"Deso edan!!" (Desa Gila) kata mas Damar, matanya masih menatap kesana-kemari seolah peristiwa itu membekas di ingatanya.
"Edan yo opo?" (Gila bagaimana?) gw bertanya. penasaran.
"yo opo gak Edan, bendino onok ae sing mati. nek gak mati, jarene tondo balak"
(bagaimana gak gila, setiap hari selalu saja ada orang yang mati, kalau tidak ada yang mati, katanya justru mengundang musibah)
percakapan kami sahut menyahut. membuat gw semakin penasaran, sampai, pendangan gw teralihkan ketika motor Honda RC hitam, baru saja berhenti.
Mas Erik. sosok yang juga gw kenal akrab, datang, duduk dan memesan kopi, disini, gw melihat mas Damar melihat mas Erik.
"Rik, iki loh, ceritakno cerito sing awakmu ambek aku jaman kuliah biyen, sing nyasar gok Desa gondo mayit" (Rik, ini loh, ceritakan cerita kamu dan aku yang-
jaman masih kuliah, waktu kita nyasar di sebuah Desa bernama Gondo Mayit)
wajah tenang mas Erik tiba-tiba berubah, mengisyaratkan ketidakenakan, dan gw bisa menangkap raut ngeri itu dari alisnya.
"jek di iling-iling ae, wes lalik'ke ae" (masih di ingat saja, sudah lupakan)
mendengar itu, gw pun langsung memohon, sejujurnya, gw paling suka mendengar cerita-cerita seperti ini, toh gw udah gak asing lagi dengan hal-hal seperti ini.
awalnya, mas Erik tampak ogah menceritakan, berbekal bujukan bahwa gw yang akan bayar kopi di tambah rokok, untuk cerita ini, gw pun, menyanggupi.
disinilah, gw melihat mas Erik, menunjuk sesuatu. arah Utara dari kota pahlawan ini, gw mengernyitkan dahi."eroh daerah T****S gok kidule gunung P*******N??" (kamu tau daerah ****** di utara gunung *********??)
gw mengangguk.
"yo, gok kunu Desone"
(disanalah Desa ini berada)
dan disinilah cerita ini di mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESO GONDO MAYIT
HorrorMalam ini, ijinkan gw memulai sebuah cerita, sebuah cerita yang penah di ceritain oleh seseorang, seseorang yang menurut gw spesial, karena gw udah kenal dia lama. lama sekali, meskipun gak pernah satu sekolah, satu kampus, satu pekerjaan, tapi gw u...