seribu rindu

10 1 0
                                    

aku merindukannya
laksana hujan yang kemarin membelai tanah
aku merindukannya
seperti lagu lawas yang menyentuh awan
aku merindukannya
selalu seperti itu
rasanya sesak dan penuh. dadaku
mungkin ada yang mengisinya

aku merindukannya
sudah kucoba enyahkan kutu di kepala
tapi ia malah beranak pinak
sudah kucoba pisahkan daun dari batang
tapi ia malah tumbuh dan berkembang

konyol. aku berkata pada kaca, bahwa merindukannya itu tolol sekaligus menyakitkan
hebat. aku berbicara pada tembok, bahwa merindukannya itu bodoh sekaligus menyesakkan

aku merindukannya
sederhana dan merajam di saat bersamaan
mudah dan menyakitkan di beberapa saat kemudian

aku lelah
tak kunjung menghilang, lalu terganti
tak lantas pergi, kemudian ada yang datang

aku merindukannya
hingga beberapa kali kaca hampir kupecahkan
tembok hampir kutabrak
aku masih ... merindukannya
satu. dua. tiga. tetes air mata keluar. bersama perasaan sesak
tak kunjung lega didapat
aku muak
lalu, di pagi yang masih dingin, aku mengambil setetes air untuk membersihkan diri dari tahi ayam yang sengaja kuinjak
berdoalah aku di atas lantai beralas kain selembar
di antara dingin dan sunyi pagi
berharaplah aku, di bawah benderang sinar rembulan
di antara senyap pengap ruang tiga kali empat meter
aku merindukannya
aku membutuhkannya
aku menginginkannya
bawalah ia, dekatkan kami kembali seperti embun dengan pagi
seperti sendok dengan garpu
seperti sepasang sepatu

jika semua tak engkau hendaki
maka, enyahkan perasaan yang raja Inggris agung-agungkan
hilangkan rindu yang perlahan tapi pasti hancurkan kalbu
buang. biarkan membusuk bersama waktu
biarkan rindu dan waktu berpesta
menenggak wiski dari seloki
mabuk lalu mati!

Aksara bicaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang