Aku akan pergi untukmu

3.2K 315 71
                                    

🍁FarAway

Tidak ada air mata lagi, setelah terakhir ia bertemu dengan Hinata. Sasuke sudah memantapkan hatinya, ia telah rela melepas Hinata, ia juga sudah mengurus surat perceraiannya dengan Hinata, dan dengan berat hati, terpaksa Sasuke juga sudah menandatangani surat cerainya.

Walau sangat berat, Sasuke harus rela. Karna memang dari awal Sasuke seperti meminjam Hinata, dan inilah saatnya untuk mengembalikan Hinata kepada Naruto.

Sasuke sudah mengirimkan surat perceraian ketempat Hinata, mungkin hari ini sudah sampai, atau mungkin sudah ditandatangani langsung oleh Hinata. Yang jelas, Sasuke disini hanya menunggu surat itu kembali. Setelah itu ia akan pindah dan membawa Joen ke Iwagakure, memulai hidup baru dan membesarkan putranya sebagai satu-satunya penyemangat Sasuke.

"Ayah, kita mau kemana ?,"

Sasuke hanya tersenyum, ia sudah mengemasi barang-barangnya. Tinggal barang Joen dan semua mainan yang menggunung ini.

"Kita akan pindah kerumah baru,"

"Rumah baru ?.. Joen tidak mau!!,"

Sasuke menoleh melihat putranya yang berdiri tidak jauh darinya.
"Pokoknya Joen tidak mau pergi.. Joen suka disini.. bagaimana jika Ibu pulang lalu kita tidak ada disini.. ibu pasti akan bingung mencari kita..,"

"Rumah kita disana lebih baik, dekat dengan danau.. Joen suka danau kan ??..,"

Sasuke terdiam saat melihat Joen menatapnya dengan raut menahan tangis.
Ya Tuhan, Sasuke benar-benar tak tau harus berkata apa. Iapun lalu berjongkok, mengusap lembut pipi Joen dan memeluknya dengan erat.
"Maafkan ayah Joen,.... dengarkan ayah, mulai sekarang Joen hanya punya ayah.. kita akan memulai hidup baru, hanya ada ayah dan Joen.. Joen akan punya teman baru, rumah baru, dan ayah akan berikan semua yang Joen mau, asalkan Joen mau menurut dengan ayah,"

"Lalu ibu bagaimanaa ?," tanya Joen dengan suara yang begitu parau menahan tangis.

Sasuke menghela napas, ia tak menjawab, hanya pelukkan yang bisa Sasuke berikan. Putranya terlalu kecil untuk mengerti tentang perceraian, biarkan waktu yang menjawab. Jika memang suatu saat Joen menyalahkan dirinya atas kepergian ibunya, Sasuke hanya bisa terima dan menganggap bahwa itu hukuman dari Tuhan untuknya.

****

Sudah hampir seminggu Hinata disini, ia merenung sendiri saat sebuah surat perceraian datang kepadanya.

Ini baguskan ?
Tapi, entah kenapa hati Hinata terasa sesak.
Mungkin bukan karna Sasuke, tapi karna Naruto yang jarang menemuinya lagi, ia memang masih menginap direstaurant Naruto. Tapi Hinata tak pernah melihat Naruto lagi dari kemarin lusa, hanya ada Karin yang diam membisu, seakan memusuhinya tanpa sebab. Dan Hinata hanya bisa berharap bahwa Naruto akan segera kembali.

Hinata berdiri saat pintu kamarnya diketuk dari luar. Siluit dingin dari sosok Karin berdiri dihadapannya,"Karin-san ?,"

"Ada pesan dari Naruto, dia menunggumu dipantai..,"

Raut wajah Hinata berubah senang seketika,"benarkah ?.. tapi kenapa dia tidak menghubungiku langsung,"

Karin mengangkat kedua bahunya dan pergi begitu saja,"mana kutau,!!"

****

Hinata membutuhkan beberapa waktu untuk menyiapkan dirinya, mungkin sedikit kekanak-kanakkan, tapi Hinata ingin yang terbaik saat bertemu Naruto.

Meskipun dia tidak muda lagi, dan tidak secantik 11tahun lalu, Hinata masih terlihat anggun dengan balutan dress selutut dengan sweeter rajut berwarna lavender yang membalut tubuhnya.

Sayonara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang