Masa Remaja

6.2K 529 66
                                    

Tepat jam 12 siang,saat matahari sedang panas-panasnya. Deru kendaraan yang berlalu lalang,ditambah asap yang mengudara dari mobil dan motor yang melesat ke berbagai arah. Zhan mengelap keringat di dahinya dengan sapu tangan.
"apakah masih jauh ke stasiun Pak?"
Tanya Zhan pada sopir travel yang sedang khusyuk menyetir.
"15 menit lagi Tuan",jawab sopir itu dengan sopan. Zhan tak berhenti mengeluh kepanasan,membuka jendela mobil,supaya angin dari luar bisa masuk dan mengurangi gerah di tubuhnya.

Berkali-kali mengecek ponselnya,dan menelpon seseorang.
"iya,sebentar lagi aku sampai"
Zhan mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan keras. Tangannya sedikit berkeringat.
Kenapa aku gugup begini?
Zhan memandang wajahnya lewat spion. Apa wajahku tidak terlihat jelek setelah terkena banyak keringat?

17 menit kemudian,travel yang Zhan tumpangi berhenti di sebuah stasiun kereta. Zhan mengambil tasnya dan turun dari mobil,sebelumnya ia berpamitan dan mengucapkan terimakasih pada supir.

Zhan celingukan mencari sosok yang ia cari,kemudian dering di ponselnya berbunyi.
"Zhan ge aku ada di utaramu,memakai seragam almamater hitam dan dasi merah bergaris"
Zhan menoleh ke arah yang dimaksud dan melihat seorang siswa berdiri tak jauh dari tempatnya sambil melambaikan tangan.
Zhan segera menghampirinya,dengan langkah yang tidak terlalu pelan dan tidak terlalu cepat juga.

Walaupun ini pertama kalinya mereka bertemu,namun masing-masing tidak perlu memperkenalkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun ini pertama kalinya mereka bertemu,namun masing-masing tidak perlu memperkenalkan diri. Mereka sudah saling mengenal sejak lama,walaupun hanya di social media. Berawal dari Fb,saling memberikan like,saling komen,saling inbox kemudian berlanjut bertukar nomor hp.
Lalu dikala senggang saling menyapa lewat pesan,mengobrol di telpon hingga berjam-jam. Hubungan awal karena rasa kagum siswa itu terhadap Zhan yang memang ahli bahasa Inggris dan kebetulan siswa tersebut sedang duduk di kelas 2 sekolah menengah atas jurusan bahasa Inggris.
Mereka bertukar ilmu dan pemikiran,saling berbalas candaan. Zhan yang lebih berpengalaman karena sudah menyelesaikan gelar sarjananya di sebuah fakultas jurusan sastra Inggris,dengan telaten mengajari siswa muda itu,terkadang juga memberinya semangat saat akan menghadapi ujian.

Selang 6 bulan berhubungan lewat ponsel,tak pernah tau wajah sebenarnya karena tak pernah bertatap muka,hanya tau lewat foto-foto saja. Mereka akhirnya memutuskan untuk bertemu,dan kebetulan ini momen yang pas. Zhan yang baru saja diterima di sebuah perusahaan kecil,harus menjalani pelatihan dulu selama seminggu di sebuah hotel yang tak jauh dari rumah siswa itu.

Dan kini mereka benar-benar telah bertemu,berdiri berhadapan di sebuah stasiun. Zhan masih tak percaya melihat adik asuhnya yang kadang bersikap manja saat berbalas pesan,kini ada di depan matanya.
Wajahnya benar-benar menipu,bagaimana mungkin pemuda tampan dan terlihat dingin ini adalah adiknya di dunia maya yang sering merengek dan merajuk karena hal kecil.

Zhan teringat lagi saat siswa ini menelponnya dari jam 8 hingga jam 12 malam,membuatnya harus tiduran di sofa dekat kabel charger sambil memegang hp secara bergantian kanan dan kiri. Rasanya ponsel itupun memanas dan seolah-olah akan meledak,namun bocah itu tak mau memtus sambungan telpon sampai ia sendiri tertidur. Salahkan earphone Zhan yang rusak karena terlalu sering dipakai.

"kau mau membawaku kemana?"
Zhan bertanya pada pemuda yang masih berseragam lengkap dan tas sekolah yang ia bawa di punggungnya.
"ayo kita makan di kantin stasiun ge,aku sudah lapar,kau tau aku belum sarapan karena terburu-buru menemui Zhan ge",jawab si pemuda sembari tangannya tak lepas menggenggam lengan Zhan.
Zhan melirik arlojinya,jam 10 pagi.

Merekapun duduk berhadapan,dan bocah di depannya tak henti menatap Zhan,membuat Zhan risih.
Untunglah makanan yang mereka pesan datang,sehingga bocah itu kini fokus menghabiskan makanannya. Mungkin karena lapar,ia pun selesai dalam waktu singkat. Sementara Zhan yang memang sudah sarapan tadi pagi di hotel hanya memesan teh hangat kesukaannya.

"Ge,menikahlah denganku"
Sontak teh yang ada di mulut Zhan tersembur keluar mendengar ucapan bocah di depannya yang berusia tak kurang dari 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Mengambil tissu dan mengelap bibirnya yang blepotan.
"Bercandamu tidak lucu,Wang Yibo"
Pemuda yang dipanggil Yibo itupun terkekeh.
"Aku tidak bercanda ge aku serius,supaya tidak ada yang berani merebutmu dariku".

Zhan mendadak migrain,bagaimana mungkin ajakan menikah itu datang dari anak yang baru masa puber yang usianya 6 tahun dibawah Zhan, bahkan masih tidak tau cara mengerjakan PR dan masih bergantung dengan uang saku dari orang tuanya,apa dia pikir menikah itu seperti mengajak orang bermain game,begitu mudahnya bocah ini mengatakannya.

"kalau gege belum siap,bagaimana kalau kita pacaran saja dulu",lanjut Yibo dengan santainya.
Zhan menelan ludah kasar,anak ini mulutnya benar-benar tidak disaring,dia mengatakan apa saja yang ingin ia katakan,tak peduli lagi dengan etika atau rasa malu.
"emmm,bo-di ini pertama kali kita bertemu,apa ini tidak terlalu cepat?",tanya Zhan khawatir takut menyinggung persaan bocah di depannya.
"gege aku memang masih remaja,usiaku baru 17 tahun,tapi jatuh cinta itu tidak mengenal usia,dan tidak ada yang bisa memastikan perasaan seseorang apakah itu terburu-buru,karena jatuh cinta tidak bisa direncanakan"
Zhan kembali takjub atas kata-kata remaja di depannya,baru saja ia mengajaknya menikah seperti mengajak orang ikut bermain bola,tak sampai 5 menit ia sudah berubah dewasa dengan kata-kata yang cukup bijaksana.

Tolong bantu Zhan kali ini.
Bisakah ini jadi lebih mudah?
Batin Zhan.

Otak sarjananya tidak bekerja sama sekali disaat genting seperti ini. Sementara Yibo semakin menggeser tepat duduknya melekat dengan meja,agar bisa menatap Zhan dari jarak dekat. Mengamati tingkah kekanakan Zhan yang menggigit bibir bawahnya sehingga tahi lalat itu semakin nampak indah menghiasi wajah manisnya.
Jika bukan di tempat umum,pasti sudah kulumat bibir itu.
Gumam Yibo dalam hati.



Tidak ada adegan kiss di usia Yibo saat ini,walaupun Yibo setengah mati ingin mencium Zhan,bahkan bersujud 2 malam di kala hujan. Author tetap tidak mengijinkannya karena Yibo masih berstatus pelajar dan belum memiliki KTP resmi,jadi sabar ya Yibo.🤗

-Alasan yang konyol Thor,gumam Yibo.
-author kau tidak mengenal Yibo,usianya mungkin masih 17 tahun,tapi aku pastikan dia lebih pandai mencium daripada aku,Zhan membela.
-oh itu tempat umum,lain kali akan kubuatkan yang lebih panas dan tentu di sebuah kamar😄
-Terimakasih author. Yibo dan Zhan🙏

Waiting For You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang