10. Surat dan Cokelat

57 2 2
                                    

Rizal: Thor, sekali-kali gue dong yang ngisi quotes di awal part. Kalo Naya mulu, takut readers-nya pada bosen😂
Author: Oke deh 😶 [kadang suka takut sama tuh orang wkwk]

🍁🍁🍁

"Belajarlah menghargai orang lain, sebelum orang lain menilaimu rendah."

-Afrizal Arya Arham-

🍁Happy reading🍁

Naya berlari menuju kelasnya. Setibanya di kelas, ia langsung menghampiri Syela dan Kia yang tengah asyik bicara.

"As-salamu'alaikum," ucap Naya dengan napas yang belum teratur.

"Wa'alaikumus-salam," jawab kedua temannya.

"Pelan-pelan aja Nay, ada apa sih? Abis di kejar Anjing komplek?" tanya Kia.

Naya menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan. "Kalian liat buku diary aku?"

Syela menggeleng. "Kalo aku sih gak liat, kamu udah coba cari di rumah?"

"Udah, seisi rumah udah aku cek. Tapi nihil, makanya coba tanya ke kalian. Kalo kamu Ia, tau gak?" Naya melihat ke arah Kia yang tengah memoleskan bedak pada wajahnya.

Kia langsung menghentikan aktivitasnya. "Hm ... aku liatnya kemarin, pas kamu lagi nulis di kelas. Coba cek di kolong meja kamu kali aja ada," ucap Kia.

Naya langsung melihat ke tempat yang diucapkan oleh Kia. Ia menemukan sesuatu, tapi bukan benda yang sedang dicari, melainkan sebuah coklat dan amplop berwarna biru muda dengan stiker unicorn di bagian luarnya. Tampilannya sangat unik, membuat siapapun yang melihat pasti penasaran dengan isi amplop tersebut. Begitupun dengan Naya, ia langsung membukanya.

Ternyata amplop tersebut berisi secarik kertas, Naya mulai membacanya dalam hati.

Selamat pagi gadis unik ^_^ amplop unik tentunya untuk gadis unik pula.
Tetap menjadi gadis yang penuh keceriaan ya :)

"Tunggu. Gadis unik? Apa ini dari ... ah, gak, gak, gak mungkin." Naya langsung meremas amplop berisikan surat itu.

"Ada nggak, Nay?" tanya Kia sambil menghampiri Naya.

Gadis itu menggeleng, dan menyodorkan coklat yang tadi ia temukan bersama surat. "Nih, buat kamu," ucapnya.

"Wah, asyik! Tumben banget pagi-pagi ngasih coklat." Kia langsung menyambut coklat itu dengan senang.

"Lah, buat aku mana, Nay? Masa Kia doang yang dikasih," protes Syela ketika melihat Kia menerima coklat.

"Berbagi aja." Naya sangat malas untuk berdebat kali ini.

Bel masuk pun terdengar nyaring, membuat para siswa memasuki kelasnya masing-masing. Tak lama kemudian, seorang guru masuk ke dalam kelas Naya.

"Silakan kumpulkan tugas kalian!" titahnya.

Naya membuka tasnya, mulai mengecek satu-persatu buku yang ia bawa. Rasa gelisah mulai ia rasakan, ketika buku tugas tersebut tak kunjung ditemukan.

"Ya ampun, buku tugasnya ketinggalan!" gerutu Naya.

"Siapa yang tidak mengumpulkan? Sebelum saya sebutkan nama, lebih baik kalian sadar diri." Guru itu terlihat sangat tegas, membuat kelas ini sangat hening.

Surat MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang