"Sejauh apapun kita berdua pergi, selalu inget buat pulang."
****
Perjalanan 280km yang akan membawa Yuta dan Ayana pada satu titik.
Pulang.
^NAKAMOTO YUTA's BIRTHDAY PROJECT^
Auranya jadi aneh. Ayana gak ngejawab telfon Felix walaupun gue tau dia mau. Kesimpulan sementara; Ayana mencoba menjaga perasaan gue.
Padahal sebenarnya gak usah dijaga juga sih.
Udah terlanjur berantakan.
Gue kenal Felix. Wakahim nya Ayana. Belakangan ini mereka kemana-mana berdua. Sibuk ngurusin acara lomba apalah gitu gue gak ngerti. Tapi gue gak pernah mikir sampai sejauh itu kalau ada apa-apa antara mereka.
Soalnya yah itu...
Gue terlalu yakin kalau perasaan Ayana ke gue masih sama. Gak akan berubah.
Kayaknya gue terlalu pd.
"Kenapa gak pernah cerita?"
"Cerita apa?"
"Felix."
Ayana narik napas panjang. "I told ya, I'm so selfish."
"Bahasa, please."
"Aku egois, Yut. I know I can't have two suns on the same sky. Makanya aku gak ngasih tau kamu."
"Kamu pikir aku bakal jauhin kamu cuma karna pacaran sama Felix?"
"Kita gak pacaran!"
"Belum, Ay." Gue diem dulu. Ngatur napas sama jaga fokus. "Ayana, kita temenan berapa lama?"
"Dua puluh tahun."
"Kamu pikir dua puluh tahun itu bakalan kehapus cuma gara-gara ini?"
"Gak, Yuta. Astaga, gak gitu."
"Kalo gitu jelasin sama aku."
"Felix bilang dia suka sama aku."
"Terus?"
"Aku..."
"Kamu juga suka sama Felix?"
Ayana gak jawab. Memilih buat nekan-nekan ibu jarinya. Kebiasaan kalo lagi gugup.
Dari situ gue bisa menyimpulkan kalo Ayana juga suka sama Felix.
"Tapi kenapa kamu gak ngasih tau aku, Ay? Padahal aku selalu laporan ke kamu setiap punya cewek baru atau putus sama mereka."
"Karna aku gak bisa sesantai kamu. Aku mikirin banyak hal. Aku mikir kalau... kalau misalkan aku ngasih tau kamu soal Felix, pasti kamu bakalan ngewanti-wanti dia lagi. Kayak apa yang kamu lakuin ke Mark. Aku udah gede, Yut. Aku bisa nentuin jalan aku sendiri."
Jujur aja, kata-kata Ayana bikin gue syok sekaligus, apa yah... sakit hati?
"Jadi selama ini kamu pikir aku beban buat hubungan kamu?"
"No, Yuta! Damn, no! I didn't mean to."
"Yes, you are."
"Yuta, serius."
"Gak, Ay. Udah yah. Aku ngerti kok."
"Yuta, kamu salah paham."
Gue milih diem. Karna yah... gue sakit hati.
Alay banget gue jadi cowok, tapi bodo amatlah. Gue cuma gak nyangka Ayana bakal mikir gue jadi penghalang dia buat punya pacar.
Walau pun emang harus gue akui kalau ngelepas Ayana buat orang lain itu susahnya minta ampun, tapi gue gak pernah berniat buat ngehalang-halangi dia.
Yang gue bilang ke Mark waktu itu pun cuma sekedar, apa yah namanya? Wejangan?
"Jangan sakitin Ayana kalo lo mau selamat."
Gak salah kan gue seprotektif itu ke sahabat gue?
Iya. Gak salah. Gue cuma mau melindungi Ayana.
"You've hurt me, Ayana."
"Kamu salah." Ayana noleh. Matanya berkaca-kaca, tapi dia gak nangis. "We are hurting each other."
***
Tbc
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.