01. Hate or Love

140 33 3
                                    

Kita membenci satu sama lain, karena kita belum mengenal lebih dalam.

Di pagi hari yang cerah, tapi tidak secerah hati Gabriella. Ia terlihat muram di pagi hari. Ya! Karena sahabatnya Ica izin tidak masuk sekolah. Hal ini membuat bangku kursinya kosong dan sunyi, karena tidak ada tempat gibah selain sahabatnya sendiri.

"Pffttt. Males banget deh hari ini udah nggak ada tempat gibah, ada Ulangan Fisika lagi."
Batin Gabriella

Setelah beberapa menit kemudian, Gabriella melihat sosok tampan dari kejauhan yang berjalan menuju kelasnya.

"Itu anak baru ya? Kok ga pernah lihat."
Gerumunnya dalam hati.

Tiba-tiba sosok tampan itu menghampiri Gabriella.

"Hai?" Sapa seorang cowok berkacamata dan bertubuh kecil itu.

Awalnya Gabriella bersikap sok cuek dan tidak menyadari jika sosok tampan ini sedang menyapa Gabriella.

"E-eh? Gue? H-haii." Ucap Gabriella gagap dan awkward banget.

"Boleh duduk disini?"

"I-iya ta-tapi,.."

"Ohhh okee makasih ya." Selanya.

Padahal Gabriella sendiri belum menyelesaikan pembicaraannya, ia bingung karena bangku sebelahnya milik sahabatnya, Ica.

"Oh iya kenalin nama gue Ezra Brilian, panggil aja Ezra." Ucapnya sambil mengajak bersalaman dan melontarkan senyuman tipis kepada Gabriella.

"Owh iyaa, nama gue Gabriella." Lanjutnya dengan bersalaman.

Kriiiiiiing saatnya jam pertama dimulai.

Dari kejauhan nampak seorang guru yang berkacamata serta rambut yang dikucir pony tail berjalan menuju ke kelas Gabrilla, siapa lagi kalau bukan Bu Ria guru matematika.

"Selamat pagi anak-anak." Ucap bu Irana memasuki kelas.

"Pagi Bu." Seru anak sekelas.

"Hari ini Bu guru akan rapat, jadi mohon untuk kerjasamanya." ucap Bu Irana

"Baik, bu" Seru satu kelas.

"Oh iya saya dapat info dari Bapak Kepala Sekolah. Kita dapat teman baru pindahan dari Surakarta. Silahkan maju dan perkenalkan dirimu, nak."

Ezra berdiri dan memperkenalkan dirinya ke kelas.

"Baik, terimakasih. Silahkan duduk kembali." Ucap Bu Ria.

"Baik, bu. Terimakasih." Jawab Ezra.

"Oh iya, anak-anak maaf saya ada keperluan sebentar, jadi tolong kelasnya dijaga jangan sampai rame." Ucap Bu Ria.

"Yeaayyy, yasshh, uhuuuy" Ucap seluruh siswa bergembira.

"Eh kalian kok pada seneng sih. Saya beri kalian tugas kerjakkan halaman 120-190 dan jangan lupa diberi cara."

Setelah mendengar pernyataan Bu Ria, seluruh siswa langsung mengeluh dan seketika raut wajah mereka menjadi muram.

Dan pada akhirnya seluruh siswa dengan paksa mengerjakkan matematika dengan serius karena besok akan ada ulangan Matematika dan penilaian latihan yg dikerjakkan hari ini.

~matematika ilmu yang menyenangkan~

* * *

Kriiiiing, saatnya pulang!

"Duhhh si gabriella mana ya? Gue cari-cari kok ga ada" batin Vino.

"Ngapain lo? Cari gue?" Ucap si Gabriella sinis karena gabriella masih menyimpan dendam pribadi dengan Vino.

"Eh ngagetin aja lo. Gu-gue mau bilang sesuatu, kalau bu-bu-"

"Ih apaan sih ngomong ga jelas kayak gitu. Cepetan ngomong ngapa? Gue ada urusan penting jadi jangan sia sia in waktu gue yang ga penting cuman buat ngomong sama lo." Ucap si Gabriella.

Vino terlihat sangat tertekan dan seperti menyembunyikan sesuatu dari Gabriella.

"Tapi lo jangan marah dulu. Gue bisa jelasin." Tak sadar keringat mulai jatuh bercucuran di dahi Vino.

"Ih buang-buang waktu aja. Bye" Ucap Gabriella yang hendak meninggalkan Vino.

"Eh, tunggu. Buku lo ilang." Ucapan Vino itu menghentikan langkah Gabriella.

"Apa lo bilang? Lo pinjem buku gue terus lo ilangin? Lo itu gimana sihhh?itu buku gue buat dengan senang hati sampai gue rela ga tidur buat catetan itu dan lo gampangnya cuman bilang ILANG? Terus gimana kalau ada ulangan? Masa gue harus nyontek sama temen? Dan nyalin semua catetan ke buku baru gitu?." Vino yang mendengarkan perkataan itu langsung menutup kedua telinganya.

"Heh lo itu mau ngomong atau mau wawancara?" Sahut Vino.

"Ini semua salah lo, ya. Terus kalau ada ulangan, gue lihat catatan siapa? Bisa-bisa nilai ulangan gue jadi jelek gara-gara lo! Mau dipajang dimana nilai gue? Muka lo ?!"

"Boleh pajang aja kalau lo mau."

*ngak ngak ngak* suara burung gagak.

"Lucu?" Sela Gabriella dengan wajah sadisnya.

"Banget lah, emang humor lo aja yang ketinggian." Ucap Vino dengan gaya sok PD nya.

"Bodo amat!! Yang penting lo harus cari buku gue sampai ketemu!" Ucap si Gabriella.

Saat Gabriella hendak pergi, ia tiba-tiba tersandung tepat di depan mata Vino. Vino refleks langsung menolongnya hingga Gabriella jatuh di dekapan Vino.

Mata mereka bertemu pada saat itu. Vino merasa sangat aneh pada saat itu. Baru kali ini, Vino menolong sosok perempuan yang menyebalkan di seumur hidup.

Setelah beberapa detik mereka sadar kalau mereka seperti sepasang kekasih di mabuk asmara. Vino langsung melepaskan dekapannya dan menyebabkan Gabriella jatuh ke lantai.

"Aduuuhhh gimana sih lo? Punggung gue sakit. Lo kalau ada dendam pribadi ngomong ya!" Ucap Gabriella sambil merintih kesakitan.

"HEHE sorry, tangan gue nggak suka sama orang kek lo!" ledek Vino.

Hayuuu komen apa yang bakal terjadi selanjutnya?

Between Us [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang