1. Prolog

277 23 34
                                    


Panglimayy proudly present
Geniuxity.








































**




"Assalamualaikum pak."


Sapa gue kepada tukang kebon sekolah yang sedang nyapu didepan kelas gue. Langkah langkah santuy membawa gue kedepan pintu kelas. Setelah gue coba buka pintu kelas, ternyata masih kekunci.


"Eh Waalaikumsalam. Maaf ya le , sini tak bukain." jawab bapak tukang kebon sambil sedikit berlari kecil ke arah pintu.


"Apanya yang dibukain pak? "


"Ya pintunya to le" kata pak kebon, diikuti suara ceklek. Tanda kunci pintu sudah terbuka.


"Makasih ya pak."


"Nggeh sami sami."


Gue, iya gue. Selalu jadi orang pertama yang masuk kelas dipagi hari. Rumah gue lumayan jauh, tapi tetap jadi yang pertama. Fenomena yang jarang? Tentu saja.








"SAMLEKOM!"






Suara berat yang nyaring berhasil ngebuat gue kaget. Suara familiar yang khas, yang sering gue dengar selama satu tahun lebih ini.


"Waalaikumsalam. Yang bener Assalamu'alaikum. Bukan samlekom." ralat gue terhadap salam yang diucapkan tadi.


"Iya iyaa, elo tu ya, jadi orang kadang kadang break the rules juga kali." kata si pemilik suara tadi, Mahesa Devara. Teman sebangku gue yang absurd.


"Break the rules boleh, tapi kalau rules dari agama tentu saja gak boleh. Paham?"


"Iyaaa Reya, gue minta maaf."


"Taubat sebelum terlambat Sa." kata gue kembali mengingatkan Mahesa. Mahesa ini sebenernya bukan anak nakal bad boy atau cassanova seperti yang ada dinovel yang sering dibaca sama adik ponakan perempuan gue. Mahesa punya pembawaan kalem dan humor yang fresh. Gue yang laki - laki aja ngakuin kalau dia cakep, gimana kalian yang perempuan?


"Reya, elo udah ngerjain PR bahasa Indonesia belom?" celetuk Mahesa yang menunjukan gerak-gerik panik. Kelihatan banget kalau belum ngerjain.


"Belum, tapi gue udah chat Ran biar nanti dicontekin." kata gue santai.



"Eh ikutan dong."



"Ya, paling bentar lagi Ran datang." tambah Mahesa. Teman cewek gue yang bernama asli Ranayla Caroline, memang bisa diandalkan kalau masalah contek menconteki gue dan Mahesa. Tapi tenang, kadang- kadang doang kok. Kasihan juga kalau gue nyontek terus.





"Assalamualaikum."




Ternyata si pengucap salam adalah Ran. Ran juga datangnya sangat pagi. Katanya biar bangku yang biasa dia dudukin enggak diduduki sama orang lain. Ya terserah Ran saja. Ran datang seperti biasa dengan memeluk buku-buku paket, dan memakai tas ransel. Gue rasa karena tas ranselnya yang berat seberat beban hidup gue, dia jadi agak sedikit membungkuk.


"Waalaikumsalam, Ran, nyontek PR dong, eheheheheh."kata Mahesa menyerobot duluan.



"Tadi malem kayaknya yang chat suruh nyontekin itu Reya, kok sekarang yang minta contekan malah Mahesa?"tanya Ran sambil meletakan tas dan buku- bukunya dibangku tepat didepan Mahesa duduk. Lalu mengeluarkan buku tulis bertuliskan 'Bahasa Indonesia' dari tasnya dan memberikannya pada Mahesa.


GeniuxityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang