« L. M- niNe »

3.3K 418 57
                                    

Masih bisa up, nih :)

Selamat baca 🤗


ENJOY
.
.

♠️♠️♠️♠️


Jungkook, aku harus bekerja.”

Kalimat itu lagi. Jungkook mengerti, Lisa ingin segera pergi. Dan Jungkook takkan biarkan sebelum ia menjelaskan sejelas-jelasnya.

“Biarkan aku bicara,” lelaki itu memohon.

“Bicaralah.”

“Bisakah kita membicarakannya sambil duduk?”

Lalisa tak menjawab. Gadis itu justru merendah dan duduk diatas aspal dengan posisi bersila. Ia mendongak, menatap Jungkook yang kini merasa terheran dengan apa yang dilakukannya.

“Cepat. Aku harus segera berangkat.”

Jungkook masih mematung. Lelaki itu berupaya untuk tidak terkekeh akan sikap Lisa barusan. Dalam hati Jungkook berujar,  ‘menggemaskan’.

Oh, andai saja situasinya tidak seserius itu. Pasti Jungkook sudah melahap pipi tembam gadis-nya sekarang.

Tapi tidak, Jungkook masih cukup waras untuk melakukan itu sekarang. Lisa sedang tidak dalam mood yang baik. Dia tak ingin semakin memperparah.

Pada akhirnya, keduanya duduk berhadapan— bersila di jalan beraspal yang keras. Jungkook menaruh penuh atensinya kepada Lisa. Yang bahkan hanya menunduk, memainkan jemarinya diatas aspal.

Entah kenapa, fokus Jungkook justru beralih pada jemari lentik itu. Fantasy liarnya membuat pikiran Jungkook dipenuhi oleh bayangan dimana jemari itu seharusnya bukan disana. Melainkan dada bidangnya.

YAK, siapapun sadarkan Jungkook!

“Lisa, aku—” lelaki itu masih berusaha fokus. Tapi lagi-lagi gagal sebab bibir Lisa yang terus saja gadis itu ulum sendiri. Bahkan sesekali menggigit, lalu membasahinya dengan lidah.

Jungkook tahu, sangat tahu malah. Bahwa semua yang Lisa lakukan adalah pengendalian. Dalam arti, gadis itu tengah mengendalikan sesuatu dari dalam dirinya agar tak membuncah.

Tapi, itu semua justru menggoda bagi Jungkook. Sialan memang.

Dan, pada akhirnya—

CHUP.

Lisa yang belum diberi penjelasan apapun kini justru harus menerima ciuman itu.

Jungkook?

Ah, masa bodoh. Dia sudah merindukan Lisa sejak kemarin dan ini adalah bentuk kerinduaannya.

Bibir itu bertaut dalam dengan Jungkook menjadi pengendali. Lelaki itu terus memberi lumatan dan hisapan.

Bolehkah ia mengatakan sesuatu yang terdengar klise?

Jungkook mencintai Lisa. Dia tak ingin kehilangan Lisa, apapun resikonya. Ia ingin gadis itu. Hanya Lisa.

Jadi, Jungkook takkan biarkan salah paham terus berlanjut. Apalagi saat Jungkook tahu Lisa pasti mendengar percakapannya dengan Rosé.

Maka setelah kedua belah bibir itu terlepas, dengan tangan yang masih menangkup pipi tembam gadis itu ia segera menjelaskan.

“Rosé datang tak lama setelah kita bicara di telepon.”

Mata Lisa membola. Ia tak mengira jika ‘semalam’ yang Song-i maksud adalah dini hari tadi. Mengherankan juga gadis itu datang di waktu yang tak sepatutnya bertamu.

L. M 🍒 [Love too Much x Lalisa Manoban]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang