chapter 5

39 7 2
                                    

Tak lama setelah Bian selesai menelpon Flora, Dei pun menelpon Flora. Karena kelasnya sedang tidak ada guru masuk (jamkos).

*Panggilan berdering

"Hallo?"

"Ra, tadi Bian ke kelas nanyain kamu."

"Iyaa udah tau, barusan Bian nelpon."

"Ehh ra, kamu ngerasa ga si kalo si Bian suka sama kamu?"
"Kalo dia nembak kamu gimana?" - ucap Dei sedikit mengejek.

"Ihh, apaan sii." - jawab Flora sedikit kesal.
"Tapi gapapa sih bagus, akukan suka dia juga mwahahahaa."

"Iyaa - iyaa tauu yaelah gitu aja ngegas."
"Yeuu, bucin dasar."

"Ehh ra"

"Paan."

"Tadi si Marchel cerita ke aku kalo dia suka kamu."

"Terus - terus kamu jawab apa?!"

"Ya, aku jawab aja. mending kamu mundur aja deh soalnya si Flora udah punya gebetan."

"Bagus dehh kalo gitu, jadi akukan ga risih kalo diganggu terus sama dia."

"Iyaa dong siapa dulu Dei."
"Ya semoga aja dia pekaan orangnya biar mundur gadekatin kamu lagi."
"Udah dulu ya ra, ada guru nihh. Bye."
"Maaf nanti pulang sekolah gabisa jenguk."

"Iyaa, gapapa lagian ini juga udah mendingan kok."
"Bye Dei."

*Panggilan berakhir.

Marchel adalah temen sekelas Flora. Ia sering menganggu Flora dikelas hingga Flora menjadi sangat risih.

Jam pulang telah tiba, Bian segera menuju keparkiran untuk mengambil motor dan langsung berangkat menuju rumah Flora.

Sesampainya dirumah Flora, ia disambut hangat oleh tante Humaira. Mamanya Flora.

Tingtung..
*Bel pintu berbunyi

"Assalamualaikum tante, Floranya ada?"

"Waalaikumsalam, nak Bian ya?"

"Iyaa tante."

"Silahkan masuk, sebentar ya tante panggilin Floranya."
"Floraaaaaa, ini ada Bian nihh."

"Iyaa ma."

"Tante permisi dulu ya."

"Iyaa tante."

Bian langsung menanyakan keadaan Flora.

"La, gimana keadaanmu?"
"Maafin Bian ya pasti kamu sakit gara - gara kemaren pulang hujan - hujanan sama Bian."

"Udah mendingan bi, lagian ini juga bukan salah Bian."
"Makasih ya udah sempetin dateng."

"Iyaa udah sans ae, demi tuan putri apa si yang engga." - Bian sedikit gombal.

Karena berbincang terlalu lama, Bian tak sadar langit sudah hampir gelap.

"La, udah mo magrib nih."
" Bian pulang dulu ya."

"Iyaa."

"Panggilin mama dulu gih."

"Maaaaa."
"Bian mau pamit pulang nih."

"Tante Bian pulang dulu ya."
"Jagain tuan putrinya Bian sampai sembuh, kalo dia nakal marahin aja."

"Hehh!!!" - Flora dengan nada sedikit ngegas.

"Iyaa tenang, hati - hati ya nak Bian."
"Kapan - kapan main kesini lagi ya."

"Beres tante."

Mereka mengantarkan Bian sampai kedepan pintu. Setelah Bian pulang...

"Bian romantis juga ya orangnya, sopan lagi."
"Emang Bian siapamu ra?

"Dia mah emang gitu suka gombal."
"Umm, cuma temen si ma hhe."

"Lahh mama kira udah jadi boyfriend kamu."
"Kasian anak mama digantungin."

"Yeuu mama mah ngeledek mulu."

"Yuk masuk yuk, udah mo azan." - ajak mama.

Mama Flora memang tipe - tipe mama idaman, dia gaul seperti anak muda biasanya.

"Kayaknya mama suka sama Bian deh." - ucap Flora dalam hati.

Keesokan harinya...

A D I O S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang