"Gimana pak ? Apa yang ingin bapak sampaikan kepada saya ?" Tanya Enola kepada pak Jaya. Mereka duduk berdua saling berhadapan dan hanya dihalangi oleh meja kayu panjang.
"Ahh santai aja dulu. Ehmm kamu uda pacaran sama Tita ?" Tanya pak Jaya.
"Sudah pak,kenapa ?" Jawab Enola.
"Udah ngapain aja kamu sama Tita ?" Tanya pak Jaya dengan nada sedikit mengejek.
"Ngapain aja gimana maksudnya pak ?" Jawab Enola.
"Yaaa begitu,masa ga paham si ah. Gamungkin lah pacar secantik itu ga kamu apa-apain,yakin ?." Tanya pak Jaya sembari membakar rokoknya.
"Hahahaha. Engga pak,belum saya apa-apain." Jawab Enola
"Sayang banget kamu,mubazir. Saya uda sering nidurin siswi sini, vidionya juga ada,tersimpan rapih di hp saya. Biasa,mereka minta diberikan nilai rapot bagus." Jawab pak Jaya dengan muka tak berdosanya. Enola hanya membalas senyum.
"Guru-guru BK belum datang ya pak ? Untung saja semesta sedang memberi bapak kelonggaran untuk menyombongkan kebodohan bapak sekarang,saya juga tidak mengerti tujuan bapak memberitahu hal itu kepada saya." Jawab Enola dengan senyum yang masih terpasang diwajahnya.
"Maksud kamu apa?!" Ucap pak Jaya dengan nada sedikit lebih tinggi.
"Gapapa kok pak,saya cuma mau mempringatkan bapak. Jangan pernah sentuh Tita,walaupun cuma 1cm,apalagi melakukan hal lebih dari itu. Saya bisa jamin,bapak hanya akan melihat dunia dengan warna biru yang semakin menghitam dan udara yang semakin dingin masuk kedalam tubuh bapak." Jawab Enola dengan senyum yang sudah hilang diwajahnya dengan ekspresi datar yang tak menggambarkan apa-apa,hanya terus menerus menatap mata pak Jaya.
"Kamu ngancem saya ?!" Jawab pak Jaya sembari beranjak dari tempat duduknya dan berdiri.
"Sudah pak,saya ingin masuk kelas. Tenang saja,saya gabakal berbicara tentang vidio yang ada di hp bapak itu,permisi pak." Jawab Enola sembari beranjak dari tempat duduknya dan bergegas menuju pintu keluar ruangan.
Jam demi jam pelajaran berlalu,bel tanda pembelajaran hari ini selesai sudah berbunyi,dan satu per satu murid-murid pulang meninggalkan sekolah. Enola menghampiri Tita yang sedang berdiri didepan pintu kelasnya.
"Taa,yuuk pulang bareng aku." Ucap Enola pada kekasihnya itu.
"Gausah,aku lagi nunggu Zahra,aku pulang bareng sama dia." Jawab Tita dengan nada sedikit ketus. Rupanya Tita masih terbawa kesal karena telat sampai sekolah pagi tadi.
"Kamu masih kesel gara-gara tadi pagi ? Kan aku udah minta maaf. Pulang sama aku ya." Ucap Enola.
"Gausah Eno,aku uda janjian sama Zahra tadi,masa aku ninggalin dia ?! Kamu duluan aja sana." Ucap Tita dengan nada yang masih ketus.
"Yaudah iyah Ta. Aku duluan ya,kamu ati-ati." Ucap Enola.
Tita hanya mengangguk,Enola yang melihat balasan Titapun langsung beranjak dari tempat. Tita sesekali melihat Enola yang langkah demi langkahnya mulai menjauh dari pandangan Tita,ingin rasanya ia memanggil lelakinya itu karena tidak enak hati,tapi apa daya,gengsi sudah menyelimuti. Ahh dasar wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOLA DISORDER
Teen Fiction" Sayatan dileher adalah seni terbaik di dunia, jeritan mereka adalah suara terindah di alam semesta." Begitulah prinsip dari Enola seorang pemuda yang berubah menjadi Psycho karena kasus perceraian orang tuanya. Ia menutupi penyakitnya itu dengan h...