09. Kenyataan Pahit

751 51 18
                                    

Di sebuah ruangan bernuansa putih, dengan beberapa peralatan medis yang ada —terlihat pemuda bersurai pirang tengah terbaring lemah di atas bangsal. Wajah tampan yang biasa berseri, kini pucat pasi.

Jeno, saudara kembar dari Jaemin dan Jisung itu sudah ada di sana sejak dua hari lalu. Kedua matanya enggan terbuka walau kata dokter semua alat vitalnya stabil. Seharusnya pemuda itu sudah siuman tapi ini tidak.

Di sisi kanan ranjang, Jaehyun yang baru bisa beranjak dari sana untuk berganti pakaian —masih setia duduk dan menggenggam satu tangan kanan Jeno yang tak terinfus. Wajah Ayah tiga anak itu benar-benar terlihat lelah.

"Jen... kau marah pada Daddy?" tanya Jaehyun seperti bermonolog sebab subjek yang ditanya masih terpejam.

Dokter berkata, walau Jeno masih tak sadarkan diri tapi alam bawah sadarnya bisa mendengar apa pun yang terdengar olehnya. Maka dari itu, dokter menyarankan agar pihak keluarga sering mengajaknya bicara.

Jaemin dan Jisung yang setia menemani sang Ayah hanya bisa melihat interaksi keduanya itu dengan tatapan sendu. Terutama Jisung, dalam hatinya ia benar-benar merasa bersalah. Tidak seharusnya ia bertindak sejauh itu.

Melihat Jisung yang hampir menangis kembali, dengan sigap Jaemin menepuk pelan pundak kembarannya itu guna menenangkan. "Mari kita berdoa, agar Jeno lekas siuman."

Jisung mengangguk pelan. Kemudian memejamkan kedua matanya, begitu juga dengan Jaemin. Mereka berdua berdoa dalam hati masing-masing demi kesembuhan saudara kembarnya itu —Jeno.

Sedang Jaehyun, menggenggam erat tangan putranya itu. "Bangunlah 'nak. Daddy minta maaf karena tidak mengutamakan perasaanmu. Kau masih sangat muda tapi dengan egoisnya, Daddy malah menganggapmu rival. Sungguh maafkan Daddy..."

Menundukkan kepala, Jaehyun membiarkan kristal-kristal bening dari kedua matanya menetes begitu saja. Sudah lelah ia menahan tangis. Biasanya ia akan terlihat tegar di depan ketiga putranya, kini pertahanan itu runtuh. Pertama karena Jeno yang tak kunjung siuman, seperti koma. Kedua, Jaehyun menyesali konflik diantara dirinya dan putranya itu. Dan terakhir Jaehyun harus menerima kenyataan pahit kalau Anna tidak benar-benar menaruh hati padanya.

Ya, malam setelah Jeno berhasil melewati masa operasinya, Anna menemui Jaehyun dengan ditemani Doyoung. Sekalian menjenguk Jeno, ada yang ingin Anna bicarakan dengan Ayah tiga anak itu.






Malam saat Jeno kecelakaan.

"Aku menyerah An."

Perkataan Jeno melalui telepon dengan Anna. Ternyata seseorang lainnya yang Jeno hubungi setelah Johnny adalah Anna.

"Menyerah untuk apa? Aku pikir, kau meneleponku karena ingin meminta maaf atas kelakuan saudara kembarmu itu."

Anna yang masih menangis itu tak habis pikir dengan ucapan Jeno. Apa maksudnya? Menyerah karena apa?

"Aku mundur untuk mendapatkan hatimu, An. Kurasa aku tak bisa menjadikan Daddyku sebagai sainganku sendiri. Dan ku lihat—"

Daddy-able | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang