6

21 1 0
                                    

"Mau pulang bareng gue?" Tawar Guan.

"Em...

"Gaada penolakan, udah yuk." Guan menggenggam tangan Micha, membawanya ke sisi sebelah jok penumpang mobil. Di genggam tangan gue, seneng bor. Guan membukakan pintu mobil untuk Micha. Setelahnya dia tidak langsung masuk ke mobil, dia mengambil beberapa bingkisan yang terletak di kap mobilnya, membawanya masuk ke dalam mobil. Biasa, dari fans. aowkwowkwowk.

Banyak berpasang-pasang mata menatap sinis ke Micha. Tapi sekarang, dia sudah tidak perduli. Untuk apa memikirkan orang lain yang hanya bisa membencinya tanpa tau seperti apa asli dari dirinya? Gagunack gais.

Ada rasa yang berbeda di hati Micha, bergejolak menubruk dada, seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik hatinya. Aneh, tapi indah, Micha menyukai rasa ini, sangat. Rasa yang sudah lama tidak pernah dia rasakan lagi. Ingin mengalah, mengubur semua rasa, karena dia tau, walaupun indah, pada akhirnya rasa ini hanya akan menimbulkan luka. Rasa ini, hanya akan menunda sebuah perpisahan, bukan menghilangkannya. Rasa ini, rasa yang karenanya, banyak orang menangis terluka, menyayat hati hingga tersakiti. Rasa ini, yang sangat Micha sukai, tapi berusaha Micha jauhi.

***

ppeonhadippeonhan i mareul naega
ijeseoya kkeonae bojiman
ppeonhadippeonhan i mari jeonhaeneun jilkkayo yeah

gomabda gomabda tto gomabda ppunijiman
gidarimkkaji geuriumkkaji
uri chueokkkaji

gomabda yeah
gomabda yeah

neomu heunhan marira nae maeumi damgilkka
geokjeongdwaeseo haji mothaetteon mal
gomabdaneun malboda yeppeun mareul chattaga
gomabdago haji mothaetteon na

Lagu Thanks dari Seventeen mengalun memenuhi mobil Guan.

"Kakak suka seventeen?" Tanya Micha antusias. Pasalnya, dia juga menggilai seventeen, Mingyu biasnya.

"Haha ga terlalu, gue suka lagu-lagunya doang. Kenapa? Lo suka seventeen ya?"

"Ih gilaaa, suka banget kak, banget banget banget banget, mereka tuh TOP banget, membernya banyak 13 cuma kompak banget." Micha menjelaskan dengan semangat.

"Hahaha sesuka itu ya?" Guan mencubit pipi Micha gemas.

"Ganteng-ganteng banget soalnya."

"Gue juga ganteng kali."

"Gantengan Mingyu lah tapi."

"Gantengan Mingyu tapi gue lebih perhatian kan." Guan mengedipkan sebelah matanya genit.

"Ih genit hahaha."

"Hahaha."

/apasi tawa-tawa, author kan mau ikt jg╥﹏╥

15 menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Micha.

"Makasih ya kak udah mau nganterin. Lo gamau mampir dulu kak?"

"Gak usah deh Cha, udah sore, besok-besok aja, yaudah lo masuk sana."

"Ooh gitu okedeh, yaudah kakak hati-hati ya, jangan ngebut, tar kejadian tau rasa." Omel Micha.

"Iya jelek, yaudah sampai besok Cha."

"Gue ga jelek wlee." Micha menjulurkan lidahnya setelah itu berlari masuk ke dalam rumah.

Lucu banget si anjr. Batin Guan.

***

Micha sedang duduk di depan meja rias, menghadap ke cermin, menyisir rambutnya dengan lembut. Rambut Micha tidak terlalu panjang, lurus, sedikit coklat, indah. Setelah menyisir rambutnya dia pun naik ke atas tempat tidur, ingin tidur, dia menarik selimut lembutnya yang berwarna pink, ditariknya sampai ke dada.

AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang