4. Elosa (part 2)

72 13 5
                                    

Sudah pukul 18.30, upacara api unggun dilaksanakan. Wihh apinya walaupun berjarak agak jauh, tapi dimuka tetep aja panas.

Setelah upacara api unggun, saatnya pentas seni. Kita pentas seni urutan ke enam. Tiba- tiba aja

"Rey, badan gue gak enak"kata Leo.


"Tadi Ello pulang, sakit katanya asmanya kambuh"tambahnya.

"Ben juga sakit pulang"


"OK PULANG SEMUA!"sautku.


"Terus pensi kita gimana?" tanya Naufal.


"Terpaksa gak bisa nari"jawab Leo.

Berpikit cepat gue. Bagaimana ini? Semuanya tidak siap untuk pensi yang sudah kita latihkan berhari hari.

Seonggok ide datang pada gue.

"Heh, Deka, kita sulap yang itu aja gimana. Yang dijumlah hasilnya sama"kata gue.

"Ohhh yang itu. Karena gak bisa joget yaudah lah terpaksa."


"Ian ikut gue" kata gue.

Gue bersama Ian pergi ke kelas 9F (basecampnya cewek) mengambil papan tulis dan sebuah kertas seadanya. Kita bawa ke basecamp kita, 9K.

Setelah beberapa penampilan, akhirnya anak cewek 9F perform juga. Mereka bagus banget. Enggak bohong. Jadi anak cewek itu nyanyi, yang pertama lagu Ibu Pertiwi. Bagus deh, vokalis utamanya Urell sama Jasmine. Gak kaget, suara mereka bagus. Terus Kaisa sama Daniar megang bendera. Ran sama Nawang megang poster ala-ala demo.

Terus lagu kedua, mars sebuah partai, judulnya Jayalah Negeriku. Yang megang bendera jadi Ran dan Nawang, sedangkan posternya dibuang. Pesan moralnya dapet banget.

Sebagai apresiasi, semua anak dari regu cowok nonton. Mereka bagus banget. Sedangkan kita, huft. Seadanya.

Akhirnya, kita dipanggil juga.


"Regu Berandal dari IXF!"




Lemas, tapi nggak mau nyerah.




Akhirnya, kita semua maju di stage.


"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!"


"Kita dari regu Berandal IXF, walau mukanya tampang berandal tapi orangnya asik dan handal" kata Evan.

Ditepuk tangani seluruh penonton. Apalagi regu cewek IXF.


"Ya teman-teman, disini kita akan menunjukan sebuah trik. Trik simple. Tapi kita butuh relawan. Ayo yang ikhlas bisa maju kedepan."jelas Deka.

"Ayo ayo silahkan"lanjut gue.


Lama sekali, enggak ada yang maju maju.

"Ayo to, anak SMP kita yang cantik-cantik, bagus-bagus, pinter-pinter, masak enggak ada yang maju"bujuk Evan dengan bahasa yang medok.


Akhirnya seseorang maju. Yang tak lain adalah teman kita sendiri, Erva.

"Oke, ini anda silahkan pilih angka 30 sampai 40. Nanti kita akan tuliskan beberapa angka yang bila dijumlahkan hasilnya seperti yang dipilih mbak Erva ini"jelas gue.

"Mbak Erva pilih angka berapa mbak?"

"Tiga puluh tujuh"

Oke. Nggak pakai lama, gue sama Deka mengerjakan trik sederhana itu.


GeniuxityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang