Greek! Suara pintu dibuka.
"Ara, Chika-chan!"
"Selamat siang, tante." Chika membungkukan badan, menyalami ibu You.
"Selamat siang juga."
Chika ganti menatap pasien yang sedang tertidur di sebelah, You. "Bagaimana keadaannya?"
Ibu You hanya tersenyum pahit. "Begitulah. Sejak hari itu belum sadar juga."
Melihat raut muka seorang ibu yang menahan tangis, Chika tak tahan. Digenggamnya tangan You. Cepatlah bangun, You-chan!
"Mana yang lain? Aku belum bertemu dengan mereka." Kata Ibu You sambil mengusap air matanya.
Panjang umur, suara pintu dibuka kembali terdengar.
"Permisi.." ketujuh anggota Aqours membuka pintu. Tak lupa menyalami Ibu You.
Riko menyikut lengan Chika. Kenapa pergi gak bilang²?
Chika tertawa pelan. "Hehe.." ia hanya tak sabaran menunggu.
"Latihan kalian.. pasti terganggu ya?"
Kanan menggeleng, melambaikan tangan. "Ti, tidak apa-apa kok. Semua bisa diatasi." Berusaha meyakinkan. "Kesehatan tetap nomor satu."
"Lagipula.. kami akan tetap menunggu." tambahnya.
"Begitu."
*****
"Eeh? Kamu mau menjenguk You-chan?"
Aya mengangguk. "Kamu habis ini mau ke rumah sakit kan?"
"Darimana kamu tahu?" Chika tak habis pikir.
Aya tertawa kecil. "Semua orang juga tahu. Kemarin kamu pulang lewat arah timur, padahal rumahmu kan arah barat. Kemarin dan kemarinnya juga. Satu-satunya alasan yang paling memungkinkan adalah ke rumah sakit, tempat You-chan dirawat. Ya kan?"
"Iya sih.."
"Jadi.. aku boleh ya?"
Chika tak tega melihat wajah memelas Aya, jadi ia izinkan saja anak itu mengikutinya.
"Selamat siang." sapa Chika dan Aya.
"Wah wah! Siapa ini? Cantik sekali!"
"Halo. Namaku Fukubi Aya, biasa dipanggil Aya. Aku baru pindah ke sini."
"Dia teman sekelasku."
Mereka tak banyak bicara setelah itu. Aya sibuk menatap You.. yang entah kenapa menyiratkan pandangan berarti. Chika dan Ibu You lebih banyak memperhatikan Aya, seperti teringat sesuatu. Chika tak mengerti. Ia merasa pernah melihat Aya.. tapi dimana? Kapan? Kepalanya kosong memikirkan semua pertanyaan itu. Dan yang paling membuat Chika terheran adalah.. pandangannya pada You, cara menggenggam tangan You, seolah mereka benar-benar dekat.
Aya bangkit dari duduknya. "Aku harap You-chan cepat bangun. Aku ingin tinggal lebih lama lagi di sini, tapi waktuku ternyata terbatas. Terima kasih telah mengajakku ke sini, Chika-chan. Sepertinya aku akan pulang duluan. Sampai jumpa lagi Tante." tanpa memperlihatkan mukanya, Aya keluar dari ruangan.
Tapi Chika melihat sesuatu sesaat sebelum Aya pergi. Air mata. Kenapa?
*****
"Kamu.. mau ke rumah sakit lagi?" tanya Riko, sepulang latihan.
"Iya." jawab Chika tanpa menoleh. Sibuk merapikan barang-barangnya.
"Tapi bentar lagi gelap lho. Dan.." memeriksa telapak tangannya. "Hujan."
Chika tak merespon.
"Aku duluan ya." Chika telah selesai, beranjak pergi dari ruang ganti.
Riko tak bisa menahannya. Meski diperingati lagi pun, Chika akan tetap pergi.
-----
Chika mengetok pintu, membukanya. Tak ada orang. Mungkin ibunya You sedang pergi.
Seperti biasa, ia akan menaruh tas di sofa, lalu duduk di kursi sebelah ranjang. Memandangi You lamat-lamat. Mulai dari kepala hingga ujung kaki. Rambut You yang kusut, kepalanya yang ditutup perban, tangan kanannya yang dibalut perban, dan kaki kirinya yang dibebat. Chika membayangkan sengeri dan sesakit apa nanti kalau You bangun.
Bosan, Chika mulai mengoceh sendiri. "You-chan aho! Bisa-bisanya masuk rumah sakit dua kali dalam setahun? Ya meski yang satu itu salahku sih. Hehe, maaf. Tapi.. bagaimana caranya kamu bisa kecelakaan? Duh.. harusnya kamu itu lebih hati-hati dong. Sudah tau demam, masih juga masuk sekolah, pakai sepeda pula. Jadinya hampir seluruh tubuhmu lebam-lebam semua kan? Lihat, semua perban-perban ini. Pasti kalau sudah bangun akan sakit sekali." Tersenyum sendiri, walau tahu You tidak bisa mendengarnya.
"Kalau sudah bangun nanti, aku akan memastikan kecerobohanmu itu takkan terulang lagi. Kamu selalu bilang aku yang ceroboh, tapi kamu sendiri ceroboh. Kalau seperti itu terus, mana bisa jadi seorang kapten kapal? Oh ya, teman-teman di sekolah sebenarnya ingin sekali ke sini. Tapi satpam di depan galak sekali soal penjengukan. Dia tidak memperbolehkan rombongan masuk. Jadi kami (Aqours) harus sembunyi-sembunyi tiap kali ingin menjengukmu. Lalu.. ini sudah hari keempat lho. Konser kita tinggal satu bulan lagi. Semua kegiatan latihan dipercepat waktunya. Awalnya kami bingung dan kacau. Tapi sudah mulai terbiasa. Tenang saja, kami sengaja mengosongkan tempatmu. Agar kalau kamu sudah bangun-" perkataannya berhenti.
Setetes air jatuh dari matanya. "Cep.. at.. lah bangun.." meremas roknya. "Aku.. merindukanmu.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Ship: Chika X You
FanfictionTakami Chika dan Watanabe You adalah dua sahabat karib yang sudah lama bersahabat sejak kecil. Namun menjaga persahabatan keduanya memang tidak mudah. Kejadian demi kejadian harus mereka lewati semuanya, satu per satu. Dapatkah mereka menjaga selalu...