04. Kesal

234 22 3
                                    





Aera hanya dapat memaki dalam hati ketika berpapasan dengan Jeno dan juga Siyeon di fakultas hukum. Matanya bahkan membulat ketika Siyeon mencium pipi Jeno dengan terang-terangan, ia tahu jika Siyeon adalah pacar resmi Jeno tapi tetap saja dirinya merasa kesal.

"Aera!!"

Aera berbalik ia menatap malas sahabatnya itu, "ngapain sih nyuruh gue kesini." Protesnya.

Eric terkekeh, "nih mau kasih ini ke lo, dateng ya, harus sama Felix."

Aera mengernyit bingung ketika menerima undangan dari Eric.

"Ini serius!!? Lo mau tunangan sama Shuhua yg model terkenal itu."

"Ya serius lah, kalau bukan karena perjodohan sialan itu juga gue gk akan mau."

Aera menatap prihatin temannya itu, "yg sabar ya bro, kalo gitu gue cabut dulu."

Aera memeriksa ponselnya ketika ada pesan masuk di benda itu.

Jeno
|Nanti pulang bersamaku.
|Aku tunggu di minimarket persimpangan.




































Aera celingak-celinguk merasa jika situasi aman dia langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil hitam itu.


"Maaf lama. Kita mau kemana?"


"Ke apartemenku."


Hanya jawaban singkat dan Jeno langsung menjalankan mobilnya, suasanya pun hening selama perjalan. Aera tak mau banyak bicara juga mungkin Jeno sedang ada masalah, kan kita juga gk tau ya.

Sampai di apartemen Jeno langsung masuk begitu saja ke kamarnya meninggalkan Aera yg menatap bingung tingkah Jeno. Tak mau di perbesar Aera memilih untuk duduk di sofa ruang tamu dan melihat isi apartemen Jeno.

Ceklek!


Aera menoleh menatap Jeno yg baru saja keluar dari kamarnya, dengan baju santainya dan handuk kecil yg ia pegang untuk mengeringkan rambutnya yg basah.

Aera menelan ludahnya secara kasar, dimatanya Jeno terlalu hot untuk saat ini. Oh ayolah, ini baru kali pertama dirinya melihat Jeno menggunakan pakaian sesantai itu ditambah rambut basahnya.

Jeno mendudukkan dirinya di samping Aera dan menarik pinggang Aera membuat gadis itu terduduk di pangkuannya Aera tentu saja kaget, bahkan sempat memekik tertahan.

Jeno hanya memandang Aera dengan pandangan yg sulit di artikan, tiba-tiba tangannya menyingkirkan rambut panjang Aera yg menutupi bagian leher kanannya. Jeno sedikit menarik kerah baju Aera ke bawah, matanya menatap lurus ke tanda yg dibuat Felix kemarin.

"Boleh gk sih kalau aku kesal dengan ini." Jeno lalu memandag Aera yg sudah merasa tidak nyaman.


"Kalau aku buat yg di sebelah sini boleh gk?" Jeno menunjuk bagian sebelah kiri Aera. Sontak Aera memelototkan matanya.

"Jeno, kamu jangan macem-mpphhhhhh!!"

Mata Aera membulat sempurna, Jeno mencium bibirnya, bahkan tidak hanya menempel Jeno lebih dari itu. Melumat, menyesap bibirnya secara kasar dan terburu-buru. Aera bahkan kewalahan dengan permainan Jeno.

Merasa kehabisan napas Aera menepuk-nepuk bahu Jeno secara cepat dan Jeno langsung melepaskan tautannya. Menatap Aera yg saat ini dimatanya terlihat begitu seksi. Dengan napas yg tersenggal, rambutnya yg agak berantakan dan bibirnya yg sedikit membengkak akibat ulahnya tadi.






"Sayang, kamu cantik. Sangat cantik." Jeno dengan perlahan menyampirkan rambut Aera yg berada di sisi kiri dan tanpa aba-aba langsung mencium leher gadis itu.

"Jeno-ahhh berhentihh, please." Suara Aera bahkan sedikit bergetar. Entah kenapa ia begitu takut dengan sikap Jeno saat ini.

Jeno menghentikan aktivitasnya menatap Aera yg matanya sudah berkaca-kaca, dia menghela napas kasar dan memeluk Aera, menenggelamkan kepala gadis itu di perpotongan lehernya.

"Maaf, aku kelepasan. Aku terlalu kesal dan gk bisa mengontrol emosi aku. Maaf bikin kamu takut."


Aera mengangguk pelan, ia lalu mengeratkan pelukannya dan semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jeno. Saat dengan Felix memang ia tidak setakut ini, tapi entah kenapa saat Jeno dirinya merasa sangat takut karena Jeno yg ia kenal tidak seperti ini.



"Aera sayang?" Jeno menepuk kecil punggung Aera, saat dirinya menengok ke bawah ternyata gadis itu sudah tertidur pulas. Jeno hanya dapat mengulum senyumnya. Tanpa pikir panjang ia menggendong tubuh Aera dan menidurkannya di kasur miliknya.























Mahakarya seorang Lee Jeno

Mahakarya seorang Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






_____________

Next?

Vote dan comment juseyo😚

Kamsahamnida♡

Mistake // Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang