Disinilah Cerita Ini Dimulai

12.6K 441 20
                                    

Mas Damar baru saja di tunjuk untuk menjadi ketua Mapala periode tahun 2011-2012, di universitas t**** b**** a******, salah satu Universitas yang cukup di kenal di kota ini.

menjabat menjadi ketua pada semester 6 bukanlah hal bijak, terlebih ketika ada agenda, bahwa bulan juli,

akan ada projek untuk mendaki puncak Mahameru, dimana 4 universitas bersama Mapala mereka akan bergabung

disinilah, mas Damar membuat satu acara dadakan untuk mempersiapkan kesanggupan team mereka pada bulan juli, tetapi, tak satupun anggota sanggup, karena bertepatan dengan UTS

karena minimnya persiapan, mas Damar pun berinisiatif untuk melanjutkan agendanya, meski bila harus seorang diri. mas Erik, ketua Mapala sebelumnya pun akhirnya ikut bergabung. karena toh ini untuk nama Universtas mereka, dan disinilah mereka dapat satu tempat yang di rasa cocok.

"Alas T*****" salah satu tempat untuk melatih stamina karena medanya yang menanjak dan juga tempat terbaik untuk mendapat momen dimana suhu tempat ini nyaris seperti suhu di puncak Mahameru.

sebelum mas Damar dan mas Erik tau, apa yang sudah menunggu mereka disana.

persiapan sudah di lakukan satu minggu sebelumnya, mulai dari ijin untuk mendaki sekaligus menyisir tempat yang akan di jadikan tujuan pendakian ini, meski jalur yang akan di tuju mas Damar dan Erik, bukan jalur pendakian pada umumnya, namun, mas Damar meyakinkan mas Erik,

perjalanan 6 jam, terasa singkat, terlebih di hari yang semakin petang, mas Damar masih memeriksa semuanya, kompas yang selalu di bangga-banggakan pun tak luput dari genggaman.

mobil mereka berhenti di salah satu pos yang sudah tidak asing lagi bagi mereka.

anehnya. malam itu. tidak ada satupun yang berjaga, seharusnya, ada satu atau dua penjaga, karena meskipun ini bukan jalur pendakian resmi, ini adalah jalur yang seringkali ramai pengunjung, karena tempat ini adalah satu tempat objek wisata yang terkenal.

menunggu, setidaknya itu yang di lakukan mas Damar, karena bagaimanapun laporan itu penting terutama untuk menghindarkan dari hal-hal yang tidak di inginkan.

namun, satu-jam dua jam berlalu, dan masih belum ada satu batang hidung pun yang muncul, hal itu, membuat mas Erik gusar

"wes ngene ae loh Mar, tinggalen KTP gok kene, tulisen pesan, bahwa kita sudah melaporkan. toh gak onok sing eroh sampe kapan petugas;e gak onk kan?" (sudah, begini saja Mar, tinggalkan KTP disini, tulis pesan, bahwa kita sudah melapirkan, lagian kita gak tau kapan petusanya ada)

Bimbang. itu lah yang mas Damar pikirkan. bukan sekali dua kali hal ini terjadi, namun satu yang mas Damar ingat.

hal-hal seperti ini biasanya di iringi dengan petaka yang buruk di langkah selanjutnya, namun, Erik benar. tidak ada yang tau kapan petuas itu akan kembali.

nekat. mas Damar dan mas Erik pun akhirnya melangkah masuk ke dalam hutan, bersiap untuk menyambut Penghuni yang sudah menunggu mereka.

jam menunjukkan pukul 8 malam, seharusnya jalanan belum segelap itu, apalagi jalurnya sendiri masih tidak seberapa jauh dari pos pertama, tapi, malam itu lain, jalur itu lebih gelap dari seharusnya, yang lebih aneh, tidak terdengar satupun binatang malam di sekitar sana.

DESO GONDO MAYITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang