Leo tidak menyangka jika gadis bernama Angie itu akan menerima tawarannya. Sial!
Anggap dia bajingan, karena telah mempermainkan gadis baik itu. Angie rela memberikan hidupnya sebagai ganti agar Grace bisa diselamatkan walaupun kemungkinannya sangat kecil, namun dari hal itu Leo malah memanfaatkan kebaikannya. Memanfaatkan kesempatan itu untuk membelengguh hidup Angie di dalam tangannya. Dia benar-benar pria brengsek.
Tapi, di dunia ini memang tidak ada kebaikan yang cuma-cuma, bukan? Batin Leo.
Dia mengakui jika Angie itu sangat cantik dan manis, siapa yang tidak menyukai gadis seperti itu, terlebih kebaikan hatinya. Leo merasa mamanya akan sangat menyukai gadis baik seperti itu.
Leo masih belum tahu apa yang akan dia lakukan dengan gadis itu, tapi yang jelas saat ini dia harus melakukan tanggung jawabnya terlebih dulu. Sebelum meminta imbalannya pada gadis itu.
"Rio!" Seorang wanita paruh baya menegurnya.
"Ada apa, Ma?" tanyanya.
"Apa yang kamu lakukan? Dari tadi kamu hanya mengaduk-aduk makanan di piring itu tanpa memakannya! Jangan mempermainkan makanan, tidak semua orang bisa makan dengan teratur seperti kita!" tegur wanita itu.
Ucapan Sang mama mengingatkannya pada Angie. Apa dia sudah makan?
"Iya, aku tahu, Ma...," jawabnya sambil menyuap makanan itu ke mulut.
"Kapan kamu akan menikah, Rio? Mama ini sudah tua, tidak selamanya Mama ini dapat hidup mengurus kamu."
"Mama mulai lagi," jengahnya atas semua ucapan yang berujung pada kata pernikahan.
"Apa nggak bisa sehari saja Mama tidak membicarakan soal pernikahan, aku bosan mendengarnya!"
"Kamu sendiri apa nggak bisa sekali saja membahagiakan Mama dengan menikahi gadis baik-baik...."
Leo tahu, dia akan selalu kalah jika harus berdebat dengan mamanya. Setelah Sang Papa meninggal tujuh tahun yang lalu mamanya itu selalu saja cerewet tentang masalah pernikahan. Leo sendiri tahu kalau dia sudah berumur 29 tahun dan sewajarnya dia memang sudah siap untuk menikah, tapi apa mau dikata jika calon yang selama ini dia dambakan menjadi istrinya itu mencampakannya di saat dia siap untuk melamarnya. Wanita itu lebih memilih karir dan juga pria lain yang memiliki materi jauh lebih melimpah darinya.
Sial! Andai aku tidak terlalu mencintainya mungkin aku sudah bisa mencari wanita lain yang jauh lebih baik darinya, tapi sayang hatiku selalu menganggap semua wanita itu sama seperti dia! Tidak ada wanita yang tidak matre, sekalinya tidak matre mereka semua adalah jalang!
"Mama cuma mau kamu menatap masa depanmu, Rio...sebentar lagi kamu berusia 30 tahun, lihatlah teman-temanmu yang saat ini sudah memiliki dua orang anak. Apa kamu tidak ingin seperti mereka? Apa kamu tidak ingin membahagiakan mama yang entah memiliki berapa lama lagi waktu di dunia ini. Mama mau melihat kamu bahagia dengan istri dan anak-anakmu."
Leo menghela napas. Aku benar-benar jengah, andai Mama tahu, aku juga ingin menikah dan punya anak, tapi sayangnya semua keinginanku itu telah hancur saat Tiara meninggalkanku!
"Lupakan Tiara dan carilah gadis baik-baik untuk kamu nikahi! Siapa pun gadis itu Mama akan merestuinya asal dia gadis baik-baik. Mama ingin kamu melupakan wanita itu!" ujar Sang Mama seperti tahu apa yang Leo pikirkan.
"Baik, kalau memang Mama mau aku menikahi gadis baik-baik aku akan menikahi gadis baik-baik seperti yang Mama minta, tapi jangan salahkan aku jika nantinya aku tidak bisa mencintainya dengan tulus!" tukas Leo.
"Rio!"
Leo beranjak dari meja makan tanpa mau memerdulikan seruan mamanya. Jika itu mau mama aku akan menikahi gadis itu saja, agar mama puas dan tidak lagi menekanku, gumama batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not an Angel
RomanceWARNING! : Adult Content 21++ "Aku akan menolongmu, tapi dengan satu syarat," ucap pria berseragam snelli itu. Angie duduk dihadapan Leo dengan perasaan hancur dan putus asa. "Apapun persyaratannya akan aku lakukan, tapi aku mohon tolonglah kakakku...