waktu terus berlalu, aku mulai terbiasa tanpa teman, terbiasa dengan bulian, dan terbiasa sendirian. Meski sepi menjadi teman hidupku, sunyi menjadi sahabat terbaikku, dan sendiri adalah peranku.
***
tidak terasa 6 tahun duduk di kursi SD pun telah berlalu. Aku cukup aktif dalam eskul semasa SD ku kemarin, aku ikut paskibra kanak-kanak, dokter cilik, eskul nari, dan pramuka. Aku terkenal mentel sebab gaya bicaraku lucu namun bagi orang-orang yang mendengar begitu membuat gendang telinga mereka mendadak pecah.
Kini ku menginjak usia baru, sekolah baru, dan seragam baru dengan tingkatan menengah yaitu SMP (Sekolah Menengah Pertama) harapan ku disekolah baru, aku bisa memiliki teman. Keluar dari zona sepi dan sunyi ku. Mencoba membuka diri pada lingkungan."hey, aku putri. Kamu kelas berapa?" tanya wanita itu dengan fostur tubuh gendut namun imut
"a..Aku widya. Aku kelas 7-7 tapi aku bingung dimana kelasnya" jawabku dengan gugup
"eh sama dong, aku juga 7-7 yuk kita cari bersama-sama" ajaknya.
Kemudian aku menghela nafas, setidaknya aku legah karena pertama sekolah ku ada seseorang yang tertarik untuk mengenalku.
"Tok..Tok...Tok.... Permisi" suara putri sembari membuka pintu, Kemudian masuk kedalam salah satu kelas. aku hanya diam mengikuti langkah putri. Karena aku tak pandai berbicara jika tidak diajak berbicara. Selain aku tak berbakat dalam mencari topik, aku juga tidak asik.
perlahan kami memasuki ruangan itu, ternyata itu adalah ruangan kelas kami. Kami pun memilih tempat duduk.
Tak sengaja, mata ku melihat sekeliling dan isi kelas."sial!" kataku pelan
"kenapa?" tanya putri padaku
"Gak apa-apa kok" jawabku singkat dan menunduk
KAMU SEDANG MEMBACA
semua akan indah
Non-FictionJangan pergi ku mohon, aku sudah terbiasa bersamamu. Menjadikanmu bagian dari hidup ku. Semangat dari diriku. Dan keramaian dalam sepi ku. Kamula siapa saja yang menjadi siapapun untukku. Cukup mereka yang pergi meninggalkan ku dengan segenap luka...