5. Bagian Mana Yang Harus Dirobek ?

19 3 0
                                    

Setelah Enola berjalan hampir menuju pintu gerbang,ia menahan langkahnya dan kembali lagi ke dalam sekolah.

"Gak jadi pulang No ?" Ucap pak Supri, satpam sekolah.

"Nanti pak,mau beli minuman dulu dikantin. Titip motor ya pak."

"Siap!" Ucap pak Supri sembari mengangkat jempolnya.

Enola sampai di warung kantin,dan mengambil sebotol minuman dingin, kemudian ia duduk dikursi kayu panjang. Tujuan Enola dikantin adalah ingin melihat Tita,ia ingin tahu apakah Tita benar-benar pulang dengan Zahra atau tidak. Jarak kelas Tita lumayan jauh dari kantin tetapi masih bisa terlihat jika ada orang didepan kelas itu.

Enola masih melihat Tita yang masih berdiri ditempat sembari terus melihat jam ditangan kanannya. Beberapa saat kemudian ada yang menghampiri Tita,tetapi bukan Zahra yang menghampiri,namun pak Jaya. Enola mulai terfokus melihat pemandangan itu.

Hal yang ditunggu Enola pun terjadi,pak Jaya memegang tangan Tita. Tita kaget melihat gurunya itu tiba-tiba memegang tangannya. Tita berusaha melepaskan genggaman tangan pak Jaya,tapi guru itu tidak kunjung melepaskannya. Setelah itu ada suara wanita yang memanggil Tita.

"Titaaaaa." Ucap Zahra,wanita cantik berambut hitam kecokelatan memiliki tinggi yang tidak jauh beda dengan Tita.

Pak Jaya langsung melepaskan genggemannya

"Eh ada pak Jaya." Ucap Zahra sembari mencium tangan gurunya itu.

"Yaudah bapak pergi dulu ya." Ucap pak Jaya sembari bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.

"Duuh kamu kemana aja si raa. Untung kamu dateng diwaktu yang pas juga." Ucap Tita dengan nada sedikit terburu-buru.

"Iyaa maaf,kebelet boker tadi hehehe. Emang kenapa si ?" Ucap Zahra.

"Entar aja deh di angkot aku cerita. Langsung pulang aja yuuk." Ucap Tita sembari menarik menarik tangan Zahra dan bergegas menuju pintu pagar sekolah.

Enola yang tadi melihat pemandangan itu mulai menggengam botol minumannya dengan sangat erat.

"Mati kau Jaya!" Enola bergumam dalam hati dengan senyum yang terpasang diwajahnya.

"Ini bu,makasih ya." Ucap Enola sembari membayar uang minumnya kepada ibu kantin.

"Pulang sendiri No ? Ga bareng Tita ?" Tanya salah satu temannya yang sedang nongkrong dengan yang lain.

"Iyaa sendiri,Tita lagi janjian sama Zahra. Duluan ya." Ucap Enola sembari bergegas menuju pintu pagar sekolah dan kedepan pos satpam untul mengambil motornya.

"Makasih pak,saya duluan." Ucap Enola. Sembari langsung menarik kencang gasnya

"Ati-ati No." Teriak pak Supri.

Enola berhenti di warung dekat sekolah. Dia menunggu mobil pak Jaya. Perasaan dan pikiran Enola sudah tidak beratur. Ia hanya tersenyum sepanjang waktu.

"Bagian mana yang harusku robek terlebih dahulu ? Aku ingin cepat-cepat menikmatinya. Membuat seni terindah didunia,kematian. Mungkin akanku tambahkan sedikit ukiran untuk menjadikannya sebagai mahakarya."

Enola melihat sebuah pisau tergeletak di bawah meja makan yang ada diluar warung itu,sedikit tertutup tanah,sepertinya pisau yang sudah lama terbuang. Pisau itu sudah berkarat. Tanpa berfikir panjanh,Enola langsung mengambil pisau itu dan memasukkannya ke saku celana. Beberapa saat kemudian mobil Avanza putih milik pak Jaya lewat. Gotchaaa!

ENOLA DISORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang