🍃 Moment 🐨 🍃

1.2K 50 6
                                    


Moment is You 💖

NamJoon's PoV
.
.
.
Waktu berjalan cukup lama.
Tak terasa kan,umur ku.. bahkan umurmu yang lebih 2 tahun dariku,kita beranjak dewasa. Sewaktu kita kecil dulu,selalu saja ada pertengkaran kecil. Tapi itu manis sekali. Pertengkaran yang terkadang bagi ku hal sepele. Mungkin bagi mu juga seperti itu. Terkadang momen seperti itu membuat ku tersenyum. Sempat aku melihat di mata mu dan di pikiran mu,seperti nya cinta sedang di gambar. Ya..maksud nya aku yang jatuh cinta padamu waktu itu. Meskipun tersembunyi..sebenarnya aku bertanya..cinta itu apa? Dan sekarang aku tahu... Cinta adalah dirimu. Jujur aku tak berani berkata "Hey Seokjin..aku cinta padamu"
Waktu masa kita yang masih berumur belasan tahun. Sekarang seperti kerinduan yang terus berdatangan sampai aku tak mengerti harus bagaimana lagi. Aku harap...ada angin yang datang lalu memberi tahu mu tentang isi hati ku. Terkadang aku tersenyum dalam kebodohan. Melihat mu dari kejauhan sedang berbincang-bincang dengan teman satu Fakultas mu. Ya..sekarang sudah tak seperti dulu lagi. Aku tahu. Aku sadar. Dulu kita hanya siswa belasan tahun.
Tapi kau ingat waktu itu. Waktu aku bermain basket dan karena aku hilang fokus seketika badan ku lemas dan hidung bodoh ini berdarah? Dengan cepat kau menghampiri ku? Padahal jelas kau sibuk dengan tugas mu sebagai ketua organisasi siswa saat di Sekolah Menengah Atas. Dari jauh aku melihat kau menghampiri ku.
Ya..Cinta ku.. Cinta ku adalah Momen hari dimana dirimu datang,kau memenuhi pandanganku,kau memenuhi hati ku sampai aku terus memikirkan mu padahal aku nyaris pingsan. Bukan pingsan biasa. Bisa kurasakan ada sesuatu didalam dada ini yang ingin keluar. Semilir angin menghempas lembut suraimu. Kau tersenyum pada ku, lalu bertanya "Kau baik-baik saja?" yang membuat hidung ku semakin deras mengeluarkan darah. Aku yakin muka ku seperti orang bodoh sekarang,terpaksa tersenyum kepada mu dengan bercucuran darah dari hidung. Orang lain akan berfikir aku terlihat mesum. Percayalah..aku tidak seperti itu,saat kau mengulurkan tangan mu pada ku.
Mulai saat itu aku putus kan. Cinta ku adalah dirimu. Aku terpaku pada keindahan mu untuk yang kesekian kali nya. Mencoba untuk menutup mata mu dan menutup telinga mu ketika mata ku dan hati ku tersiratkan perasaan untuk mu. Momen itu. Meskipun aku tak dapat menangkap mu,sekalipun aku tak dapat memelukmu. Tapi cinta adalah dirimu. Sesaat aku terpaku lagi untuk kesekian kali nya,tersadar kau tersenyum lagi dengan gugup aku menjawabmu "Terimakasih.. aku baik-baik saja" setelah itu kau membantu ku untuk berdiri dengan kedua tanganmu. Sudah lama aku jatuh cinta padamu. Tak ada keberanian untuk mengatakannya. Aku tahu. Aku terlihat bodoh. Aku tak mau kehilanganmu. Sungguh. Aku menunggu Momen itu datang. Ku harap kerinduan yang tersembunyi ini seperti cahaya mentari dapat memberi tahu mu tentang hati ku. Saat kau merangkul ku menuju bangku dibawah pohon besar itu,kau tersenyum dan membantu ku untuk membersihkan semua kekacauan di wajah ku. Ah..tidak... Bukan kekacauan di wajah ku. Lebih tepatnya..Kekacauan di hati ku. Bahkan sampai sekarang pun kekacauan di hati ku tetap ada. Momen yang tak pernah aku lupakan. Bukan kah Aku terlihat aneh sekarang? Melihat mu tepat di depan mata ku? Tersenyum pada ku? Membersihkan semua kekacauan pada diri ku? Ingin sekali aku berteriak bahwa aku. Aku cinta padamu.
Setelah semua kejadian itu Aku dan Kau. Kita selalu bersama. Kita menjadi pusat perhatian orang. Orang mulai berkata aneh tentang kita. Sebenarnya aku tak peduli. Sungguh. Aku hanya peduli pada Momen dimana kita tertawa bersama. Melakukan semua bersama.  Aku tak peduli bahkan kau seorang Senior yang akan lulus dan menjadi seorang mahasiswa. Aku bisa saja lompat kelas. Otak Jenius ku jangan di ragukan. Setiap aku bilang aku akan lompat kelas kau selalu berkata "Jangan bercanda..nanti kau merasakan sakit di kepala mu...hahaha" sambil tertawa. Tawa dengan ciri khas mu. Aku pun hanya tersenyum. Terkadang aku berfikir kau lebih tua dari ku,tapi sifat mu yang seperti anak kecil sering sekali keluar. Ingat sewaktu jam makan siang? Begitu panjang antrian di tempat makan di sekolah kita? Kau selalu menggerutu kelaparan lalu berkata "Ahh..menyebalkan..aku ini kelaparan,mereka para Junior tak bisa kah menyingkir?" Setelah itu kau menghembus kan nafas kasar lalu menoleh pada ku dengan raut muka seakan berkata "Ah.. kau juga junior ya..maaf" tak hela aku terkekeh melihat mu. Dengan menarik lengan mu lalu membawa mu keluar sekolah untuk ke mini market di depan sekolah. Tentu saja diam-diam. Kalau tidak. Matilah kita. Hahaha... ingin sekali aku tertawa melihat muka mu yang gusar ketika kita berada di mini market. Tapi setelah nya kau tersenyum lebar,melihat semua makanan di depan mu. Duduk di bawah pohon favorite kita. Angin yang menghembus surai mu tambah memperindah lekuk wajah mu. Sekejap aku termenung menatapi wajah mu. Tersadar ketika kau menusuk dimple ku dan dengan cerewet nya kau bilang untuk cepat makan.
Semakin hari semakin banyak momen di hari kita. Aku tak yakin apa kau paham isi hati ku? Lagi. Aku mencoba menekan perasaan ini. Walau sulit aku tetap seolah tak terjadi apa-apa. Sungguh kadang hati ini mulai sakit.
Saat itu. Aku putuskan untuk lompat kelas saja. Aku tidak ingin kejadian waktu kita berada di Sekolah Menengah Pertama terulang. Kau lulus dan menjadi siswa Menengah Atas sedangkan aku masih butuh 2tahun untuk menyusulmu. Aku pun harus mengikuti semua persyaratannya. Aku langsung ingin lompat 2tahun. Ya..menjadi satu angkatan mu. Saat aku berkata dengan tekad yang kuat bahwa aku benar-benar ingin lompat kelas kau bertanya pada ku "Kenapa kau ingin sekali lompat kelas?". Jujur.. aku ingin sekali menjawab "Supaya aku selalu di samping mu. Oh bukan... Agar kau tetap di samping ku". Kau tahu..aku tak mau melepaskan semua momen ku ini. Tak mau terlewatkan sedikitpun. Mungkin kau menganggapku aneh. Tapi tak pernah tersirat di wajah mu,bahwa baik kau dan aku itu aneh.  Akhirnya aku berhasil. Menjadi satu angkatan mu. Kau seperti bahagia juga ketika malam itu aku memberi kabar bahwa aku berhasil. Aku pun bangga pada diriku. Setidaknya aku tak berbohong kan kalau aku itu benar Jenius. Setelah nya. Pagi itu kau memelukku sangat erat. Untuk pertama kali nya kau memeluk ku. Dengan bodoh nya aku bertanya "Ada apa..Jinseok kau memeluk ku?" Masih dalam pelukan kau terkekeh menjawab ku "Kau berhasil lompat kelas,aku senang sekali" aku membalas pelukanmu. Ohh.. harum mu sungguh membuat ku tak sanggup untuk bernafas. Jantung ku..aku harap kau tak mendengarnya Jinseok. Aku baru sadar. Jika tinggi mu itu tak setinggi badan ku. Pinggang mu yang ramping walau lebar bahu mu. Imut. Ketika kau berkata "Selamat Joon ah" dan kau tak protes ketika aku berkata "Terima kasih Jinseok ah" jangan sampai muka ku merah. Jangan. Aku bisa merusak reputasi ku. Paling tidak aku menang 2 poin dari nya. Aku tak mau di anggap anak kecil lagi oleh nya. Aku lah dominan disini. Segera kau melepas pelukan nya aku merasa seperti ada yang hilang. Tapi tak ku pungkiri aku bahagia sekali. Cinta ku Momen ku itu lah Jinseok.
Saat itu aku sering datang kerumah mu. Semakin dekat dengan mu,mengerjakan semua tugas bersama. Terkadang tidur di rumah mu,begitupun sebaliknya. Aku memberi perhatian pada mu,begitu pun sebaliknya. Terkadang aku bertanya pada diri ku sendiri "Apa kau punya rasa yang sama seperti aku?". Tidak.. lebih baik aku bungkam. Aku tak mau menjadi perusak suasana. Biar saja momen seperti ini. Setidaknya aku bisa sedikit merasakan bahagia. Aku sadar sikap ku mungkin terlalu kentara dan berlebihan. Baik di sekolah atau pun saat di rumah mu. Padahal mereka bisa saja beranggapan kalau kita tak ada apa-apa.
Tapi.. Ayahmu saat itu bilang pada ku untuk menjadi sahabat terbaik bagi mu. Sulit. Kau tahu?. Baik. Ku anggap ini adalah penegasan atau garis tebal untuk aku berhenti pada hati ku sendiri. Cinta ku... Momen ku... Hari dimana aku melepaskan mu. Saat Ayah mu berkata kau akan melanjutkan kuliah di NewYork dan meminta ku untuk membujuk mu agar mau kuliah di sana. Saat itu juga hati ku benar hancur. Jantung ku berhenti. Waktu ku berhenti. Terasa sakit. Cinta ku.. Momen ku.. Hari dimana saat aku meniggalkan mu. Saat itu juga aku mulai menjauhi mu di sekolah. Kau merasa aneh. Dan pada hari itu kau bertanya pada ku "Sebenarnya kau kenapa Joon ah? Apa kau marah karena aku tak mau kuliah di NewYork? Kalau benar itu mau mu,baik..aku akan pergi ke NewYork. Kau dan Ayah sama-sama tukang paksa"
Kau marah padaku saat itu. Ingin sekali aku berkata "Jangan pergi. Aku sungguh sakit,kau tidak tahu,tapi Ayah mu sudah tahu tentang perasaan ku pada mu walau aku tak pernah berbicara sedikitpun". Kau berlalu dari hadapan ku dengan raut muka yang tidak baik. Kau marah.. aku bahkan lebih marah pada diriku sendiri. Dan sakit. Bodoh nya aku yang tak berani. Maaf. 
Sampai lah saat semua siswa mendapatkan kelulusannya.. begitupun aku. Aku hanya melihat mu dari jauh. Tepat aku melihat mata mu dan dipikiran mu.. tak ada senyum di wajahmu saat mata kita bertemu. Ya. Cinta juga meninggalkan ku.. terasa sakit sekali. Dada ini sesak. Cinta ku..Momen ku.. Diri mu.. Kim Seokjin.

💙Just NAMJIN💖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang