Bagian 13 'Sehari Bersama Altar'

7 5 0
                                    

"Altar" panggil gue, Altar hanya tersenyum tipis kearah gue "Udah selesai futsalnya?" Altar hanya mengangguk "Udah kan?"

"Iya" jawabnya singkat "Kalau gitu kita pulang aja, yuk?" ajak gue berjalan mendahului Altar. Sesampainya di mobil gue langung masuk ke kursi belakang

"Heh! Lu pindah depan, dikata gue sopir apa lu duduk dibelakang" seru Altar

"He! lu pikir gue lupa apa gimana ha? Didepan kan ada Zia" jawb gue sewot

"Dia udah pulang"

"Udah pulang?" tanya gue "Iya, tadi katanya kakinya sakit dan gue nyuruh dia naik taksi aja, lagian gue lagi futsal tadi" jelasnya, gue pindah duduk kedepan tanpa harus membuka pintu dulu "Loh? Kok naik taksi? Lu pacar macam apa sih, gak bisa jadi panutan banget"

"Udah lah. Btw gue mau makan ramen nih, lu mau ikut atau mau pulang" tanya Altar

"Ya ikutlah gila aja , masa gratisan gue tolak"

"Yee, siapa bilang gue mau bayari lu makan ramen"

"Lah, itu barusan"

"Yah, si kutil"

***

Kami sudah sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang lumayan terkenal, dan kami langsung menuju ke salah satu café

"Mau pesen apa, Tha?" tanya Altar

"Gue Sushi sama lemon tea aja deh" jawab gue kepada waiter, si waiter mengulangi pesanan yang kami pesan lalu kemudian berlalu. Gue maupun Altar memilih untuk diam dan sibuk pada ponsel kami masing masing.

Makanan yang kami pesan datang, gue sama Altar langsung memakannya

"Yes" seru Altar keras

"Kenapa lu?" tanya gue

"Gue habis mutusin si Zia" celutuknya enteng

"He? Mutusin Zia? Lah kenapa?"

"Gak papa aja, abisnya dia protektif banget sama gue, masa gue gak boleh deket deket sama lu lagi?"

"Tau gak sih, Tar? Si Zia itu udah jadi mantan lu yang ke..." gue mengingan mantan mantan Altar yang banyak itu "ke 10! Gila ya, Tar. Sumpah"

"9, Tha. Si Sisi gak kehitung"

"Ya tetep dihitunglah"

"Gue sama dia pacaran cuma lima belas menit, Allata"

"Walaupun lima belas menit, tapi udah main gelap gelapan. Masih mau dibilang bukan mantan?"

"Kita gak ngapa ngapain kok" ujar Altar membela

"Emang gue bilang lu ngapa ngapain gitu?"
seketika Altar diam membisu, gue tersenyum puas "Diam kan lu sekarang"

"Kan yang jelas gue gak main grepek grepek ke dia" belanya

"Altar, mau lu grepek grepek atau enggak, kalau lu sama dia kekunci bebarengan, lu pasti ada nafsu kan?"

"Dikit sih, tapi gak kesampean juga"

Mendengar perkataan Altar barusan gue langsung melipat tangan gue diatas meja dan menatap dia lekat "Ya sama aja, bego" celetus gue

"Cuma dikit, Tha. Itu pun gak kesampean karena Arkan udah keburu buka pintunya"

"Maupun lu punya nafsu dikit atau enggak, kesampean atau gak kesampean tetep aja lu punya niat buat grepek grepek dia" gue menarik nafas gue sebelum melanjutkan perkataan gue. Capek ngomong sama nih anak, sumpahh "Mana ada sih,Tar. Cowo yang gak punya nafsu lebih sama cewe semontok dan sebohay dia, apalagi kekunci bareng"

ALLATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang