Sakit

48.5K 1.4K 29
                                    

Satu minggu kemudian.

"Kamu pahamkan yang saya bilang tadi?" tanya Riswan kepada Ros yang sedang di dapur mencuci piring.

"Iya Pak, paham. Tenang saja, Bik Momo juga sudah saya beritahu." ujar Ros. Lalu mengikuti langkah Riswan dari belakang.

Riswan mengambil kunci motor lalu menyalakan motornya. Ros masih setia berdiri di depan pintu rumah memperhatikan Riswan yang tengah sibuk memakai jaket motor beserta helm.

"Saya berangkat." ucap Riswan berpamitan pada Ros. Disambut anggukan oleh Ros sambil tersenyum. Setelah motor Riswan menghilang dari balik pagar. Barulah Ros menutup pagar itu kembali.

Beep...bepp...

Ros bergegas masuk mencari suara ponselnya yang berbunyi.

"Hallo Daren."

"Hai apa kabar lu?"

"Gue sehat, lu apa kabar? cafe rame atau sepi?"

"Gue sehat. Cafe juga rame kok. Sayang aja minggu ini gue baru dapat tiga pelanggan.

"Hehehe...sabar ya. Kebanyakan ngangkang juga ga bagus, Ren. Hahahaha... ohh iya, Kojek gimana kabarnya?"

Saat asik ngobrol dengan Darren, tiba-tiba suara Melati menangis.

"Ooeekk...ooeekk..."

Ros melompat dari kursi dapur.

"Udah dulu ya Ren, bos kecil gue udah memanggil." ucap Ros sambil menutup teleponnya.

****

Satu jam kemudian, terdengar suara pagar dibuka tanda Riswan dan ibunya sudah sampai. Tiba-tiba Ros merasa deg-degan, nafasnya juga memburu karena canggung. Entah kenapa rasanya seperti akan kedatangan mertua sendiri. Ros menyusui Melati sambil duduk di atas ranjangnya. Namun suara ibu majikannya itu terdengar hingga ke kamarnya. Ros hendak melepas isapan Melati, namun bayi kecil itu tak ingin melepaskan asinya, sehingga Ros meringis kesakitan.

Sudah tiga hari ini payudaranya sedikit merah dan sangat sakit bila sedang menyusui Melati. Ros sudah menceritakan perihal sakitnya pada Bik Momo, wanita paruh baya itu sudah menyuruh Ros untuk berobat ke rumah sakit. Tetapi Ros belum juga ke rumah sakit.

"Assalamualaikum, Bik." sapa Bu Nurmi mengucap salam kepada Bik Momo yang berdiri di depan pintu menyambutnya. Riswan berjalan di belakang ibunya sambil menenteng tas baju milik ibunya. Kedua mata Bu Nurmi mencari-cari dimana keberadaan cucunya.

"Mana cucu nenek nih?" tanya Bu Nurmi heran, karena tidak melihat cucunya saat ia membuka pintu kamar anaknya.

Ros keluar dari kamar sambil menggendong Melati, sebelumnya Ros sudah merapikan baju dan rambutnya.

"Itu cucu ibu." tunjuk Riswan menghampiri ibunya dengan mata mengarah kepada Ros yang tengah menggendong Melati.

Bu Nurmi terperangah kaget melihat wanita berparas manis menggendong cucunya. Ros mengangguk sambil tersenyum manis.

"Siapa dia?" tanya Bu Nurmi kepada Riswan.

"Oh... itu, Mmhh... keponakan saya Nyonya. Sudah tiga minggu bekerja di sini membantu saya." ucap bik Momo sedikit ragu.

"Ohh begitu." Bu Nurmi mengangguk paham sambil berjalan ke arah Ros kemudian mengambil Melati dalam gendongan Ros.

Ros tersenyum simpul lalu menunduk, lidahnya tiba-tiba kelu, merasa sungkan pada ibu Riswan. Ditambah Ros masih merasakan perih pada puting susunya.

"Siang, Nyonya. Nama saya Ros." Ros memperkenalkan diri pada Bu Nurmi.
Wanita paruh baya itu ikut membalas senyum Ros.

Bu Nurmi yang sedang menggendong dan mencium Melati dengan gemasnya, berjalan ke arah ruang tengah yang diikuti juga oleh Riswan.

Menjadi Ibu Susu (End) (TERSEDIA VERSI EBOOK GOOGLE PLAY STORE dan KaryaKarsa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang