Di Malam yang gelap dan dingin,jam menunjukkan pukul 01:18 dini hari , Enola membakar sebatang rokok untuk dinikmati bersama kopi hitamnya yang baru saja ia buat. Beranjak dari tempat duduknya,ia memutuskan untuk menikmati udara malam diluar,dengan rokok yang masih ada disela-sela jari-jarinya.
"Selamat malam dunia. Seperti biasa,indah pemandanganmu dikarenakan tertolong oleh cahaya bintang dengan bulan sebagai penegasnya. Tanpa mereka disisimu,kau hanya selembaran kertas hitam busuk. Apakah kau merasa dirimu rendah ? Entahlah,yang aku inginkan adalah kamu tidak mengabaikan apa yang sudah selalu ada disisimu.".
Setelah mematikan rokok apinya yang sudah hampir padam karena tembakaunya hampir habis,menjadi penanda untuk Enola kembali masuk ke dalam kamarnya. Mengambil handphone miliknya,menelfon kontak wanita bernama, Tita.
"Haloo taa."
"Heii beibyy."
"Kamu belum tidur ?."
"Ini baru mau tidur,abis nugas tadi."
"Yaudah kamu tidur aja,nanti pagi aku jemput dirumah ya,kita berangkat ke sekolah bareng."
"Okeii byy!"
"Ta..?"
"Iyaa???"
"Aku sayang kamu ta."
"Aku juga sayang kamu Enoo."
"Oke,byee."
Percakapan di handphone selesai, Enola kembali ketempat tidurnya,dan mulai terlelap dengan otak yang sudah terkontaminasi oleh mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOLA DISORDER
Teen Fiction" Sayatan dileher adalah seni terbaik di dunia, jeritan mereka adalah suara terindah di alam semesta." Begitulah prinsip dari Enola seorang pemuda yang berubah menjadi Psycho karena kasus perceraian orang tuanya. Ia menutupi penyakitnya itu dengan h...