Lea Dan Bara

15.5K 293 8
                                    

Dia adalah Bara, cowok idola kampus angkatanku. Badan tinggi tegap, dada bidang, perut sixpack, wajah rupawan dan suara emasnya sukses membuat para wanita di kampus ini menjerit-jerit ketika dia dan bandnya tampil di panggung kampus. Rambut ikal yang sudah mulai memanjangnya selalu ia singkirkan dengan bando yang biasa dipakai kaum perempuan tapi tak ayal itu membuatnya aneh justru di mata para wanita malah terlihat keren ketika dia mengenakannya.

Dengan kepopulerannya di dalam maupun luar kampus tak membuatnya sombong atau arogan, dia masih orang yang humble, dekat dan berteman dengan siapa saja, juga tak membuatnya jadi seorang playboy. Banyak wanita di kampus ini yang sudah menyatakan cinta padanya tapi dia menolak mereka semua dengan halus. Katanya "aku akan menjadi pacar wanita yang memang dia menyuakiku dan aku juga menyukainya".

Banyak orang yang mecoba menebak siapa orang yang disukai Bara, tapi tak ada yang bisa menebaknya karena banyak wanita yang memang dekat degannya.

"Lea, cari tempat duduk yu". Kata Paris sahabatku.

Aku berada di area lapangan kampus yang hari ini di jadikan tempat untuk pensi, sudah ada panggung megah dan kursi berbaris rapih yang sudah hampir setengahnya terisi oleh para mahsiswa dan mahasiswi yang ingin menyaksikan meriahnya acara tahunan kampus ini.

"Baris ketiga dari depan ada tempat kosong Le". Paris menarikku menuju tempat tersebut.

"Tumben masih kosong, biasanya penuh ya?" Tanyaku pada Paris.

"Biasa pangeran kampus kan belum tampil, gue yakin para cewek-cewek itu sekarang lagi ke backstage ngerubungi mereka". Jawabnya dengan nada malas.

"Eh lo haus gak, gue mau beli minum nih".

"Boleh". Jawabku singkat.

Paris beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju stand minuman yang ada di samping panggung, tak lama setelah kepergiannya tempat ini mulai terisi penuh bahkan kursi yang tadi di tempati Paris sudah ada yang mengisinya.

'Eh, ini kan Bara' gumamku begitu melirik ternyata yang duduk disampingku adalah Bara dan ke dua teman ngeband nya.

Aku dapat mendengar diskusi mereka bertiga tentang aksi panggung dan lagu yang akan mereka bawa di panggung nanti.

"Lea kan?". Suara Bara mengintrupsi lamunanku.

"Ya, hai Bara". Sapaku ramah padanya tak lupa dengan senyuman.

"Seneng banget gue bisa ketemu lo disini". Jawabnya disertai senyum manisnya.

"Sendiri?". Tanyanya lagi.

"Enggak tadi gur bareng Paris, tapi dia lagi beli minum belum balik". Jawabku dengan sedikit gugup karena matanya yang intens memperhatikanku.

"Oke, bearti gak bareng pacar dong kesini?"

"Enggak, gue lagi free sekarang."

"Sama yang kemarin udah putus?"

"Emang lo tau gue punya pacar?". Tanyaku balik pada Bara.

"Tau lah, jadi beneran udah putus nih?". Tanyanya lagi dengan wajah penasarannya.

Lalu aku menjawab dengan anggukan.

"Yes!!" Desisnya lumayan keras.

Aku mengerutkan keningku bingung dengan tingkahnya.

"Yes, maksudnya?". Aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Ehmmm.... Gue.. Sebenernya... Le lo mau gak jadi cewek gue?"

"HAH!"

Aku kaget dengan apa yang baru saja di katakannya, mulutku terbuka tapi tak ada kalimat yang keluar.

"Gue Bara, udah suka sama elo dari lama".

"Maksud lo?". Akhirnya aku dapat mengeluarkan kata lain selain HAH tadi.

"Gue tau elo suka gitar, suka nyanyi, suka mawar putih, kalau sore hari lo suka naik ke rooftoop kampus lihat sunset, dan suka cowok romantis, right?"

Aku hanya tergugu dengan apa yang dia ucapkan, seorang Bara bisa tau apa yang disukai Lea.

"Dan impian lo di tembak sama cowok sambil main gitar dan bawa bunga". Terusnya lagi membuatku bungkam tak bersuara karena yang diucapkannya benar semua.

"I'll do that". Ucapnya mantap.

Semua mata tertuju pada kami, tidak bukan pada kami tapi pada Bara karena MC sudah memanggil nama Bandnya dari tadi tapi Bara masih belum beranjak dari tempatnya.

Kemudian dia pergi ke backstage meninggalkanku yang masih diam membisu tak percaya dengan ucapannya.

'I'll do that' maksudnya apa.

Tidak berselang lama dia muncul diatas panggung dengan gitarnya dan setangkai mawar putih ditelinga kirinya. Dia mulai memtetik sinar gitarnya mengalunkan lagu Perfect milik Ed Shireen.

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath
But you heard it, darling, you look perfect tonight

Dia berjalan diantara penonton dan menghampiriku yang masih syok ditempat.

"Whould you be mine?" Ucapnya dengan setangkai mawar putih ditangannya.

"Please say yes?".

Suara musik berhenti, aku menahan nafasku bahkan mungkin semua orang disini menahan nafasnya menanti jawabanku.

Seorang Bara, pangeran kampus nembak aku di depan seluruh mahasiswa, aku yang notebene bukan siapa-siapa dan gak sepopuler Bara, kebaikan apa yang aku lakukan dikehidupanku sebelumnya hingga mendapatkan keajaiban seperti ini.

Aku yang hanya mengaguminya dari jauh dan hanya bisa senyum saat dia menyapaku kini mendapatkan pernyataan cinta darinya. Tentu saja aku akan bilang...

"Yes".

Suara riuh tepuk tangan dan musik kembali mengalun.

Dia, Bara. Cowok idaman kampus memintaku menjadi pacarnya.

Dengan gerak cepat dia langsung membawaku dalam pelukannya dan mencium lembut bibirku.

"Thanks Lea, aku menyukaimu sejak kamu memainkan gitarku di aula 2 tahun lalu".

'Dia menyukaiku selama itu'

"Kamu menyukai aku selama itu, Gak mungkin". Ucapku yang belum sepenuhnya percaya.

"Ya, terimakasih kamu udah nerima aku".

"Thanks juga udah ngabulin impian aku, gitar, bunga dan sunset".

"Thanks juga udah ngabulin impian aku, gitar, bunga dan sunset"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai... Aku punya cerita baru judulnya "Extraordinary You" bisa di cek di work aku.
Jangan lupa baca dan masukan ke Library ya 😊

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang