Mata kecokelatan milik Chaeryeong menangkap seseorang yang hendak berjalan melewatinya. Jantung milik Chaeryeong mulai berdetak tak karuan.
Padahal orang tersebut cuma lewat di depannya, ia tidak menghampiri Chaeryeong.
Gadis berambut panjang cokelat itu menghela napasnya gusar. Ia selalu saja bersikap aneh di depan Taehyun. Ia selalu merutuk kepada dirinya sendiri.
Atau mungkin seharusnya ia menyalahkan Taehyun karena telah membuat dirinya tertarik pada cowok itu?
Bahkan membuat dirinya merasa aneh di hadapan cowok itu? Chaeryeong tidak tahu, ia tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah terhadap kelakuannnya sendiri.
Memang terkadang apa yang kita lakukan lebih cepat dibandingkan dengan otak. Begitupun dengan Chaeryeong, terkadang ia tidak memikirkan terlebih dahulu apa yang harus ia lakukan, jadi ia malu sendiri di depan Taehyun.
Cheryeong menelungkupkan kepalanya di atas meja kantin yang dingin ini. Pikirannya sudah berkeliaran dari tempatnya.
"Chae, lo ga makan?," ucap Ryujin sambil menepuk pundak Chaeryeong pelan.
"Chaeryeong ga mau makan, ga laper," jawab Chaeryeong dengan posisi sama.
"Nanti lo sakit Chae," ujar Ryujin.
Masa bodohlah dengan perutnya, toh Chaeryeong juga sedang tidak berselera untuk makan.
"Taehyun, kapan ya Taehyun tau perasaan Chaeryeong?," gumam Chaeryeong.
"Hah? Taehyun? Lu lagi mikirin Taehyun lagi?," tanya Ryujin.
Chaeryeong mengangguk. Bukan Lee Chaeryeong namanya kalau tidak jujur sedikit pun.
"Kan lu bisa ngomong sama Taehyun langsung," ucap Ryujin.
"Tapi kan Jin, ga gampang loh bilangnya. Nanti Chaer malah ribet sendiri," jawab Chaeryeong lalu mengangkat kepalanya menatap Ryujin.
"Kan lo orangnya pemberani. Lee Chaeryeong gadis paling pemberani di SMA Star Academy, keahliannya dalam bernyanyi dan menggambar sangatlah luar biasa," ucap Ryujin seakan-akan berpidato mendeskripsikan temannya itu.
"Ah, Ryujin lebay. Gambaran Chaeryeong kan ga bagus," keluh Chaeryeong sambil mengerucutkan bibirnya.
"Eh kata siapa?! Siapa hah yang bilang gambar lo ga bagus?! Sini-sini bawa orangnya, mau gue ceburin ke Ciliwung," ucap Ryujin gemas.
"Lagian ya gambar lo kan bagus masa ada orang yang bilang jelek,"Tiba-tiba Chaeryeong menangis.
"Huwaaa Ryujin jahat, Ryujin mau ceburin Chaer ke Ciliwung kan? Huwaa kan Chaeryeong yang bilang gambar Chaeryeong itu jelek, huwaa,"
Lupa gue kalau lagi ngomong sama ni anak. Batin Ryujin.
"Eh bukan gitu, maksudnya itu sebuah perumpamaan," ucap Ryujin lalu tersenyum.
"Ih mana ada perumpamaan kayak gitu?!," geram Chaeryeong.
Salah lagi gua. Batin Ryujin pasrah.
+×+
Taehyun menyumbatkan headsetnya di kedua telinga. Ia membuka buku catatan astronomi favoritnya.
Namun suara notifikasi dari ponselnya kembali mengganggu. Direct Message Instagram, Chat, WhatsApp, Telegram, semuanya memenuhi notifikasinya.
Entah sudah berapa orang yang menjadi pengikutnya sekarang. Ia sudah muak, menjadi orang yang di kenal oleh banyak orang itu tidak menyenangkan.
Ia hanya ingin hidup tenang dan belajar astronomi tanpa ada gangguan.
Taehyun memejamkan matanya. Bintang-bintang dan langit-langit memenuhi penglihatannya walaupun hanya ilusi. Taehyun menyukai langit malam, apalagi yang penuh bintang, ia hanya perlu memejamkan matanya untuk membayangkan itu semua.
Ingin sekali mempunyai satu bintang yang menenangkan dirinya, tapi bagaimana cara mendapatkan 'bintang' tersebut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stargazing˖⋆₊
Fanfiction❝Stargazing, looking for my light With you by my side, I know we'll make it some day,❞ ˖⋆₊ Lee Chaeryeong, bisa disebut sebagai gadis yang polos di kelasnya. Namun dibalik kepolosan Chaeryeong, ia gigih dalam mengejar Kang Taehyun, cinta pertamanya...