Kalau dipikir-pikir penjelasan Mari memang benar. Kenapa Chika tak mengangkat hpnya? Padahal berdering.
"Yoshi-"
Yoshiko menatap tajam You.
"Maksudku Yohane-chan, coba kamu lacak hp Chika-chan. Siapa tahu masih bisa terdeteksi."
Yoshiko mengeluarkan hpnya. "Dia belum jauh. Kita masih bisa mengejarnya."
"Tapi.. kenapa dia masuk jalan kecil zura?"
Dia meletakkan tangannya si dagu. "Ini cuma perkiraanku saja. Mungkinkah dia dihipnotis?"
"Tumben perkataanmu ngaco, Dia-san." Riko tanpak tak puas.
"T-tidak! Aku serius kok!"
Yoshiko mencoba mengingat-ingat. "Hipnotis?"
"Apa kamu tahu sesuatu?" Ruby disampingnya bertanya.
"Ya.. mungkin?"
"Lebih baik kamu menjelaskannya pas di jalan saja. Sembari mengejar chika-chan. Selagi dia masih belum jauh." You mengingatkan, menunjuk sinyal hp Chika.
"Kalau obat yang berhubungan dengan hipnotis sepertinya aku tahu. Salah satu kenalan ibuku seorang dokter. Dia pernah menjelaskan tentang pasiennya yang meminum obat hipnotis. Malam-malam dia datang dan mencurahkan semua pada ibu, pusing karena ternyata pasiennya adalah korban perampokan, membuatnya terpaksa diinterogasi di kantor polisi. Ugh, dia sangat berisik. Aku jadi tak bisa fokus mengedit videoku." Dengan rasa sebal Yoshiko menjelaskan.
"Bisa tolong kamu jelaskan lebih detail? Maksudku tentang obatnya. Bukan tentang curhatannya." Riko penasaran.
"Tunggu!" Kanan yang di depan mendadak mengerem.
"Ssshh..! Jangan berisik! Sini-sini!" Setelah itu, Kanan menyuruh bersembunyi.
"Ada apa sih?" Yoshiko terpaksa diseret dan disumpal mulutnya. Bagaimana tidak kalau dia tak mengerti juga?
Riko menunjuk salah satu gang di depan mereka. Mereka berhasil mengejar Chika, tapi ternyata ia bersama seorang lelaki separuh baya yang memakai jaket tebal, masker, topi, pakaian hitam.
Mencurigakan, zura
Mereka berhenti. Tangan dan kaki Chika diikat, serta mulutnya dilakban. Anehnya ia diam saja, tak melawan.
Lelaki tersebut kemudian terlihat menyiapkan sebuah cairan yang sudah dimasukkan ke dalam botol. Melirik jam tangannya.
Sesaat kemudian Chika tampak meronta. Apa yang terjadi? "Ssshh... kau sudah bangun rupanya. Sayangnya kita belum sampai. Kalau sudah sampai akan kubangunkan kau. Sampai jumpa, hihi.." cairan dalam botol itu dipaksa diminum Chika.
Chika berusaha melawan. "Mmph..!" Sayangnya tangan dan kakinya terlanjur diikat. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Lakban mulutnya dilepas. Kini Chika telah meneguknya.
Riko spontan ingin berteriak, tapi Kanan dan Mari langsung mencegah.
Setelah meminumnya, Chika tak lagi meronta-ronta, diam dan tenang.
Dilihat dari gerakannya, sepertinya lelaki separuh baya itu membisikkan sesuatu ke telinga Chika, yang menyebabkan mereka kembali berjalan.
*****
Riko mengepalkan tangannya. "Apa yang kalian lakukan? Kalau kita berdelapan maju kita pasti bisa mengeroyoknya kan?" (Bar-bar njir :v)
Kanan menepuk pundak Riko. "Aku mengerti perasaanmu. Tapi apa kamu tak melihat ada pistol dan pisau di balik jaketnya?"
"Selain itu, I want to know about obat yang kamu sebutkan itu, Yoshiko-chan."
"Ya. Kalau tidak salah namanya Scopolamine."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Ship: Chika X You
Fiksi PenggemarTakami Chika dan Watanabe You adalah dua sahabat karib yang sudah lama bersahabat sejak kecil. Namun menjaga persahabatan keduanya memang tidak mudah. Kejadian demi kejadian harus mereka lewati semuanya, satu per satu. Dapatkah mereka menjaga selalu...