"Di read doang astaga awas aja ni anak besok." Gumam Guan
***
Hati Micha tertusuk, bukan karena pisau atau benda tajam lainnya, melainkan karena pemandangan yang sekarang tengah disaksikannya.
Guan, sekarang dia sedang ketawa-ketiwi dengan senangnya bersama seorang perempuan, kakak kelas Micha, satu angkatan dengan Guan.
Ocha namanya, perempuan paling cantik diantara seluruh siswa kelas 12. Rambutnya lurus panjang, matanya hitam bercahaya, porsi tubuhnya pas, kulitnya putih bersih. Sempurna dalam hal kecantikan, tak ada celah untuk bisa menghinanya dalam hal kesempurnaan bentuk tubuh. Tak pernah pakai make up tapi pipinya selalu merah merona. Iri ga lo semua noh wkwkwkwk. Ya gausa iri bolot orang dia kaga asli.
Sekarang, seluruh siswa-siswi di sekolah tersebut sedang menatap mereka. Tak terkecuali Micha dan teman-temannya. Ada yang menatap jijik, iri, sinis, bahkan ada yang senang. Ya kan enak gitu ngeliat pangeran sama princess bersatu.
Jarwo sadar akan situasi itu, dia pun segera menarik tangan Micha, membawanya ke kantin. Tak ketinggalan Joy, Rene, Kia, Cassie, Darka, Dakta, dan Sopo ngekor dari belakang. Lebih baik makan banyak dan enak daripada melihat pemandangan menyakitkan seperti itu. Btw Darka udah sembuh gaiz.
Micha tak bisa marah, dia tak punya hak untuk itu, dia sadar. Dan itulah yang membuat hatinya semakin berdenyut nyeri. Ketika kita tersakiti, tapi kita tak mampu marah. Ketika hati berkata ingin protes, tetapi kenyataan tak mengizinkan. Ketika kita ingin merasa cemburu, tapi kita tak punya hak untuk itu.
Ocha adalah anak teman Alexa, ibunya Guan. Oh iya, fyi guys, ortunya Guan ga tinggal di Indo, kedua orang tua Guan tinggal di Sidney karena hal pekerjaan. Guan pernah diminta untuk pindah kesana, tapi katanya dia mau di Indo aja, mau nyari pasangan hidup orang Indo katanya.
Ok back to story, jadi Ocha dan Guan sebenarnya udah kenal dari SD, mereka adalah teman semasa SD. Dari SD, Guan memang kagum melihat Ocha yang tak ada kurangnya. Parasnya yang indah membuat orang mau tak mau melihat ke arahnya, Guan mengakui hal itu juga sempat terjadi padanya. Tapi sekarang, baginya, Micha adalah segalanya, kalian harus catat itu.
***
"Lo makan apa Cha?" tanya Joy langsung ketika mereka baru saja sampai di kantin. Tak ada yang mau membahas pasal Guan. Karena mereka tau itu adalah bahasan yang tidak seharusnya dibahas pada saat ini. Bahkan Darka sekalipun sekarang bisa mengerti untuk tidak membahasnya. Alhamdulillah ya.
"Apa aja deh." Ucap Micha dengan senyum lebar yang dipaksakan.
Mendengar itu Joy segera memesan makanan dan minuman yang sama untuk mereka semua. As always bakso dan teh manis.
"Eh gue punya tebak-tebakan nih." Darka tiba-tiba berteriak bangga. Baru aja tadi dipuji, udah gila lagi.
"Apa apa?" Tanya Jarwo tak kalah heboh. Yaela sama aja ni dua bocah bolot.
"Siapa nama nyamuk?" Tanya Darka semangat pake banget.
"Hah siapa?" Tanya mereka semua bingung.
"Emang nyamuk punya nama?" Tanya Rene heran.
"Ya punyalah, bukan lo lo aja yang punya nama. Nyamuk juga punya kali." Jawab Darka.
"Jono?"
"Bukan."
"Sopo?"
"Tai." Ucap Sopo spontan.
"Astaghfirullah Sopo, kok ngomongnya kasar sih." Darka berbicara dengan nada lebay sambil menutup mulut seakan dia sangat shock mendengar hal yang barusan keluar dari mulut Sopo. Melihat hal itu mereka pun tertawa, termasuk Micha.
Sahabat memanglah orang yang paling amat sangat dibutuhkan ketika perasaan sedang tak terkendalikan. Mood Micha sedikit membaik karena mereka.
"Jadi siapa dong namanya?" Tanya Micha pada akhirnya.
"Nyerah nih lo semua. Ah cemennn. Tatang namanya." Jawab Darka sambil meremehkan.
"Hah kok tatang?" Tanya Cassie heran.
"Iya dong. Kan ada di lagunya. Cicak cicak di dinding. Diam-diam merayap. Tatang seekor nyamuk. Hap lalu ditangkap. HAHAHAHAHAHAHA....." Tawa Darka meledak.
Krik krik krik.
Krik krik.
Krik.
"Apasih lo gajelas goblok." Bukannya tertawa mereka malah menatap sinis Darka sedetik kemudian semua membuang muka. Lebih baik melihat ke arah lain daripada melihat wajah goblok Darka. Gagunack.