Tokyo #14

133 13 1
                                    

Gaes, sebelum membaca chapter ini ada baiknya jika kalian baca dulu yang 'Bertanya pada Bintang' supaya gak bingung ntar karena ini sebenarnya setelah itu, cuman gatau kenapa urutannya malah kebalik :'(

"Tokyo!"

"Tokyo!"

"TOKYOOO!!!"

"S, semuanya, harap ten-ang.. kendalikan d, diri kalian!" Seru Dia gugup.

"Kamu juga, Dia." Kanan menepuk pundak Dia.

"Mirai zura!!"

"Kemenangan kita di babak penyisihan kemarin memang berdampak besar ya.." Ujar You, melihat kembali tiket undangan.

"Benar. Sampai di undang ke Tokyo pula." Balas Riko.

"Khu khu.. pergi ke kota penuh dosa ini.. Bersiaplah para iblis kecilku! Aku akan memanggil semuanya, yang besar maupun yang kecil!"

"Sampai kapan kamu akan ngomong seperti itu? Aku sudah bosan mendengarnya, zura." Ejek Hanamaru tertawa sinis.

"Berisik!!" Seru Yoshiko.

"Khu khu.. tenang saja, sebentar lagi kalian akan melihatnya. Bersiaplah, iblis kecilku Lili, sebentar lagi kau akan melihat saudara-saudara seperkontrakanmu." Yoshiko tambah bersemangat, menunjuk Riko.

"Sudah kubilang jangan panggil aku dengan nama itu! Lagian sejak kapan aku mengikat janji kontrak denganmu?!!" Seru Riko tak terima.

"Jadi... pertama-tama kita akan kemana?" Tanya Chika.

"Makan zuraaa.."

"Kamu nanti makin gendut, lho." Kanan mengingatkan.

"Ruby sebenarnya ingin pergi ke toko idol di Akihabara.. ya kan Onee-chan?"

"Lili pasti maunya ke-"

Riko dengan cepat menyumpal mulut si Yoshiko, "Diam!"

"Gimana nih? Keinginan kita beda-beda.." Tanya Mari.

"Oh, kalau itu sih.." Riko masih berkutat dengan Yoshiko "Ada satu mall di dekat sini. Di sana ada restoran, toko idol, toko baju, lalu- mau ke sana?"

*****

Kanan terpaku menatap daftar menu dan harga yang disediakan. "Wow.. ini benar-benar mahal sekali... kalau penghasilanku segini perbulan sih, aku bisa membayar uang untuk operasi ayah."

"Benarkah? Memang ini mahal ya? Rasanya harga ini biasa saja." kata Mari, si putri keluarga Ohara.

Anggota Aqours yang lain hanya "Meeeh~"

"Makanannya sudah datang, tuh." Mari menunjuk salah seorang pelayan.

"Selamat makan!" "Oh ya, dan juga terima kasih pada Mari-chan yang sudah mau membayarnya!" sambung Chika.

*****

"Aku kenyang, tapi makanannya enak sekali, zura."

Ruby tersenyum, "Syukurlah kalau memang Hanamaru-chan senang."

Mereka sampai di salah satu toko yang menjual segala hal tentang idol di mall tersebut. Toko itu terlihat sangat besar, Ruby dan Dia- serta Chika tak bisa menahan kekaguman mereka.

"Gilaaa.. ini koleksi best albumnya A-Rise kan? Hebat.." Kata Chika tercengang, dan ekspresinya juga sama ketika melihat harga yang tertulis.

"Keren! Mereka menjual baju stagenya Tokyo Girls!" Kata You sambil membolak-balikkan baju itu.

"Kamu suka Tokyo Girls?" Tanya Riko heran. Biasanya You kan tidak terlalu tertarik sekali dengan School Idol.

You menggeleng, "Enggak sih. Tapi baju yang mereka kenakan imut banget lho!" sambil memperlihatkan salah satu bajunya.

Ini sih... lebih mirip seragam

"I, ini.."

"Bagus sekali, merchandisenya µ's memang keren."

"Popularitas mereka tak pernah turun ya. Walaupun mereka telah bubar."

"Aaah.. rasanya aku jadi ingin menemui mereka secara langsung."

Pada akhirnya Ruby, Dia, dan juga Chika membeli beberapa majalah serta merchandise µ's. Mereka tertawa senang- tentu saja.

*****

Setelah itu, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. You pergi ke toko baju, Yoshiko melihat toko yang berjudul kegelapan, Chika berbelanja mikan, Hanamaru mencari stand makanan bersama Mari dan kemudian membeli beberapa buku sendiri, Ruby dan Dia yang masih menikmati waktu di toko perlengkapan idol, Kanan juga hanya keliling-keliling, serta Riko yang- kalian tahu sendiri dia perginya kemana :v

"Aku mau pergi ke toilet sebentar ya!" Kata Chika buru-buru.

"Jangan lama-lama!" Seru Kanan.

Sementara menunggu, yang lain sibuk bercerita, bercanda, dan memamerkan barang yang mereka beli.

"Chika-san kok lama sekali ya?" kata Dia sebal.

"Iya, ya.." kata yang lain sadar.

"Aku dan Riko-chan akan mengecek ke dalam." You dan Riko segera masuk ke toilet.

Beberapa saat kemudian mereka kembali, namun tak ada Chika di samping mereka.

"Masa' iya dia tersesat lagi?" Kanan menepuk dahinya, sambil agak khawatir.

Akhirnya semuanya pergi menyusuri mall dengan harapan Chika ada di salah satu toko, namun hasilnya nihil.

"Teleponnya tidak dijawab. Why?" Mari merasa janggal

Saat mereka semua pergi ke luar, tak sengaja Hanamaru melihat seorang gadis berambut pendek berwarna oranye mencolok, dan siapa lagi kalau bukan Chika? Namun anehnya, Chika malah berjalan sendiri, seperti sengaja meninggalkan mereka.

"Chika! Chika! Tunggu!" Kanan berteriak, tapi sepertinya Chika tak mendengar.

Mereka segera mengejarnya, namun harus terhenti lantaran lampu merah sudah berganti menjadi hijau. You menghentak-hentakkan kaki tak sabaran.

"Aduh, dia menghilang lagi!" Kanan menggurutu, sambil agak menyumpahi sang lampu rambu lintas.

Karena teralu sibuk menyumpahi, mereka lalai memperhatikan Chika yang menghilang dibalik tikungan.

"Dia kemana sih?" Yoshiko gusar.

Dia dan Mari merasa agak janggal, ada yang aneh dengan Chika.

"Apanya yang aneh?" Tanya You.

"Ya bukannya aneh? Saat meneriaki Chika, jarak Kanan-san dengannya kan sedikit. Paling-paling hanya lima sampai tujuh meter. Mana mungkin tidak kedengaran?" Jawab Dia.

"Jalanannya kan tadi ramai. Wajar saja dia tidak mendengar." Riko beranalisis lain.

"Tapi saat kita mengejarnya tadi juga aku tetap menelfonnya. Jelas-jelas hpnya berdering. Kenapa tidak diangkatnya? It's strange." Mari memberikan penjelasan lain.

Beautiful Ship: Chika X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang