So What We Are??
.
.
.
🐬🐳Setelah Namjoon dan Seokjin tiba dirumah sang Nenek. Nenek Namjoon pun syok dengan luka di lengan Namjoon persis di bagian sikunya. Tapi Sang Nenek tahu bahwa Namjoon tak selemah itu. Nenek hanya tersenyum melihat nya terlebih melihat sosok pemuda yang tinggi nya tak terlalu beda dari cucungnya. Sosok pemuda dengan senyum manis nya dan mata bersinarnya,serta pintar memasak. Rasa rindu nya juga besar terhadap pemuda di depan nya. Seokjin melepas Namjoon sementara segera memeluk sang Nenek yang sudah di anggap seperti Neneknya. "Aku rindu pada mu Nek" memeluknya erat sang Nenek mengelus punggung lebar itu hangat. "Begitu juga aku Sayang,aku sangat merindukan mu,tapi Namjoon terlalu jahat tak pernah membawa mu kemari untuk waktu yang lama" sang Nenek jelas mengutarakan isi hati nya,Seokjin hanya tersenyum di balik pelukan sang Nenek,melihat tingkah Namjoon yang sedang menggaruk bagian belakang kepala nya tersenyum tipis,pikir Namjoon terbongkar sudah. Seokjin mengarahkan tatapan tajam tepat ke dalam manik sang kekasih. Bermaksud dengan pertanyaan tega sekali pada Nenek. "Nek.. Aku dan Seokjin kan sama-sama sibuk kuliah" Namjoon bermaksud membela diri di hadapan kedua orang yang di sayangi. Nenek melepaskan pelukan sang pemuda berjalan menuju Cucung kesayangan. "Aigoo..ya sudah bersihkan luka mu,Nenek siap kan makan malam untuk kalian berdua" Namjoon berdesis,Nenek nya dengan sengaja memukul pelan luka sang cucu kesayangan. Seokjin terkekeh geli melihat bahwa Nenek juga bisa usil. "Kemari.. dimana kotak P3K nya?" Seokjin menarik Namjoon masuk ke kamar Namjoon lalu berusaha mencari keberadaan kotak tersebut. "Di atas lemari itu Jinseok,pelan-pelan membuka nya" Seokjin mengerti membuka perlahan pintu kecil di lemari tersebut. "CREECK" Seokjin tercengang melihat pintu kecil nya terjatuh. Lalu menatap tajam Namjoon yang tersenyum pahit. "Sungguh..aku tak menghancurkan nya,saat itu aku terburu-buru Jinseok jadi aku menutupnya-" Namjoon tak melanjutkan omongan nya,melihat Seokjin yang kembali sibuk mencari yang ia butuhkan. Seokjin tersenyum. Namjoon menatap Seokjin. Aneh. Pikir Namjoon,moodnya yang cepat sekali berubah. Lalu Seokjin mendekati Namjoon yang sudah duduk di ranjang empuknya. "Kapan kau mengambil poto ku yang ini?" Seokjin menyodorkan poto dirinya dengan raut muka malu-malu. Namjoon seperti orang yang ketahuan mencuri sesuatu hanya mengerjapkan matanya beberapa kali. Seokjin terkekeh. "Kemarikan lengan mu,aku bersihkan dahulu" Namjoon dengan suka rela meletakan lengan nya di atas paha sang kekasih,melihatnya dari jarak dekat seperti ini sungguh hatinya seperti ada cahaya masuk,terisi penuh sekali. Memperhatikan dengan seksama wajah sang kekasih,bukan Seokjin tak tahu jika sedang diperhatikan oleh Namjoon. Seokjin hanya fokus pada lengan kekasihnya yang sesekali berdesis pelan ketika dengan sengaja menekan luka-luka di lengan Namjoon. "Pelan-pelan Jinseok ah..ini perih sekali" Seokjin menatap Namjoon. "Kau berisik sekali,ini supaya kotoran nya keluar,bukan kah tadi kau bilang ini luka kecil?" Seokjin berniat mengejek Namjoon dengan memasang muka meremeh kan sang kekasih. Tanpa balasan Namjoon menarik badan Seokjin seketika berada di pelukannya dengan posisi kepala Seokjin menghadap muka Namjoon dan badan Seokjin tepat berada di atas paha Namjoon. "Aku bilang pelan-pelan bukan berarti benaran sakit sayang" Namjoon dengan suara rendah namun terdengar pelan dan sedikit menggoda Seokjin yang terdiam menatap mata sang kekasih yang semakin lama semakin mendekatkan wajah nya hingga hidung mereka bersentuhan. "Kaa..kau..kau mau apa Nam--pphmm" Namjoon tak mengizinkan Seokjin-nya menuntaskan perkataannya. Meraup bibir penuh sang kekasih. Memperdalam ciuman nya. Terdengar lenguhan keluar dari mulut Seokjin pertanda membutuhkan stok oksigen. Namjoon melepaskan tautan mereka. Telinga Seokjin yang merona membuat Namjoon tersenyum puas,itu arti nya Seokjin menyukainya. Saling menatap lama dengan posisi seperti itu. "Chuupps" Seokjin refleks menutup matanya,Namjoon kembali mengecup lembut kelopak mata Seokjin. "Jangan menangis lagi..mengerti?" Seokjin tersenyum lembut dan mengangguk pelan,lalu memeluk Namjoon meletakan muka nya persis di ceruk leher Namjoon. Walau bau alkohol,tapi wangi parfume yang Seokjin beri pada Namjoon lebih kuat di kamarnya sekarang. Namjoon balas memeluk erat Seokjin. Namjoon sadar,rindunya begitu besar pada pemuda yang berada di pelukannya. Sesekali mengelur bahu lebar sang kekasih,lupa kalau luka di lengan nya belum tuntas bersih. "So..what we are?" Seokjin melontarkan kata-kata yang membuat Namjoon terkekeh dalam pelukan nya. Seokjin yang semakin merona lalu memeluk lebih erat lagi tubuh sang kekasih. " jadi.. kau mau kita apa? Atau Bagaimana?" Namjoon kembali menggoda sang kekasih. "Ishh..menyebalkan" Seokjin menggerutu dalam pelukan Namjoon,masih menelusupkan wajahnya pada leher Namjoon. Namjoon mengelus lembut surai sang kekasih. "Sayang..luka ku masih belum selesai,coba di selesaikan dulu" Namjoon mengalihkan pembicaraan. "Tidak mau! Jawab dulu pertanyaan ku,jangan malah balik bertanya" Namjoon benar-benar baru tahu bahwa kekasihnya ini menggemaskan,tak layak dengan status umurnya. Namjoon merenggangkan pelukan nya daei Seokjin,memutar posisi duduk menjadi berhadapan. Meraih kedua jemari Seokjin menatap lekat manik sang kekasih. "I Love You"
Kembali Seokjin merona bahkan seluruh wajar Seokjin sekarang blush. Siapa yang kau cintai Kim Namjoon ssi" pertanyaan dengan penegasan yang keluar dari mulut Seokjin. Bukan tak paham maksud Namjoon,hanya saj Seokjin ingin sekali Namjoon mengutarakan perasaannya secara lengkap. Namjoon sedikit menghela nafas nya pendek pikirnya kekasihnya sekarang terlihat seperti ingin tahu lebih,Seokjin tetap menuggu pernyataan Namjoon menatap Namjoon dalam-dalam. "Dengar kan aku Jinseok. Aku tak akan mengulang lagi heum" Seokjin dengan serius menatap Namjoon. "Aku.. Kim Namjoon.. cinta pada mu Kim Seokjin. Sejak awal bahlan sejak kita kecil,aku fikir hanya perasaan seorang adik terhadap hyung nya,tetapi semakin kita dewasa,aku rasa perasaan itu berbeda. Aku mulai merasakan sakit hati ku jika aku melihat mu dengan orang lain. Jadi.. kita..-" Namjoon menjeda kata-katanya. Seokjin tetap menuggu kata-kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut Namjoon sendiri malam ini. Pernyataan cinta nya. "Jadi kita apa?" Seokjin menyela Namjoon. "Apa kita mau makan sekarang" Seokjin sontak melempar kasa luka ke muka Namjoon lalu hendak beranjak berdiri,namun Namjoon menarik lengan Seokjin dan kembali terduduk membelakangi Namjoon. Namjoon memeluk sang kekasih dari belakang. Menghirup harum dari leher sang kekasih. Kau harum sekali sayang" suara berat Namjoon lagi menggoda Seokjin. "Menyebalkan" Seokjin ingin melepaskan pelukan nya tapi Namjoon malah mempererat pelukannya dari belakang,meletakan wajah nya pada leher mulus sang kekasih menghirup wangi dari sang kekasih. Sesekali Namjoon mengecup leher Seokjin. Seokjin menoleh melihat Namjoon seakan bertanya apa yang dia lakukan. Bukan menjelaskan,Namjoon lekas mencium bahu sang kekasih. Seokjin berfikir tubuh nya sekarang terasa aneh. Namjoon terkekeh di belakang Seokjin,lucu sekali melihat sang kekasih yang tergoda. "Jadi..kapan kita akan menikah heum?" Seokjin dengan sigap kembali menoleh dan menatap Namjoon. "A..aapa yang kau bilang?" Seokjin tak tuli untuk mendengar jelas perkataan kekasihnya,karena tepat di depan telingga Seokjin,Namjoon mengajaknya menikah. "Sayang..kau suka sekali membuatku mengulang-ulang perkataan heum? Mau menggoda ku kah?" Suara berat Namjoon terdengar di telinga Seokjin. Seokjin bergidik. Kembali Namjoon mengecup leher mulus Seokjin. "ahh Namjoonhh" Seokjin sontak menutup mulutnya. Berfikir kenapa bisa dia mengeluarkan suara seperti itu. "Kau kenapa Jinseok ah?" Namjoon tersenyum nakal. Bukan tak tahu jika kekasih nya terpancing. Seokjin hanya menggelengkan kepala nya dengan mulut tertutup oleh kedua telapak tangannya. "Hey..nanti kau susah bernafas heum?" Namjoon menarik pelan kedua tangan Seokjin,entah apa yang membuat Seokjin langsung berputar posisi lalu memeluk Namjoon lagi seperti bayi koala. Namjoon tahu jika sudah seperti ini kekasihnya sedang bahagia,membalas pelukan kekasihnya. "Aku..aku juga cinta pada mu Namjoon ah" Seokjin kembali mengarahakan muka nya ke ceruk leher sang kekasih. Namjoon hanya tersenyum puas.
"Joon ah.. aku lapar" Namjoon terkekeh lagi mendengar Seokjin yang berbicara lapar tapi masih tetap memeluk erat badan nya seperti bayi koala. "Baiklah..kita makan" Namjoon berniat untuk berdiri tapi Seokjin masih memeluknya sedari tadi. "Sayang..lepaskan dulu," Seokjin melepaskan pelukan nya kembali menatap Namjoon. "Hyung.. muka mu??" Namjoon tertawa terbahak kali ini. Malu sudah Seokjin di tertawakan oleh Namjoon. "Sialan!! Awas kau.."
"Bruughh" Seokjin mendorong badan sang kekasih hingga jatuh ke kasur empuk nya lalu berlari menyusul sang nenek di dapur. Namjoon benar-benar bahagia sekarang. Dan Seokjin akan menjadi milik nya. Seutuhnya.
Seokjin menyiapkan makan malam membantu sang Nenek. Namjoon masih berkutat dengan luka-luka nya di kamar. Namjoon tahu persis jika makanan sudah bisa di makan pasti Nenek akan berteriak.
"Nenek..maaf..aku lama tak menjenguk mu,aku-" Seokjin kali ini sedikit ragu untuk bercerita. "Nenek sudah tahu,kau sempat ke luar negri bukan? Namjoon sudah bercerita semua pada Nenek. Jin-ie ah.. Nenek harap kau bisa selalu menjaga Namjoon. Namjoon itu cucu ku satu-satu nya. Sejak kecil tak pernah ada raut kebahagian di wajah nya. Sejak bertemu dengan mu,Nenek melihat kebahagian di wajah nya." Seokjin mendengar dengan seksama apa yang Nenek Namjoon jelaskan. "Kau tahu tidak? Saat dia mendengar bahwa kau akan di jodohkan dengan orang lain,dia jadi bermalas-malasan,pulang selalu mabuk,hidupnya kembali kacau. Aku tahu penyebab nya,karena setiap malam dia menangis di depan ku,berkata bahwa Kau akan di ambil orang. Sementara dia belum mengutarakan perasaannya padamu. Takut kau menolak nya" tak dasar sang nenek meneteskan air matanya. Seokjin pun sudah lebih dulu meneteskan airmata nya. Pikirnya dia terlalu kejam pada Namjoon. Mendengar tuturan sang Nenek,Seokjin tak menyangka bahwa Namjoon bisa menangisi dirinya begitu pun sebaliknya. "Maafkan aku Nek..aku berjanji akan selalu di samping nya" Seokjin menghapus airmata sang Nenek dan sang Nenek melakukan hal yang sama terhadap Seokjin. "Kau jangan menagis lagi,Namjoon paling benci jika kau menangis." Seokjin tersenyum menganggukan kepala nya tanda bahwa dia paham betul maksud sang Nenek. "Terimakasih sudah kembali Jin-ie ah" sang Nenek mengelus pipi Seokjin yang tersenyum. "Nek.. kenapa aku di panggil Jin-ie?" Seokjin yang tersadar bahwa Sang Nenek terus memanggilnyaa seperti itu. Nenek kembali tersenyum. "Namjoon..panggilan khusus dari Namjoon untuk mu itu Jinseok benar kan? Jadi Nenek suka memanggil mu Jin-ie karena nenek suka memanggil Namjoon itu Joon-ie" kembali muka Seokjin merona mendengar penuturan sang Nenek. Pikir nya sang nenek dan cucung tidak ada bedanya.
"JOON-IE MAKAN!!" Seokjin membulatkan matanya mendengar suara sang nenek. Sang nenek hanya tertawa kecil. "Anak itu... maklum saja ya" Jelas sang nenek di balas senyuman oleh Seokjin. Seokjin kelak tak akan berteriak seperti itu untuk memanggil kekasih nya ketika makan.
Dan berakhir dengan makan malam dengan suasana hangat..
.
.
.
.
T
B
C----------------------------
17 Oktober 2019
----------------------------Terimakasih sudah mampir.
Buat hanya sekedar baca story ku yang agak ga jelas.
Dan Judul Chap kali ini pake judul lagu bangtan. Cuma numpang judul ya.
Ga memakai lirik secara keseluruhan seperti beberapa Chap sebelumnya.
Deadline tiap 2hari sekali ini buat otak ku mengering. Kkk
Nih story ngetik di Kantor *boleh lah curcol sikit* jadi..emang benar deadline tiap 2hari sekali.
Jelas nyata ya saya hard banget ke NamJin.. *ampun deh*
Sekali lagi makasih ya..
See ya next~~ 🙆♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
💙Just NAMJIN💖
Diversos[TAMAT] Kim Namjoon Kim Seokjin NamJin Bakal di update 2 hari sekali. cerita banyak Monolog. Tapi tetap bakal ada Prolog atau Dialog. Oh ya mungkin di setiap Chapter beda judul dan bakal aku Up foto Namjin di setiap Chapter nya. Tapi ada beberapa ch...