Hari ini Bian sedang merencanakan sesuatu dengan Dei dan beberapa teman Bian lainnya. Ia meminta agar Dei dan teman - temannya membantunya menyatakan perasaannya selama ini kepada Flora. Tanpa Flora ketahui. Ia mempersiapkan semuanya dengan matang tanpa kekurangan. Semuanya akan sia - sia jika cintanya selama ini ditolak.
"Kalau nanti Flora nolak aku gimana?" - ucap Bian sangat khawatir.
"Enggak bakal, percaya deh sama aku. Cewe mana si yang ga suka dikasi ginian." - jawab Dei.
Dei berusaha meyakinkan Bian. Penampilan Bian tak seperti biasanya hari ini. Yang tadinya bajunya keluar - keluar, sekarang menjadi sedikit rapi. Wanginya juga berbeda dari biasanya. Membuat Flora yang tak sengaja bertemu dengan Bian dikoridor menjadi kebingungan.
"Ada apa dengan Bian hari ini? Sepertinya ada yang aneh dari Bian." - ucap Flora dalam hati.
Untungnya Bian tak melihat Flora berasa disana. Karena penasaran akhirnya ia bergegas kembali ke kelas untuk bercerita sekaligus bertanya kepada Dei.
"Dei, Bian kenapa ya hari ini?"
"Kenapa apanya?"
"Penampilan Bian ada yang aneh, gabiasanya dia kayak gini."
"Ya mungkin dia lagi mau ngubah penampilan, biar ga dicap brandal lagi sama guru - guru wkwkk." - ucap Dei sedikit gurau.
Tak lama kemudian ada chat dari Bian.
"Dei, ada chat dari Bian nih." - ucap Flora agak panik.
"Ya emangnya kenapa? Kan udah biasa Bian ngechat kamu."
"Yaudah chatnyaa buru gih dibales."*ISI PESAN.
"La, nanti malem bisa temenin Bian jalan gak?"
Setelah membaca pesan itu, Flora kesenangan bukan main. Karena ini pertama kalinya ia diajak jalan oleh Bian. Dei yang melihatnya juga ikut tersenyum dan pura - pura tidak tahu.
"Dei, bales apa nih?"
"Yaudah balas aja ntar malem kamu bisa apa gak?"
"Bisa kok bisa."
*BALASAN PESAN.
"umm, kemana? Ola bisa - bisa aja kok."
"Rahasia, nanti kamu tahu sendiri."
"Okee sampai ketemu nanti yaa, nanti Bian jemput.""Okee."
Dei yang membaca pesan merekapun menjadi meledek.
"Ciee mau kemana nanti malem ra sama Bian?"
"Ihh apaan si, gatau kata Bian nanti kamu tau sendiri."
"Jangan - jangan anu ra."
"Anu apa?"
"Ya gitu dehh."
Tiba - tiba ada guru masuk dikelas mereka.
"Ga sabar deh nanti malem." - ucap Flora dalam hati sambil senyum - senyum sendiri.
"Kamu kenapa ra senyum - senyum sendiri gitu?" - tanya temen disamping Flora.
"Biasaa Florakan lagi bucin." - jawab Dei mengejek.
"Hehh kalian apaan sii." - ucap Flora sedikit kesal.
Kringggggggg......
*Bel pulang berbunyi.Dei dan Flora berjalan menuju gerbang bersama, dan tidak sengaja bertemu Abian dikoridor. Abian ingin keparkiran motor, karena searah jadi mereka bareng.
"Hai." - sapa Bian.
Ntah kenapa Flora menjadi canggung. Ia pun tidak membalas sapaan dari Bian. Akhirnya Dei memulai pembicaraan.
"Ehm, kayaknya aku bakal jadi nyamuk nih."
"Kok kalian diem - dieman aja sih?" - ucap Dei.Mereka masih saja diam, tidak merespon apa yang Dei katakan. Flora berharap Bian memulai pembicaraan duluan. Tetapi, Bian sebaliknya. Karena parkiran motor sudah dekat. akhirnya Bian angkat bicara, memecahkan keheningan.
"La, Bian duluan ya."
"Jangan lupa nanti malam Bian jemput jam set8.""Ehh iyaa, see you. Hati - hati dijalan."- jawab Flora kikuk.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.25. Sesampainya Flora dirumah, ia bergegas bersiap untuk malam nanti. Ya maklum cewekan dandannya lama. Ntah apa yang ada dipikiran Flora sejak tadi, ia terlihat senang sekali. Dei yang melihatnya ikut merasa senang.
Karena keasikan bersiap Flora tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 19.25. tiba - tiba bel rumah berbunyi.
Tingggtungggg.....
Flora masih dikamar, jadi tante Humaira yang membukakan Abian pintu.
"Eh Abian, mau jalan ya sama Flora?"
"Iyaa tante Floranya ada?"
"Ada, ohh pantes dari tadi Flora sibuk banget cari baju yang bagus. Ternyata mau jalan sama ayank bebebnya."- ucap tante humaira sedikit mengejek.
Bian hanya tersenyum tipis. Tak lama Florapun menghampiri Bian diruang tamu. Ia mengenakan baju jumpsuit pendek dengan rambut terurai dan hairclip dirambutnya. Bian yang melihat penampilan Flora seperti itu menjadi melongo dan pangling. Ia memandangi indahnya ciptaan tuhan yang diberikan.
"Hai."- sapa Flora.
Bian masih saja memandangi wajah wanita yang berada didepannya itu tanpa satu kedipan.
"Hey, kok ngeliatin aku segitunya sih." - ucap Flora sedikit ngegas.
"Ehh iyaa maaf, ayoo ntar keburu malem."- jawab Bian kikuk.
"Ma, Ola sma Bian jalan dulu ya."
"Iyaa hati - hati, pulangnya jangan kemalaman yaa."
"Siap tante."
*Dijalan Flora memulai pembicaraan duluan.
"Bi, emang kita mau kemana?"
"Kepo banget, udah ikut aja tenang gabakal diculik kok."
"Ihh apaan si kamu siapa juga yang takut diculik."- jawab Flora sambil mencubit pinggang Bian perlahan.
Setelah mendengar jawaban dari Bian, ia tersipu malu. Tak lama merekapun sampai disuatu tempat.
" Lohh, ini kan kuburan mau ngapain kita kesini?"
"Tu liat disana ada kang ketoprak katanya enak, ayoo kita cobain."
"Btw maaf banget nihh aku ngajaknya ketempat ginian.""Iyaa udah gapapa, jalan sama kamu aja aku udah seneng."- jawab Flora dengan muka sedikit bt.
"Janji deh habis ini aku bakal ngajak kamu kesuatu tempat yang paling indah, tempat yang paling terkesan nantinya."
"Kapan?"- tanya Flora jutek.
"Habis ini."
"Beneran?!"
"Iyaa janji, makanya cepetan habisin makanannya."
"Senyum dulu dong."Mendengar itu muka Flora yang cemberut berubah menjadi muka wanita paling bahagia sedunia.
Ntah apa yang direncanakan Abian, Dei dan beberapa teman lainnya tadi siang disekolah.
Sebenarnya bian mau mengajak Flora kemana?

KAMU SEDANG MEMBACA
A D I O S.
Teen FictionUntuk kamu, yang masih menjalin hubungan yang toxic. Semoga kamu kuat, semoga kamu tersadar. Bahwa hubungan itu, mencintai dari dua sisi. Kalau cuma kamu yang berjuang mati - matian, lepaskan. Masih banyak orang yang mencintaimu tulus apa adanya. **...