Lupakan Saja

975 89 1
                                    

"Bandung. Aku masih mengingat nama kota itu."

"Benarkah?" Aku sedikit tidak percaya dengan perkataannya.

Bagaimana tidak, tahun lalu mereka berlibur di kota kelahiranku. Saat itu aku sudah berkuliah di Korea. Aku juga sudah tidak melakukan kegiatan apapun yang berhubungan dengan mereka.

"Kenapa? Kau tidak percaya?" Tanya Yoongi.

"Bu-bukan seperti itu. Aku,,, aku hanya—"

"Kita lanjutkan saja berbincangnya lain kali. Yang harus kita lakukan adalah melanjutkan perjalanan ke kota dimana rumahmu berada." Ucap Yoongi memotong perkataanku.

"Baiklah."

***

Saat ini kami sedang berada di dalam sebuah bus. Tak butuh waktu yang lama untuk kami melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung.

Sementara itu, Yoongi terlihat tidur dengan dengkurannya yang tidak terlalu keras. Aku bisa yakin kalau dia sedang tidur walaupun wajahnya yang sekarang full tertutup topi juga masker serba hitam.

Teringat saat pertama kali kami bertemu. Dia memakai pakaian serba hitam, sama seperti sekarang. Sifatnya masih sangat arogan pada saat itu. Namun lama-kelamaan sifat aslinya semakin terlihat. Sungguh tak ku sangka kami bisa menjadi sedekat ini.

"Hey apa yang kau lakukan? Menatapku sangat dalam ketika aku sedang tidur? Wah ternyata diam2 kau mengagumiku." Aku terlonjak kaget saat Yoongi tiba2 mengeluarkan suara saat aku sedang memperhatikannya.

"Tidak! Aku,,, aku tidak menatapmu!" Tangkasku.

"Lalu apa? Jelas2 aku melihatmu sedang memperhatikan wajahku dengan sangat dalam tadi. Kau sampai tidak sadar kalau mataku sudah terbuka." Yoongi terkekeh geli.

Tidak ada gunanya lagi berbohong pada saat ini. Toh, Yoongi memang sudah tahu kebenarannya.

"Iya. Aku tadi diam2 memperhatikanmu. Apa kau puas?"

"Mmm belum." Dia menjawab sambil menggelengkan kepalanya sedikit.

"Apa lagi? Aku sudah mengatakannya kan?"

"Belum."

"Ha?"

"Kau belum mengatakan alasanmu memperhatikanku begitu dalam sampai kau tak sadar seperti itu."

Aku terdiam sejenak saat Yoongi berbicara seperti itu.

"Kenapa kau diam saja? Biar ku tebak. Apa kau mulai menyukaiku?"

"Tidak!"

"Lalu?"

"Aku hanya teringat ketika pertama kali kita bertemu. Kau memakai pakaian tertutup serba hitam sama seperti sekarang."

"Itu saja?"

"Ya. Kau pikir apa?"

"Ah sangat tidak menyenangkan. Apa hanya aku yang sedikit demi sedikit mulai memiliki perasaan padamu?"

Apa yang barusan ia katakan? Apa aku salah mendengar?

"Apa maksudmu?" Aku bertanya untuk memastikan apa yang aku dengar.

"Apa?"

"Tadi kau bilang apa?"

"Tidak ada."

"Jangan berbohong. Aku seperti mendengar sesuatu dari mulutmu tadi." Aku berusaha membuatnya mengatakan kembali apa yang tadi ia katakan.

"Memangnya apa yang aku katakan?"

"Ah tidak. Lupakan saja."

Yoongi tak menghiraukan jawabanku. Dia melanjutkan tidurnya sementara aku masih berkecamuk dengan pikiranku.

Semoga saja aku salah dengar tadi.



To be continued...

Become Your Assistant -MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang