Seminggu sudah Anna bersekolah di FHS, dan seminggu itu pula ia tak bertatap muka dengan ketua osis songong disekolahnya.Entah kemana dia, Anna tak ingin memikirkannya. Yang penting, hidupnya damai, aman, dan tentram dari gangguan sayton.
“Dor!!” Yang dikagetin malah biasa aja. Membuat sang pelaku kesal. Karena rencananya gagal.
“Elah, kok gak kaget sih?” tanya seorang gadis dengan rambut sebahu pada Anna yang sedang melaksanakan piket kelas.
“eh iya ya? Kok aku gak kaget?” tanya Anna bingung.
Kiara Vrletta. Sahabat Anna sejak seminggu ini. Gadis ini tak bisa diam, apalagi kalo suasananya hening. Maka ia lah yang akan meramaikan.
Kiara melengos ke bangkunya dan Anna saat Mendengar pertanyaan Anna yang menurutnya tak berfaedah.
Anna menggerakkan bola matanya, menatap gerak gerik Kiara. “Kia....kenapa Anna gak kaget?” tanyanya lagi. Yang ditanya malah memainkan handphone, Anna kesal karena diacuhkan.
“Ki-”
“Hallo eperi badeh. Good isuk. How ar yu tudey?” Anna dan Kia menoleh ke ambang pintu saat mendengar sapaan yang membuat telinga siapa saja berdengung.
“Ihhh Dilla berisik tau gak?”
“Nggak!” jawab gadis itu santai berjalan ke arah bangkunya berada. Lebih tepatnya bangku yang berada di belakang bangku Anna dan Kia.
Anna mencebik kesal. Pagi-pagi begini, kedua sahabatnya sudah membuatnya kesal. Raut wajah Anna berubah kembali menjadi wajah penasaran.
“Kalian kok tumben dateng pagi? Biasanya juga lima menit sebelum bel bunyi datengnya?” Nah, ini yang buat Anna penasaran. Melihat kedua sahabatnya datang sepagi ini. Bahkan dikelas hanya ada mereka bertiga.
Kiara dan gadis tadi-Dendilla Fida Albee- menoleh pada Anna yang masih setia memegang sapunya. Lalu melirik jam dinding yang ada dikelas. Mereka berdua saling melirik. “LAH, ANJIRR!! BARU NYADAR GUE!!” ucap mereka serempak.
Anna, bibir gadis itu mengerucut dengan alis yang ditekuk. “Kalian apaan deh?” tanyanya.
“Anak kecil gak boleh tau”
-----------
Kring...kring...kring
Brak!
“Kantin kuy!”
“Berisik Dilla!” Dilla menggedikkan bahunya acuh setelah menyisir seluruh kelas dengan pandangannya.
“Gak papalah, sepi ini kelas.”
Anna menghela napas. “Dilla duluan aja deh, Anna mau lanjutin nyatet dulu bentar.” ucapnya dengan mata yang masih setia menatap papan tulis didepan kelas.
Bibir Dilla mengerucut. “Gak mau...pokonya lo harus ikut! Ayo....kita susulin Kia Anna..” rengeknya dengan menarik-narik tangan yang Anna gunakan untuk menulis membuat tulisannya tercoret.
Anna menatap kesal pada Dilla yang sudah cengar-cengir gak jelas. “Ishh. Dilla apa sih? Jadi kecoret kan.” gerutunya
“Ya maap. Makannya ayo kekantin..” Dilla kembali merengek membuat kepala Anna pusing. “Yauda ayo.” Dilla senang bukan kepalang saat Anna berdiri dari duduknya.
Mereka berjalan ke kantin yang lumayan dekat dengan kelasnya yang berada di pojok.
Saat di ambang pintu kantin, mereka menyapukan pandangan pada kantin yang ramai. Mencari keberadaan Kia yang pergi duluan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chameleon Boy
RandomAllfred Derrio Friland cowok yang belum pernah pacaran karena milih - milih. Tiba-tiba tertarik dengan gadis polos bernama GRIYYA ZEVANNA VIGORA. Entah mengapa Allfred yang kata nya lemah lembut pada perempuan menjadi berubah semenjak bertemu denga...