abu rindu

5 0 0
                                    

kubakar rindu
tertawa jemawa sebab bongkahan-bongkahan yang memadati hati, telah hangus
sambil terbahak
angin bertiup dari arah barat
kencang. aku masih tertawa
mengabaikan angin yang ternyata meniupkan abu rindu untuk masuk ke dalam mulut

aku tersedak
saat berusaha menggapai air minum di dapur
angin semakin kencang
abu rindu masuk ke mataku
aku kelilipan sambil tersedak
air mataku meleleh
aku menangis
sebab kini, hatiku yang merasakan perihnya

Aksara bicaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang