☘SomeOther Day [Part 1]👬☘

354 33 1
                                    


Someother Day
.
.
.

-Prolog-

Author's PoV

Tahun dimana baik Seokjin maupun Namjoon telah lulus dari masa sekolah nya menuju tingkatan lebih atas lagi. Ya menjadi Mahasiswa di masing-masing Unniversitas.
Semenjak hari dimana mereka saling menjauhkan diri,tak ada saling menghubungi bahkan untuk bertegur sapa pun tidak ada.
Namjoon yang sudah terdaftar lulus masuk di Unniversitas besar di Korea dengan kemampuannya sendiri,menikmati hari-hari nya sebagai mahasiswa,meski Perasaan nya masih tidak karuan. Lalu Seokjin? Ya.. Dia berhasil masuk di Unniversitas besar Di NewYork. Pergi meninggalkan Korea dan segala kenangannya. Sesekali Seokjin merasa rindu dengan Korea dan orangtua nya,juga seseorang. Selama 1 tahun sudah berjalan. Sampai hari dimana Seokjin memberanikan diri menghubungi kedua orangtua nya bertekad untuk kembali ke Korea. Bagi Seokjin NewYork tak cocok dengan nya. Lalu satu tahun berlalu itu seperti apa? Seokjin hanya menekan semua nya dengan baik. Seokjin mencari tahu bagaimana cara pulang ke Korea dengan alasan nilainya. Dan benar saat itu Profesor di sana berkata jika nilai Seokjin bagus,Seokjin bisa mengajukan diri untuk di transfer ke Unniversitas mana pun termasuk Korea. Baik. Bukan Seokjin tak tahu,dia tahu persis dimana seharusnya formulir ini di ajukan. Orang tua nya ketika menelepon tak hela juga menceritakan sahabat kecilnya. Ya. Kim Namjoon. Saat itu juga Seokjin tahu dan akan segera kembali ke Korea.
Orang yang dia rindukan jelas Kim Namjoon. Rindu nya pada orang tua tak sebesar rindunya pada Namjoon.

Jauh di Korea sana. Kim Namjoon yang kehidupan sehari-hari nya berkuliah namun tak di pungkiri hati nya selalu merindukan sosok Kim Seokjin. Setahun berkuliah tanpa kabar sedikitpun dari Seokjin. Hanya saja Namjoon beberapa kali mampi ke rumah orang tua. Hanya untuk bertegur sapa. Bagi Namjoon kedua orang tua Seokjin juga sudah dianggap orang tua nya. Namjoon hidup hanya bersama neneknya. Ya.. Orang Tua satu-satu nya yang dia miliki.
Entah kenapa. Hati Orang tua Seokjin perlahan luluh. Sempat Namjoon bertekad ingin berkata,kalau dia ingin sekali menjadikan Seokjin pasangan hidup nya. Lagi-lagi rasa takutnya di kepalanya. Takut dapat penolakan dan cacian dari orangtua Kim Seokjin. Selama setahun jauh dari Seokjin,Namjoon sempat mendengar berita bahwa Seokjin akan di jodohkan dengan Anak temen dekat Ayah Seokjin. Saat itu juga Namjoon berfikir akan cepat merebut Seokjin nya. Tidak. Itu tidak mudah. Saat hari pertama Seokjin melangkahkan kakinya pergi ke NewYork Namjoon tak mengantar Seokjin. Padahal bisa saja Seokjin menunggunya di bandara waktu itu. Dengan berfikiran bahwa Seokjin sudah membencinya. Lebih baik dia tak pergi menghantar Seokjin. Perihal hati nya juga tak rela jika Seokjin pergi. Takut nya hati nya kembali sakit. Setelah kepergian Seokjin ke NewYork tak hela Namjoon menjadi mahasiswa idaman di Unniversitas. Tinggi,tampan, bahkan gagah. Satu pesona nya dimple yang selalu membuat orang terpesona padanya. Baik senior atau pun junior selalu berusaha mendekatinya. Bahkan banyak yang menyatakan cinta padanya. Dengan santai Namjoon selalu menjawab "Aku sudah ada pacar,kau bisa dimakan nya kalau dia tahu" Namjoon hanya melempar senyum tipis dalam hati nya pacar dari mana? Mengajak nya pergi secara resmi saja belum pernah. Jangan tanya dia siapa. Ya Kim Seokjin. Benar dulu mereka selalu bersama untuk waktu yang cukup lama. Tapi hanya sebatas pertemanan anak belasan tahun. Sampai akhirnya Namjoon menyadari sesuatu. Bahwa dia tak bisa berpisah dari Seokjin nya. Berstatus mahasiswa. Terpancar muka nya selalu baik. Ya hanya muka nya saja. Tak tahu hati nya sudah lama sekali mati. Teman Namjoon memberitahu Namjoon untuk segera mencari pacar. Namjoon hanya melempar senyum lirih tak berarti dia senang akan usulan sang teman. Desas desus perjodohan Seokjin terdengar. Saat Namjoon melangkahkan kaki nya ingin menelusuri gang rumah Seokjin,para tetangga itu berucap mengenai perjodohan Seokjin. Awalnya Namjoon terkejut dan tak terima. Maksudnya bagaimana bisa? Bukan nya Seokjin itu di NewYork? Namjoon yang terkesan berjalan terburu-buru lalu mengetok rumah dan pemilik rumah cepat membukakan pintu. Sang  pemilik rumah tersenyum. "Oh.. Namjoon kau datang nak?" Namjoon hanya mengangguk pelan sembari mengatur nafas nya. Namjoon masuk kerumah setelah di persilakan masuk. Duduk di ruang tamu sementara Sang pemilik rumah membuat kan minuman. Setelah nya Namjoon berujar "Bibi... aku dengar Jinseok mau di jodohkan? apa benar?" Ya. Ibu Seokjin hanya melempar senyum nya kepada Namjoon yang membuat Namjoon menyatukan alisnya. "Benar.. Ayah Seokjin akan mengenalkan nya pada Seokjin" Sang Ibu berkata sembari memberi teh hangat pada Namjoon. Namjoon terdiam. Otak nya sulit mencerna. "Bagaimana ini? Aku belum berkata kalau aku mencintainya" Namjoon membatin. "Namjoon? Kim Namjoon? Kau baik-baik saja nak?" Namjoon tersadar. "Ya Bibi Kim.. aku baik-baik saja" namun tak hela raut muka Namjoon berujar bahwa dia tak baik-baik. "Tapi.. jika Seokjin tak menginginkan nya.  Baik bibi atau paman tak akan memaksanya" Namjoon segera menatap sang bibi. "Berati.. jika Jinseok tak suka,kalian tak akan memaksa nya begitu?" Antusias Namjoon bertanya. Paling tidak ada sedikit harapan. Tapi.. jika Seokjin setuju. Namjoon tak bisa berbuat apa. Pasalnya sejak mereka memutuskan untuk hilang kontak mereka tak saling berhubungan. "Aku akan menghargai keputusan Seokjin.. Kim Namjoon" suara berat lelaki tua yang baru saja membuka pintu ruang kerja nya membuat Namjoon terkejut. "Paman? Paman dirumah? aku pikir Paman di kantor"
Namjoon merasa canggung jika bertemu dengan Ayah Seokjin. Jelas saja. Dulu Namjoon di beri penegasan oleh Sang Paman. Dengan arti an tidak boleh mendekati Seokjin. Sejak saat itu peluang untuk sering datang ke rumah Seokjin terus Namjoon kurangi. Merasa tak enak hati dengan Ayah Seokjin. Ayah Seokjin mendekati sang istri dan duduk di sebelah istri nya dan menatap Namjoon. "Aku memang benar akan menjodohkan nya. Tapi..semua keputusan di tangan Seokjin. Jika Seokjin tak menyukai perjodohan ini,aku tak bisa memaksa. Atau jika ada orang lain yang mau menjadikan anak ku sebagai pasangan nya,dia harus bertanggung jawab penuh untuk Seokjin-ku itu. Pekerja keras dan menyanggupi apa pun kemauan anak tunggal ku. Aku tak mau Seokjin-ku susah. Kau paham?"
Namjoon sedikit terperangah dengan apa yang di katakan Paman Kim. "Maksud nya apa sekarang sudah di beri lampu hijau oleh sang Paman?" Namjoon terus membatin. "Kim Namjoon kau mendengarku kan?"
"Ya ya ya.. Paman.. aku mendengarkan nya" Namjoon menjawab tergagap sehingga membuat Bibi Kim tersenyum hingga terkekeh geli. Pikirnya alangkah lucu nya jika Namjoon menjadi menantu nya. Karena Ibu Seokjin sudah terlanjur suka pada perawakan Kim Namjoon sejak Namjoon sering datang kerumah dan terkadang membantu nya.
Namjoon berjalan pulang. Bersiul menikmati angin sore. Bahwa Namjoon tidak bodoh mengartikan semua perkataan Ayah Seokjin.
"Aku akan menjadi pasangan mu Seokjin akan ku pastikan itu. Lihat saja"

💙Just NAMJIN💖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang