💜Make it Right 👬💍💜

334 23 4
                                    


Just Make it Right
.
.
.

Setelah Seminggu berlalu. Namjoon datang ke kediaman sang kekasih,berniat bertemu kedua orang tua Seokjin. Dengan tujuan melamar Seokjin. Memang saat ini Namjoon masih berstatus mahasiswa begitu pun Seokjin. Bagi Namjoon setidaknya dia menepati janji nya kepada Seokjin,akan melamarnya lebih dahulu. Namjoon yakin dengan dirinya begitu juga meyakinkan kedua orang tua Seokjin bahwa Namjoon sanggup memenihi semua kehendak Seokjin. Awalnya Namjoon berfikir Seokjin akan meminta hal-hal besar. Tapi ternyata Seokjin hanya butuh Namjoon. Semua akan berjalan baik jika Namjoon di sampingnya.
"Kau berjanji pada Paman jika Seokjin akan bahagia bersama mu?" Namjoon menganggukan kepala nya "aku berjanji Paman. Dengan hidup ku,Seokjin akan bahagia" Namjoon berujar mantap dan serius. Seokjin hanya tersenyum melihat kedua nya. Rupanya banyak yang sayang padanya. Sementara sang ibu dan sang nenek hanya sama-sama melempar senyum.
Menyantap makan malam mereka dengan suasana hangat. Namjoon duduk tepat di sebelah kekasihnya.
"Namjoon makanlah yang banyak Nak"
Ibu Seokjin melihat Namjoon tak makan banyak. "Ibu..dia tak bisa makan Seafood"  Ibu Seokjin terkejut mendengar penuturan sang anak kesayangannya,semetara sang Nenek hanya tersenyum. "Tidak apa ibu Seokjin..cucung ku itu bisa makan walau hanya dengan sayur"  Ibu Seokjin berfikir bahwa Seokjin dan Namjoon sudah berteman dari kecil tapi sampai sini dia baru tahu kalau Namjoon tak makan seafood. Pantas saja setiap Namjoon datang ke rumah,Seokjin selalu bawel untuk minta di masakan daging. Sang Ibu paham,betapa sayang nya Seokjin pada Namjoon. Bahkan dari dahulu rupanya. Seokjin yang melihat sang Ibu dari seberang kursi nya sedang tersenyum memandang dirinya dan juga Namjoon. Lalu Ayah nya cukup fokus pada makanan. "Ibu..ada apa?" Sang ibu hanya melempar senyum nya yang manis seperti anak nya lalu menggelengkan kepala nya. Seokjin melihat Namjoon makan dengan tenang lalu berbisik "Jika kau masih lapar,kita bisa pergi makan di luar" Namjoon menoleh tepat di depan muka Seokjin. "Tak perlu Jinseok..aku sudah cukup" Antusias Namjoon.
Setelah mereka selesai Seokjin dan Nenek berniat membantu membersihkan. Tapi Namjoon menyuruh Seokjin membawa Nenek ke kamar saja. Nenek nya selalu kangen pada Seokjin. Namjoon dan Ibu Seokjin sekarang berdua di dapur.
"Bibi Kim.." Ibu Seokjin menoleh pada pemuda tinggi di samping nya. Mereka sedang mencuci piring. "Kenapa Nak?" Namjoon menarik nafas pelan lalu mulai dengan hal-hal yang ingin di sampai kannya. "Aku minta maaf dan berterimakasih pada Bibi"  Ibu Seokjin merespon dengan senyum hangat. "Jaga dia Namjoon ah. Bibi pikir dia benar-benar sayang pada mu bahkan sejak dia kecil. Kau tahu Nak,sewaktu Ayah Seokjin menjodohkan nya,dia benar-benar marah. Tak pernah menghubungi kami selama 3 bulan,pada saat itu Seokjin sedang mengurus kepulangannya ke Korea. Seokjin bilang NewYork tak cocok dengan nya. Tapi Ayah Seokjin tahu betul,alasan Seokjin ingin sekali kembali ke Korea." Namjoon tertegun berarti selama ini cinta nya tak hanya cinta sepihak olehnya. Tapi Namjoon bertanya dalam hati nya kenapa Seokjin tak pernah berkata jujur padanya.
"Bibi tak tahu,pernah sewaktu Ayah Seokjin menghubungimu untuk membujuk Seokjin Kuliah di NewYork,setelah nya Seokjin pulang selalu tidak bersemangat dan raut muka nya terlihat selalu tidak gembira" Namjoon sontak berhenti mencuci piring nya. "Bibi.. itu karena aku yang memaksanya pergi ke NewYork,apa..apa dia kesal Bibi?" Ibu Seokjin tentu tahu apa alasan Seokjin kesal. "Kau cinta pada nya kan? Begitu juga dia. Wajar saja kalau dia kesal. Dan Bibi juga bersalah,memisahkan kalian berdua seperti itu. Awalnya Bibi pikir ini tak masuk akal,tapi setelah Paman dan Bibi lihat,sumber bahagia Seokjin hanya ada di dirimu Namjoon ah"
Namjoon memeluk Ibu Seokjin dengan hangat. Ibu Seokjin balas memeluk Namjoon,mengelus bahu kokoh itu. Ibu Seokjin sekarang tahu mengapa Seokjin jatuh cinta pada Namjoon. Namjoon orang yang hangat dan punya bahu kokoh untuk Seokjin nya kala Seokjin kesal,marah dan bersedih. Sekarang Ibu Seokjin benar yakin bahwa Namjoon yang terbaik untuk anak nya. "Mulai sekarang panggil lah aku Ibu,bukan Bibi"
Namjoon hanya menganggukan kepala nya. "Ibu harap kau punya waktu berbicara pada Ayah Seokjin. Ibu yakin Ayah Namjoon juga butuh penjelasan detail mu walaupun sebenarnya dia tak pernah bertanya" Namjoon menyanggupi apa saran sang Ibu mertua. Tapi bukan sekarang waktu nya. Setelah ini Namjoon berencana mengantar sang nenek pulang lalu mengajak Seokjin ke suatu tempat. Namjoon akan mencari waktu yang tepat hanya untuk ngobrol ringan dengan Ayah Seokjin.
Setelah nya Namjoon pamit beserta Seokjin dan Sang nenek. Lalu pergi dengan mobil Namjoon. Seokjin baru tahu jika Namjoon punya mobil. Ya tentu Namjoon punya mobil. Hanya saja sewaktu kuliah dia tak pernah mau memakainya. Naik bus lebih enak,bahkan bisa menambah waktu menutup mata nya. Mobil nya di sewa kan pada orang lain. Sekarang sudah saatnya dia memakai sahabatnya itu.
Namjoon kembali pamit pada sang nenek setiba nya di rumah.
Lalu melanjutkan perjalanan ke suatu tempat. Seokjin sempat bertanya pada Namjoon mau kemana. Namjoon hanya melempar dimple nya dengan mata yang sedikit terpancar kesedihan.

💙Just NAMJIN💖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang