"El jangan digangguin terus Aludra-nya,"
"Ankaa nasinya jangan kamu acak - acak gitu. Makan yang bener,"
"El Mami bilang berhenti gangguin Aludra,"
Aleta memijat keningnya yang terasa pusing. Makan malam yang seharusnya diisi dengan dentingan sendok dan garpu justru berisik dengan suara Aleta yang terus memperingati anak - anaknya yang kelewat sulit untuk dinasehati. Rigel terus saja mengganggu Aludra makan dan Ankaa sibuk mengaduk - aduk nasi dengan mencampurkan semua lauk tanpa memakannya. Rasanya Aleta ingin menangis tapi malu.
"Huaaa ayam goleng Al habis!" teriak Aludra menangis kencang.
"El," panggil Aleta dengan nada menegur bercampur frustasi.
Rigel menyengir tanpa dosa. Cowok berambut fringe itu justru memakan paha ayam milik Aludra dengan gerakan slow motion yang mana semakin membuat Aludra menangis kejer. Rigel suka sekali membuat keributan tidak tahu tempat, suasana makan malam harus kacau karena tangisan Aludra penuh merana akibat paha ayam goreng kesukaannya dimakan oleh Rigel.
"Balikin ayamnya ke Aludra," titah Detra.
"Itu juga masih banyak,"
"Ya kamu ambil yang di piring itu dong ngapain ambil punya Aludra,"
"Cil ayam gorengnya enak nih," goda Rigel menggerakan paha ayam ditangannya dihadapan Aludra.
"Ayam goleng hiks...hiks," isak Aludra meloncat dari bangkunya lantas menaik paksa kepangkuan Detra. Bocah berkuncir dua itu masuk kedalam kaos Detra.
Detra menghela nafas pelan. Sabar, kalimat itu terus Detra rapalkan didalam hatinya. Kalau saja Rigel bukan anaknya, sudah sejak lama Detra lebih memilih untuk membantai habis anak menyebalkan yang satu ini. Disaat seperti ini tangan Detra rasanya gatal sekali ingin memukul sesuatu. Namun Detra harus bisa menahan diri, Detra tidak ingin anak - anaknya tahu sifat aslinya yang jauh dari kata baik.
Detra tidak ingin suatu saat nanti Rigel tahu jika dulu Daddy yang dianggap hebat adalah mantan seorang psikopat. Sudah banyak korban berjatuhan melalui tangan Detra, jangan sampai Rigel tahu. Rigel pasti akan kecewa dan Detra belum siap jika harus dimusuhi anaknya sendiri.
"Sssst udah ya ini kan masih ada. Aludra nggak boleh cengeng masa gara - gara ayam Aludra jadi nangis," ujar Aleta menepuk punggung Aludra yang bergetar akibat menangis.
Detra mengerjapkan matanya berkali - kali. Kepalanya menunduk saat merasakan bagian perutnya terasa basah. Aludra kalau sudah menangis paling susah untuk tenang. Harus mengeluarkan berbagai jurus penuh rayuan agar Aludra bisa kembali diam.
"Mau paha hiks...hiks,"
"Nih paha," Rigel mengangkat celana kolornya tinggi - tinggi memperlihatkan pahanya dengan gerakan menggoda. "Mau paha?" tawar Rigel.
"Bang El udah jahat, rese lagi," cibir Ankaa.
Rigel melirik Ankaa sinis "Apa lo! Dasar pengadu,"
"Biarin aja pengadu," Ankaa menjulurkan lidahnya mengejek Rigel.
"Gue sunat juga lo,"
"Ankaa! Rigel bisa nggak jangan ribut?!" sentak Detra geram.
"Bang El duluan," tuding Ankaa.
"Lo duluan!"
"Kalian berdua yang salah!"
Detra menghembuskan nafas lemah "Masuk kekamar kalian dan langsung tidur. Jangan sampai Daddy liat kalian berdua masih sibuk main PS,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rigel (Sudah Terbit)
Teen Fiction#1 Teenfiction (26 Januari 2020) #5 Bestseller (8 Mei 2020) #1 Highschool (22 Juni 2020) #1 Wattpad2020 (22 Juni 2020) #1 Marimembaca (22 Juni 2020) #1 Rigel (22 Juni 2020) Sequel My Psikopat Boyfriend (BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN JA...