan ingin menyentuh wajah Jimin. Seakan mengerti, Jimin mendekatkan wajahnya ke Jungmin dan mencium hidung kecilnya. Jungmin tertawa geli dan memeluk leher Jimin menenggelamkan wajah mungilnya di ceruk leher sang paman.

Pemandangan itu sangat langka bagi Jungkook, belum pernah ia melihat sisi lembut Jimin sebelumnya pada seorang anak kecil. Mungkin karena Jungmin adalah kelurganya yang tersisa kini dengannya, Jimin akhirnya luluh dengan kenyataan itu. Tanpa sadar Jungkook tersenyum tipis melihat tingkah dua orang di depannya kini. Bagai anak dan ibu sebenarnya, apalagi Jimin terlihat sangat sayang pada Jungmin.

'Huh, Jungmin, kau sukses membuatku cemburu hanya dalam waktu beberapa jam saja.'

Jungmin menguap lebar dan mengerjap-ngerjapkan matanya lucu, "Dia menguap, sepertinya mengantuk..."

"Ah, aku lupa kini sudah hampir tengah malam. Kau tidurlah, Jungkook..."

"Jimin.."

"Hmm?"

Cup~

"Jaljayo~" ujar Jungkook setelah mencium lembut pipi kenyal Jimin, menampilkan senyuman manisnya yang hampir saja menggelapkan mata Jimin karena sangking bersinarnya. Sungguh sangat jarang sekali ia melihat senyum tulus Jungkook, apalagi untuk dirinya. Sontak wajah Jimin memerah dan lebih memilih menunduk berpura-pura melihat keadaan Jungmin di gendongannya. Jimin tengah malu.

"Ne..Jal-jaljayo.."

Cuma karena ciuman singkat itu Jimin jadi tergagap, Hei kalian sudah melakukan hal yang lebih dari itu kenapa kau tiba-tiba jadi bodoh seperti itu Jimin-shi?

_____________________________

WAAAAAAAH MAKASIH BUAT SIAPA AJA YANG VIEW, COMMENT, VOTE POKOKNYA NINGGALIN JEJAK. MAAF AKU KURANG ACTIVE UNTUK JAWAB-JAWAB KOMEN TAPI AKU USAHAIN JAWAB TERUS YAAAA. INI JEBOL CAPSLOCKNYAAAA...


LOVE YOU GUYSSSS...

BENTAR LAGI ADA YANG ULTAH SIAPA HAYOOOOO

Please, Take Care of Me | JIKOOK FF 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang