"Cinta itu indah, setiap orang pasti akan merasakan. Hanya saja, ada yang benar-benar menjaga, ada juga yang hanya menjadikannya arena permainan."
[]
Pagi sekali Nata sudah kerumah piona untuk mengajak tetangganya itu jogging. Tadi nata sudah izin pada mamanya piona dan sekarang nata sedang berada didepan pintu kamar piona. "Buru."
"SABAR." Teriak piona didalam sana.
Piona bergegas mengganti pakaian tidurnya dengan baju putih polos juga celana hitam ketat sedikit diatas lutut tak lupa dengan handuk good morningnya. Piona membuka pintu kamarnya setelah siap, memberikan wajah datar dengan sedikit senyum pada nata lelaki berzodiak Capricorn dihadapannya.
Nata membulatkan mata berbarengan dengan keluarnya piona dari dalam kamar. Piona sedikit tertawa 'Pasti karena liat gue' batin piona. Namun, sedetik kemudian piona mengikuti arah pandang nata. Piona berdecak sebal setelah mengetahui bahwa reaksi yang nata tunjukkan bukan untuk dirinya melainkan untuk kondisi kamarnya.
"Sabar kuh kuat." Lirih piona dengan nada yang dibuat-buat sedih. "Biasa aja si liatnya!"
"Punya kamar itu beresin kaya bukan cewe aja Lo."
"Gue ganteng, gue cowok." Piona menjawab tanpa berfikir terlebih dahulu.
Nata menjitaknya. "Minggir." Lelaki itu menerobos masuk ke dalam kamar piona.
"Woi! Maling Lo ya?!"
"Berisik." Nata berjalan ke arah kasur piona, tangannya dengan cepat membereskan kasur itu tanpa sepatah kata.
Piona yang melihat itu menelan salivanya pelan, hatinya sedikit tergetar untuk membantu nata. Piona akhirnya membereskan baju tidurnya yang ia simpan begitu saja pada lantai. "Malu gue liat cowok serajin lo."
"Malu juga gue liat cewek semalas lo."
Piona hanya terkekeh karena itu benar adanya, piona lebih senang rebahan lalu tidur lagi jika sudah mencium bau bantal. "Hobi gue tidur."
"Mimpi lo lebih indah gua rasa."
"Betul!"
"Jangan hidup."
"SARAP LU!" Piona mendengus sebal telah terpancing emosinya. Nata tertawa melihat piona seperti itu.
"Udah ni, tinggal lo sapu."
Gadis itu akhirnya menurut saja daripada ia tambah dongkol harus mendengar kata-kata nata yang menyebalkan.
Setelah itu, Mereka berdua pergi ke taman untuk sekedar berlari pagi. Piona yang memang notabenya adalah orang malas mendudukkan dirinya diatas rumput-rumput membiarkan nata berlari seorang diri. Nata sudah terbiasa dengan hal ini, ia pun melanjutkan larinya satu keliling lagi dan akhirnya ikut duduk dipinggir piona. "Payah, Lo!"
"Cape. Air mana air?"
Nata memberikan air mineral ditangannya pada piona. Piona menerimanya dengan sangat cepat. "Thank! By the way, biasanya lo kalo ngajak gue jogging suka ada maunya."
"Cenayang."
"Kan!"
Nata mengubah posisi duduknya jadi bersila. "Cara bikin cewe jutek suka sama gue gimana?"
"See," piona meluruskan pandangannya ke arah depan. "Buat cewek itu selalu rasain yang namanya bahagia."
Nata mengikuti arah pandang piona yang teduh, ternyata piona sedang memperhatikan dua anak kecil berlawanan jenis sedang tertawa riang. Nata menyunggingkan senyumnya lalu kembali menatap piona yang masih betah melihat kedua anak kecil itu. "Buat dia bahagia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG [SLOW UPDATE]
Fiksi RemajaCover by : Rebecca Jika rasa cinta harus dilunasi oleh rasa cinta juga itu artinya rasa sakit harus terlunasi oleh rasa yang sama. Ketika dua orang dengan sikap yang bertolak belakang dipaksakan untuk bersatu. Ini hanyalah cerita tentang anak SMA de...