Bagian 10 'Si Wanita Bar-Bar'

8 5 0
                                    

Drrtt Drrttt Drrttt

Gue merogoh ponsel diatas nakas yang sendari tadi bergetar karena baru gue silent. Gue sedikit menggeram kesal saat mata gue udah mulai masuk dalam alam mimpi, dan dipaksa buat sadar lagi, padahal gue udah ngantuk banget, bangkek bener dah, elah.

"Gue baru mau tidur asal lu tau aja" seru gue

"..."

"Kenapa lagi tuh anak?" gue yang awalnya udah males banget kini langsung terduduk saat mendengar informasi dari penelepon di sebrang sana

"..."

"Iya! Cegah dia buat gak pergi dulu, gue otw"

Sial

Setelah mengunci pintu, garasi dan gerbang gue langsung manancapkan mobil gue diatas rata rata menuju tempat yang laknat itu, jalanan sepi malam ini, gimana enggak sekarang udah jam dua subuh, dan  gak butuh waktu banyak gue langsung bergegas menuju pintu belakang sebuah club malam yang lumayan famous ini

"Dimana Bob?" tanya gue kepada salah satu penjaga yang berbadan kekar dan rambut gondrngnya yang belakangan ini sudah gue mengenal, dia Bobi.

"Biasanya dimana" jawabnya

"Ngapain lagi dia?"

"liat aja sendiri"

Bobi membukakan pintu dan gue mulai berjalan menyusuri club malam ini, bau menyengat alkohol masuk ke indera penciuman gue, dulu awal masuk sini gue udah gak tahan sama baunya, tapi sekarang gue udah mulai terbiasa. Gue mengedarkan pandangan gue hingga jatuh ke sosok cewe yang duduk di bar dengan gelas kosong di tangannya "Hai, Tha." Sapa Natline, salah satu barista disana "Minum berapa banyak?" tanya gue tanpa menggubris sapaanya "Baru enam sih, tapi gak biasanya udah teller kayak gitu" jelasnya, gue mengangguk singkat dan kemudian mulai membopong tubuh cewe gila itu,mata gue menatap cewe dengan pakaian minim, terlihat familiar digue tapi gue gak terlalu jelas lihatnya. Bodo amat deh, sekarang yang harus gue pikirin, gimana cara keluar dari tempat laknat ini. Gue kesusahan buat ngebopong ini cewe, gak bisa diem banget dari tadi

"Ehmmm, gue gak mau pulang tau gak sih" ujarnya sedikit ngelantur, gue gak mengubris dan terus menyeretnya untuk keluar, gue hampir berhasil bawa nih anak buat keluar tapi terus aja nih anak gak bisa diem, gue gak sengaja natap cowo yang ada disekitar disini yang natap gue dengan ganas, kayak mau nerkam mangsanya gitu, gue mulai was was dan cepat cepat membawa cewe ini keluar

"Mau kemana sayang?" ujar salah satu cowo yang sendari tadi memandang gue lapar, dia mengalungkan tangannya keleher gue, gue berusaha untuk melepaskannya namun nihil cekalannya pada leher gue kuat banget hingga sebuah tangan menurunkan tangannya dari leher gue secara paksa "Dia punya gue" ujar cowo itu mendorong cowo teller itu hingga jatuh pada sofa "Sini gue bantu" tawarnya dan kemudian kami keluar dan mendudukkan cewe teller itu didekat mobil gue, gue merenggangkan otot tangan gue dan mensilangkan tangan didepan dada menatap cewe didepan gue "Sekarang apa?" tanya cowo itu, Arkan.

"Kayak biasanya sih, gue bawa kerumah, kemana lagi coba?" jawab gue

"Gak coba bawa kerumahnya gitu?"

"Ck, bisa abis dia sama nyokapnya, apa lagi oma kadang nginep kerumahnya"

Gue berjalan mendekatinya "Gue mau mati! Gue gak mau hidup kayak giniii" serunya sedikit merengek "Nyokap gue gak tau apa yang gue alami" celotehan celotenan itu kini berubah menjadi isakan kecil

"Alice" panggil gue dengan menepuk nepukan kedua pipinya agar segera sadar "Sadar, Lic." Tapi tak kunjung sadar, gue membuka pintu mobil dan mengeluarkan sebotol air mineral, dan sedikit menyiramkan ke wajahnya

ALLATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang