Sketch 4 - Pindah

635 128 13
                                    

Myungsoo benar-benar pindah rumah tepat di samping rumahku!

Dasar orang gila. Benar-benar gila.

Dia membeli rumah cukup luas itu untuk ia tinggali sendiri. Katanya, kedua orangtuanya sudah mengizinkan.

Dan saat ini, detik ini juga, pria itu lagi-lagi melakukan patroli tepat di depan rumahku. Di luar pagar sembari awas ke seluruh penjuru.

Aku sedari tadi memperhatikannya dari kaca jendela. Dia melirik tajam setiap orang yang melewati kawasan itu.

Apalagi menurut desas-desus yang beredar saat ini, ada banyak kasus penguntitan di daerah itu kata beberapa sumber yang mengaku sebagai korban pelecehan.

Aku juga cukup ngeri.

Tapi tidak harus seprotektif itu, kan?!

Sampai pindah segala.

Ah, sekarang hari minggu. Kami berencana melakukan kencan pertama, dan RESMI kami.

Acaranya masih tiga jam lagi, tapi Myungsoo malah sudah siap siaga di depan rumahku. Dengan pakaian casual lengkap seperti biasa.

Dia memang selalu tepat waktu. Ah... Maksudku, dia keterlaluan cepatnya.

Kenapa tidak mengetuk bel saja dan masuk, huh? Kenapa harus menunggu di luar seperti penguntit?!

Haruskah aku keluar dan mempersilahkannya masuk?

Kebetulan aku sedang tidak sendiri. Ada Sang Moon.

Ah, tapi Myungsoo mengaku dia tak terlalu menyukai adikku. Dasar sinting. Memangnya apa yang bisa dicemburui dari Sang Moon!

"Myungsoo."

Dia sedikit tersentak saat kutepuk pelan punggungnya.

Senyumnya perlahan-lahan mengembang.

"Suzy. Apa yang kau lakukan?"

Seharusnya aku yang bertanya, kan?

"Masuklah. Hanya ada Sang Moon, kok."

Senyumnya seketika memudar.

"Dia tidak sekolah?"

Ingin kuhajar wajah tampannya saat ini juga.

"Kau benar-benar suka linglung, huh? Ini hari minggu, pabboya." kembali kucubit kedua pipinya seperti biasa saat orang ini menjadi menyebalkan.

Hening. Dia selalu terdiam jika aku melakukan rutinitas itu.

"Ayo, masuk." Kutarik lengannya. Dia menurut. Tak bersuara.

Aku jadi sedikit riskan jika Myungsoo sudah bersikap seperti itu.

"Mau masuk ke kamarku?" Kubisiki dia dengan hati-hati.

Ngomong-ngomong, Sang Moon masih molor di kamarnya. Aku jadi ingin menggoda pria ini sedikit. Dia sangat menggemaskan kalau menjadi penurut seperti ini. Seperti melihat Damon yang mengibaskan ekornya padaku. Hihi.

"Myungsoo?" Kukibaskan tanganku ke depan wajahnya. Dia tampak melamun. Memikirkan sesuatu yang entah apa.

"Yak, Suzy..."

"Hmm?"

"Mau bikin apa kita di kamarmu, huh?" wajahnya serius sekali. Astaga.

"Aku hanya ingin memperlihatkanmu saja. Kau pasti belum pernah melihatnya, kan? Pasti kau penasaran."

Hening selama sepersekian detik sampai Myungsoo memajukan wajahnya tepat di dekat daun telingaku.

"Aku sudah tahu, kok."

"Dindingnya berwarna pink dengan wallpaper berornamen sakura. Sebuah Spring Bed berukuran medium berwarna senada, juga bercorak senada. Ah, ada sebuah boneka berbentuk babi berwarna pink yang tergeletak di sudut springbed. Dan tempat favoritmu adalah di atas sofa empuk berwarna putih berbentuk seperti marshmallow. Kau biasa cekikikan saat memosting foto terbarumu di Instagram... Dan-"

Kustop omongan Myungsoo dengan jari telunjukku. Wajahku mulai memanas.

Ah, apakah sebaiknya pria mesum ini kulapor polisi saja, huh?





#tbc

D-2 👀👀

Diary of Jealousy [Vignette]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang